2. banteng PDIP

97 16 2
                                    

Playlist|

Heaven and back - Chase Atlantic

Heaven - Julia Michaels

"Lo ceweknya Jake kan?" Chaya menepis kasar tangan cowok kurang hajar yang menghadang jalannya saat berniat membeli mie ayam depan komplek, matanya menatap tajam penuh rasa jengkel.

Bukannya takut, kedua cowok berbau matahari itu malah menertawainya dengan maksud mengolok, "Duh, galak. Jadi takut."

"Tapi gue suka yang galak-galak gini, biasanya agresif hahahaha.." salah satu dari mereka menarik rahang Chaya cukup keras hingga ia kesusahan untuk melawan.

"Apa kita coba aja ya? biar tau rasa si Jake anjing hahaha, kalau dia ngamuk kan otomatis Jay sama yang lain turun tangan.. gue mau nyari alasan biar bisa bacok Jay brengsek.."

Mendengar omongan menjijikan yang keluar dari cowok berbibir biru karena hisapan nikotin berulang itu, Chaya meludahi wajahnya.

"CEWEK ANJING!" cowok itu melepas cengkramannya, kelakuan Chaya menyulut emosinya, dijambaknya rambut Chaya dengan kuat. "Lo udah nggak sabar hah?" katanya kotor.

"Lepasin gue, anjing! Bokap gue tentara, lo bisa ilang dari muka bumi abis ini!" gertakan Chaya yang terdengar seperti bocah SD membuat keduanya tergelak.

"Oh ya? lo pikir gue takut? Kenapa nggak panggil bokap tentara lo itu sekarang hah? Nggak ada yang bisa nolong lo sekarang.. lo sendirian.." Chaya mulai kehilangan kepercayaan diri.

Sendirian. Benar, dia hanya sendirian.

Tampaknya sesuatu yang buruk benar-benar akan terjadi, Chaya lemas, mungkin ia akan bunuh diri setelah ini.

Dua orang cowok bajingan itu berusaha menyeret Chaya ke sebuah gang terbengkalai di sekitar komplek, namun usaha mereka gagal karena salah satu dari mereka terkena lemparan balok tepat di batok kepalanya hingga membuatnya berdarah.

"YES! TEPAT SASARAN!" langkah mereka terpasung menyaksikan Jake dengan rambut pangeran disneynya tersenyum lebar dari jarak dua meter memamerkan giginya yang rapi dan melambaikan tangan. "TMI sih sebenarnya, tapi gue emang selalu tepat sasaran kalau ngelempar sampah pada tempatnya."

"Bagus deh lo datang, jadi kita bisa minta izin sama lo mau make cewek lo ini, atau lo mau join?" ujar cowok yang kepalanya berdarah itu masih bernyali memprovokasi Jake yang tampaknya telah terpengaruh karena tangannya mengepal dan rahangnya mengencang.

"Kalian tau nggak tulang rusuk manusia ada berapa?" tanya Jake tiba-tiba membuat kening dua orang cowok bajingan itu terlipat.

"Gak jelas lo anjing.."

"Ada 24 alias 12 pasang. Kalian pilih mau kehilangan berapa dan bagian mana, gue kasi waktu 10 detik dari sekarang... satu..dua.." perkataan Jake membuat otak mungil keduanya yang jarang dipakai untuk bernalar kebingungan.

"Sepuluh. Waktu habis, berarti gue yang milih mau yang mana." Jake melakukan perengangan dengan santai lalu mulai berjalan mendekati keduanya sambil memungut balok di sebuah rumah yang baru dihancurkan.

Melihat Jake yang percaya diri dan tatapannya berubah tajam, membuat kedua cowok itu agak menciut secara psikologis, mereka refleks mundur.

"Lepasin tangan kumal itu dari Chaya sekarang, atau jumlahnya gue tambah?"

Kedua cowok itu menelan ludah ngeri karena baru memahami apa yang Jake maksud, tapi masih memikirkan harga diri membuat mereka mematung.

"Jake, gue nggak apa-apa." Suara Chaya bergetar, wajah pucatnya dan ketakutan di matanya membuat Jake makin sakit hati.

"Shit, kayaknya tulang rusuk nggak cukup, harus dibikin koma.."

Jake memulai perkelahian, kedua cowok itu mencoba melawan, mereka mendorong Chaya begitu saja di jalanan. Chaya tampak sesak nafas sejenak kemudian kehilangan kesadaran.

***

"PDIP?" kata pertama Chaya setelah pingsan cukup lama lumayan mengagetkan.

"Chayaa, lo kerasukan Mega Chan?" Abista langsung heboh dan menangkup kedua pipi Chaya dengan panik.

"Lo pikir Mega Wati itu iblis?" Arsya sungguh tidak habis pikir dengan kebodohan saudara kembarnya yang memiliki kecerdasan tidak identik dengannya.

"Gue nggak ikutan ya!" Jake mengangkat kedua tangannya ke atas dengan tampang dramatis.

"Ini kenapa ramai sih, terus kenapa Jake pakai baju partai PDIP?" tanya Chaya polos, masih setengah sadar.

"Minum dulu, Cha." Ningning menyodorkan segelas air pada Chaya dan diturutinya dengan patuh. Perlahan-lahan ingatannya kembali berserta ketakutannya.

"J-jake yang tadi.. lo gapapa?"semua orang mendadak diam dan melihat ke arah Jake.

"Gue nggak apa-apa, lo tenang aja, mereka udah gue beresin, sekarang lagi bobo jelek di rumahnya."

"Apa yang lo lakuin?" tanya Chaya penuh curiga. Semua tentang Jake pasti di luar nalar normal people.

"Udah, gak usah dipikirin." Jawab Jake santai.

"Gimana nggak dipikirin, lo nggak serius bikin mereka koma kan?"

"Cha, lo baru bangun setelah setengah hari pingsan.." Ningning menyela, mencoba mendistraksi Chaya.

"Aman kok, cuma gue jewer dikit. Ya kali gue sebrutal itu, apa nggak di penjara?"

"Sya, beneran?" Arsya yang sedari tadi diam main hp menoleh, kemudian mengangguk kecil.

Jake menghirup nafas lega, beruntung Chaya bertanya pada Arsya yang tenang dan pandai mengatur ekspresi wajah bukan pada Abista yang hobi keceplosan.

"Terus kenapa lo pakai kaos partai?"

"Baju Jake kena dar—"

"—darara rararari, pas Giselle nyanyi lagu itu dia sambil bawa kopi numpahin baju gue.."

"Kopi? bukannya Giselle ga suka minum kopi?"

"Tadi dia mendadak pengen kopi, lo tau lah Giselle random dan hari ini dia pindah ke sini.. btw.." Ningning mengambil alih situasi yang runyam itu.

"Oh ya?"

"Iya, adek lo." Judes Ningning. Pasalnya kesabaran Ningning yang setara tisu dibagi sekampung sangat tidak cocok bergaul dengan Giselle yang slow motion mode.

"Terus tiga makhluk astral ini apa urgensinya di sini?" Jake dan Abista baru saja ingin komplen dengan istilah yang Chaya gunakan tapi langsung dipelototi Ningning sebagai jubir dadakan."Nganterin Giselle, soalnya dia sepupu Jake."

"Hah?"

"Ya, sepupu si stalker. Kan gue udah bilang Giselle itu nggak bego-bego amat. Dia deketin lo karena di suruh sama Jake." Tuding Ningning dengan tatapan setajam silet pada Jake, sang tersangka di matanya.

"Nggak gitu sumpah.." Jake membela diri.

"Masuk akal.." Abista membuka suara, "Pantas gue sering liat Jake beliin Giselle hadiah.. ternyata gue salah menganggap dia tobat.."

"Lah, Giselle sepupu gue, wajar kalau gue beliin dia hadiah, lo kan tau gue family man banget orangnya.." Jake mencoba menyelamatkan martabatnya di depan Chaya sebelum Abista membuka aibnya lebih jauh.

Abista tidak dapat mengendalikan tatapan julidnya pada Jake, "Dih, bukannya lo jahat banget sama Giselle? Gak ingat lo kelakuan siapa yang males jemput Giselle pulang kuliah dan bikin dia nunggu di kampus sampai jam 1 malam?"

Jake memberi Abista pelototan agar diam, kemudian tersenyum pada Chaya,"Jangan dengerin suara setan ya, Cha, gue punya alasan." Jake melakukan klarifikasi.

"Bi, air jordan diornya, cancel jangan?"

Abista baru ingat perjanjiannya dengan Jake untuk tutup mulut dan diam selayaknya arca candi saat Chaya siuman dengan sogokan sepatu air jordan dior. "Oke, siap salah. Tadi, gue cuma ngarang."

ENIGMA : Tanda Tanya (?) |wintkeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang