Octagon 3 - 135 : Nama Baik Keluarga Pt. 1

235 29 26
                                    

"Please behave well."

Kalimat itu membuat Seonghwa langsung menelan ludah, pun menekan egonya, yang saat itu begitu takut ditinggalkan oleh Hongjoong. Padahal, disaat yang lain berkumpul di common area, Hongjoong memilih untuk membawa Seonghwa pergi terlebih dahulu-untuk bicara berdua, secara privat di hunian milik Hongjoong, yang dihuninya dengan Yunho.

Dalam gerakan rapuh, Seonghwa mengangguk.

Nafsunya terabaikan-Seonghwa berusaha tak memikirkannya.

Terlebih ketika Hongjoong mengatakan, "orang tua aku ada di sini. Kalau kamu mau semua baik-baik aja, jangan lakuin apapun yang bisa ngerusak semuanya. Paham?"

Seonghwa mengangguk lagi.

Dalam decakan menahan kesal, Hongjoong agak menggigit giginya sendiri. "Kita itu gak tau sebanyak apa orang tuaku tau. Nyatanya, mereka tau banyak. Kalau semisal Paman buka tentang video itu-"

"Mereka bakal tau kalau aku yang minta kamu bunuh Dion?!" Seonghwa menyela, bertanya dengan panik, dan langsung menutup mulutnya sendiri. Air mata langsung menggenang tiba-tiba. "Ya Tuhan... Hongjoong..."

Berusaha sabar, Hongjoong menghela napasnya. "Makanya, jangan macam-macam, ya? Kita gak tau, orang tua aku di sini berapa lama."

"T-tapi..." Seonghwa tak bisa menahan, ketika benar sadar bahwa dia telah mengacaukannya. "Hongjoong... terus aku gimana...? Terus... t-terus... gimana cara pandang orang tua kamu ke aku...?"

Ya, sebenarnya jika Hongjoong ingin menjawab dengan kasar, ia akan mengatakan, 'itu mengapa jangan bertingkah. Diam saja dan biarkan aku menyelesaikan urusanku untuk beberapa tahun ke depan.'. Karena bagaimana pun juga, jikalau Hongjoong tak dikeluarkan dari Universitas Bakti Bangsa, masanya hidup sebagai keanggotaan dasar di lingkaran dalam hanya tersisa satu tahun.

Walau memang posisi null-nya sekarang membuatnya harus kuliah lagi, untuk menuntaskan satu tahun tersisa untuk mengakhiri keanggotaan dasar, tetapi Hongjoong juga harus melewati tiga tahun lainnya untuk mengurus lingkaran dalam baru di Universitas Badasa-Hongjoong percaya diri akan itu.

Jadi, waktunya semakin terulur, bukan?

Dan Seonghwa, masih tak mengerti juga.

"Udah, nanti aku bantu cover." Hongjoong mencoba menenangkan, dengan menyentuh pipi Seonghwa dan mengusapnya. Sebenarnya, jikalau bukan bersama Seonghwa, Hongjoong tak akan memedulikan perihal yang dirasakannya sekarang. Walau, rasanya tertahan karena persetubuhan mereka terinterupsi di saat belum benar-benar terasa apapun, Hongjoong pun melanjutkan. "Selama ada orang tua aku, jangan minta seks. Paham?"

Tak disangka, Seonghwa langsung mengangguk.

Hongjoong yang mengusap pipinya terkejut sendiri di sana. "Mm... pokoknya jangan. Tidur lagi sama San, tapi tanya dulu ke dia dan Wooyoung, kali mau barengan."

"Gak sama Hongjoong...?"

"Aku harus nemenin Nagyung." Hongjoong menjawab, dengan cepat. "Nanti aku tidur sama dia, mungkin juga di bangunan utama-Ibu sama Ayah gak akan biarin dia di sini."

Karena penjelasan itu, Seonghwa menganggukkan kepalanya, memahami. "Oke... kalau gitu...gak boleh cium, gak boleh ngewe... gak boleh... bertingkah?"

Hongjoong tersenyum mendengarnya, memberikan tepukan di kepalanya. "Pintar. Kelinci pintarnya siapa?"

"Mau kucing." Seonghwa cemberut seketika. "Mau jadi meng..."

"Kok?" Hongjoong sedikit memiringkan wajahnya. "Dulu kamu senang-senang aja dipanggil kelinci?"

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang