Octagon 3 - 136 : Nama Baik Keluarga Pt. 2

217 30 53
                                    

Setelah mendengarnya, tepat setelah makan malam, Hongjoong mengerutkan dahinya seketika. Di mana, Hongjoong berpisah tak makan malam bersama yang lain, untuk melakukannya bersama sang kakek, kedua orang tuanya, juga kedua orang tua Yunho.

Nagyung, Yunho juga Junhong sendiri tak bergabung bersama.

Tetapi ya, Hongjoong tak paham, akan yang dibicarakan. "Sebentar, apa maksudnya...?"

"Kamu, akan pergi dengan kami setelah ini." Jihyun mengambil alih, setelah melihat ke arah Gongyoo, suaminya, yang mana Hongjoong sadari, belum bicara sepatah kata pun padanya. "Ibu, Ayah, juga Om Naven."

"Om juga...?" Hongjoong bertanya pada Ayah Yunho.

Di sana, Sungil mengangguk sambil tersenyum ramah. "Benar."

"Terus Nagyung gimana?" Hongjoong bertanya lagi pada Jihyun.

Jihyun melirik ke arah Hyekyo.

Yang mana Hyekyo langsung menjawabnya. "Nagyung sudah dititipkan pada Tante. Kamu pergi dulu dengan orang tua kamu, dan suami saya, ya. Sebentar saja, mungkin tiga hari?" tanya Hyekyo memastikan.

Karena itu Jihyun menjawab lagi. "Semoga tiga hari selesai."

"Tapi—"

"Tidak ada tapi." Gongyoo tiba-tiba membalas, sebelum melihat ke arah Ayahnya sendiri di sana. "Ayah, saya minta maaf kalau Hongjoong menyulitkan."

Sang kakek terkekeh. "Bukankah sudah biasa? Toh, sama saja seperti kamu dahulu."

Sungil sedikit tersenyum, menahan tawa. Lalu Sungil memilih untuk berucap hal lainnya. "Tuan Tanjung Prananto—"

"Nama depan saja, tidak apa-apa." Prakash, tersenyum pada Sungil, memotong. Sebelum Prakash menepuk bahu sang anak pertamanya, yang kebetulan berada di sampingnya—namun berbeda sisi meja. "Anak saya sudah mengatakan, bahwa memang, kamu yang paling cocok untuk mendampingi anak saya nantinya. Ke depannya."

"Ah, suatu kehormatan bisa menjadi kepercayaan Antara." Sungil langsung mengangguk sopan, lalu kembali untuk melanjutkannya. "Tuan Prakash, kami berterima kasih untuk segalanya, karena telah diizinkan untuk datang kemari, dan menjadi bagian lebih dalam dari Antara. Apapun itu, saya akan membimbing kedua anak saya, untuk bisa mengikuti jejak saya. Tak akan sedikitpun saya membuat perbedaan dari tak ada darah saya sedikitpun mengalir pada darah mereka."

Hal itu membuat Prakash tersenyum, dengan senang juga tenang. "Sama sekali bukan masalah. Jika ada kesulitan untuk mendidik, bisa minta bantuan pada anak saya. Bagaimana pun juga, Gongyoo ini tak gagal untuk mendidik Hongjoong."

Hongjoong yang mendengar memutar mata.

Disadari oleh Jihyun yang langsung menggelengkan kepala padanya, memintanya untuk tak bertingkah.

Prakash juga rupanya sadar, langsung terkekeh sebelum mengusap lengan sang anak, agar tak melihatnya. "Sudah. Tahan, ya?"

Hongjoong mengernyit lagi.

Tahan?

Tahan untuk apa?

Menghadapi Hongjoong?

"Sekarang, berangkatlah. Kabari untuk apapun, seperti biasa." Prakash langsung teralih, pada Hongjoong, dan membuatnya tersenyum lagi. "Ada yang mau kamu bawa, cucuku? Kalau ada, cepat ambil, dan kembali dalam lima menit. Kalian akan berangkat."

Hongjoong sebelumnya abai—merasa lelah.

Namun di detik selanjutnya, Hongjoong teringat pada flashdisk yang diberikan oleh Woobin, dalam jaketnya. Maka dari itu, Hongjoong, walau kesal, tetap menunduk pamit secara sopan dan langsung melesat pergi, menuju huniannya.

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang