༄ᶦᶰᵈ᭄✿46࿐.

53 17 2
                                    

.

.

.

.

.

Wush

Tarik

"Puaskah kau melakukan itu padaku Kawaki....!" Intruksi seseorang dengan nada sedikit emosi dan murka menariknya sedikit kasar membuat Kawaki hampir terjerembab kedepan.

"HN...!" Tak sesuai dengan jawaban yang diinginkannya. Membuatnya semakin murka dan kembali menarik tangan kuning Langsat milik Adik Tirinya. Eida sedikit mendorong tubuh Kawaki. Ia kembali berucap.

"Kau keterlaluan Kawaki... Apa belum cukup kau menyakitiku... Apa kau tidak punya perasaan... Sampai kapan kau melakukan ini kepadaku, sampai kapan....!" Tereakan lantang menggema di penjuru rumah itu... Eida terus menerus mengguncang tubuh Adik Tirinya yang amat dicintainya.

Wush

Hempas

"Sampai aku mendapatkan apa yang aku inginkan....! Aku akan berhenti menyakitimu...!" Ucap nya sambil menghempaskan kedua tangan Nee-sannya. Ia berhenti sejenak lalu kembali berucap.

"Termasuk harus merebutnya darimu...! Aku akan melakukannya...!"

Wush

Grak

Deg

"A-apa yang ka-kau katakan Kawaki.... Kau tidak bercanda kan...!" Serunya lagi sedikit shock dengan perkataan yang dilontarkan mulut Adik Tirinya. Sungguh ini di luar nalar hatinya.

"Za...! Aku sedang tidak bercanda... Jadi minggirlah. Jangan menghalangi langkahku. Aku sedang tidak ingin diganggu, perutku sudah tidak bisa diajak kompromi lagi. Cacing cacing diperut ku sedang demo minta jatahnya. Jadi pergilah dari hadapanku...!" Ucapnya sedikit kasar, walau ia sadar ucapannya sedikit menyakiti Kakak tirinya. Setidaknya ia berkata dengan jujur.

Sheet

Menyingkirkan tubuh Kakak tirinya yang masih mematung di tempat. Lalu berjalan kedepan tanpa tahu bila bahaya sedang mendatanginya.

Wush

Shret

Brag

"Ukhhh....!" Ringis Kawaki ketika punggungnya tak sengaja terantuk tembok rumah nya. Sedikit rasa nyeri dirasakannya. Ekspresinya merengut sedikit tak suka dengan tindakan Kakak tirinya . Kakak tirinya benar benar sungguh keterlaluan.

"Apa yang kau lakukan Kak....! Ini sakit...!" Serunya sedikit Lantang , ia mengangkat tubuhnya. Namun tangan Kakak tirinya menghalanginya. Memelototkan matanya. Namun dihiraukan Kakak tirinya. Kakak tirinya justru meremas pundaknya sedikit kasar. Membuat Kawaki kembali meringis kesakitan.

"Apapun yang kau lakukan , aku tidak peduli Kawaki. Kau hanya milikku seorang siapapun tidak bisa memilikimu....!" Serunya lantang membuat Kawaki menatap horor kearah Kakaknya. Gila ajha yang benar saja... Apa Kakaknya sudah nggak punya otak. Itu keterlaluan, ini tidak bisa di biarkan.... Sekuat tenaga ia lepas dari kukungan Kakak tirinya.

Sheet

Dorong

Usahanya pun tak sia-sia Kakaknya pun sedikit terdorong menjauh darinya.

"Kakak benar benar sudah gila....!" Umpat Kawaki lalu langsung buru buru pergi dari sana. Dengan tingkah Kawaki yang seperti itu justru semakin membuat Eida sangat jengkel dan terbakar api emosi. Tak kuasa menahan sebaknya di Dada. Eida kembali menarik tangan nya , namun baru akan menyentuh tangannya, sebuah tangan sudah duluan menghalanginya.

Membuat mau tak mau Eida langsung bereaksi dan menoleh kan wajahnya menghadap kearahnya.

"Sudah cukup... Hentikan ini...!" Ucap seseorang , di Nada suara orang itu terselip ada Nada lelah yang sangat kentara. Ia sudah capek dengan kejadian ini yang serupa. Itu membuatnya sedikit pusing . Tak sadarkah bila tingkahnya benar benar sangat memuakkan dan menyebalkan baginya, kesabaran ada batasnya.

Tak pernahkah Istrinya berpikir begitu. Tak sadarkah Istrinya bila kelakuannya benar benar sangat menjengkelkan baginya. Dia manusia bukan robot. Ingat....!.

Tarik

Dengan kasar Sosok itu menarik pergelangan tangan Kawaki. Lalu ditariknya dan berjalan kedepan menghiraukan Eida yang masih mencerna dengan kejadian barusan. Mereka berjalan lurus, Kawaki menundukkan wajahnya ke bawah. Ia hanya manut dengan tarikan sosok itu. Sosok yang sebenarnya adalah Uchiha Boruto. Kakak Iparnya sekaligus orang yang sangat di kaguminya dan berharga baginya.

Mempercepat langkah kakinya membuat Kawaki sedikit kewalahan mengimbangi langkah Kakak Iparnya. Memasuki dapur tempat tujuan utama Kawaki.

"Sungguh tak punya hati... Apakah dia dengan mudahnya melupakan kejadian waktu itu. Benar benar konyol. Ha ha ha....!" Tiba tiba Eida berucap sesuatu yang membuat Kawaki langsung terkejut dan menghentikan langkahnya. Ekspresi yang tadinya sedikit takut kini berubah terkejut .

Boruto menghentikan langkahnya. Ia berhenti sejenak sambil mengerutkan kedua alisnya. Sedikit bingung dengan apa yang dikatakan Istrinya.

Entah apa yang membuatnya sedikit bingung ia pun menghentikan langkahnya.

Berbanding terbalik dengan kondisi Kakak Iparnya . Kondisinya sedikit memucat entah mengapa ia sedikit takut dan was was.

Keadaan Kakak Iparnya tak kunjung bergerak. Membuat Kawaki semakin dag Dig dan pucat.

"Aku tidak tahu apa yang kau maksud atau yang kau bicarakan. Yang jelas satu hal. Aku sedikit tidak suka dengan kelakuanmu. Tingkah mu benar benar membuatku agak gedek....!" Ucapnya berbanding terbalik dengan yang dipikirkan mere ka. Membuat Eida mengangakan mulutnya lebar-lebar tak percaya dengan apa yang dikatakannya. Bukan hanya Eida yang terkejut, dengan apa yang dikatakan Kakak iparnya, Kawaki malah semakin terkejut dengan apa yang di dengarnya. Dia tidak sampai berpikiran seperti itu. Benarkah Kakak Iparnya melupakan begitu saja. Tiba tiba rasa sakit merebak di bagian dadanya. Namun secepat kilat Kawaki menggelengkan kepalanya cepat cepat. Ia berpikir mungkin itu efek obat yang masih tertinggal di dalam tubuh Kakak Iparnya. Mengingat obat itu sangatlah berbahaya juga berdosis tinggi. Jika itu bukanlah Kakak Iparnya dipastikan akan lebih berbahaya . Kakak Iparnya itu sangat kuat.

"Sudah Kak.....! Tidak usah diladeni ... Kita pergi saja....!" Pada akhirnya Kawaki menarik pergelangan tangannya dan memeluk Kakak Iparnya untuk segera pergi dari hadapan Kakak tirinya. Jika lama lama di hadapan Kakak tirinya. Takut nya akan bertambah runyam. Sebisa mungkin Kawaki menghindarinya. Beruntung lah Kakak Iparnya tak ambil pusing dan hanya manut mengikuti keinginannya.

Mereka pun berlalu pergi meninggalkan Eida yang mematung ditempat mencerna kejadian apa yang barusan dialaminya tadi.

.

.

.

.

.

.

.

TBC


.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Want to be with You...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang