Study Tour

87 27 0
                                    

Hikaru memasang earphone di telinganya
untuk mencegahnya mendengar musik
dangdut yang di putar Kira and the genk, si
tukang rusuh.

Cih, apa bagusnya sih dangdut?

Hikaru menatap pemandangan luar bus
dengan jendela di sebelahnya di iringi musik yang dia sukai sedang mengalun di telinganya.

" Hei, boleh duduk disini?"

Hikaru menoleh dan terkejut begitu Ten
duduk di sebelahnya sambil menutup
ritsleting jaketnya.

" T-tunggu dulu. Ini tempat duduknya Karin!" Kata Hikaru memperingatkan.

" Karin duduk di tempat dudukku dan
menyuruhku duduk disini. Katanya hanya
sementara Sampai pemberhentian terakhir
dia akan pindah katanya." Kata Ten santai
kemudian menoleh ke Hikaru.

" A-ada apa? " Tanya Hikaru bingung karena
Ten menatapnya.

Ten tak menjawab, dia hanya menunjuk
salah satu earphone di telinga kanan Hikaru.

Hikaru hanya mendengus kemudian
menarik earphone bagian kanannya dan
memberikannya pada Ten.

" Terima kasih cantik." Kata Ten kemudian
memasang earphone itu di telinganya.

Sementara itu Hikaru mendongak kaget.

" H-hei tadi kau-"

" Kenapa? Kau memang cantik." Kata
Ten sambil mengeluarkan hpnya dan
menyalakannya.

Muka Hikaru kembali merah dan memilih
untuk menikmati pemandangan di luar bis
supaya ia tak memikirkan perkataan Ten
yang tadi.

Sreet..

Hikaru merasa pundaknya berat, dia menoleh dan menatap Ten yang tertidur dengan kepalanya menyandar di bahu Hikaru.

Hikaru tertawa geli melihat Ten yang sudah
tertidur, dia lalu menyamankan posisinya dan ikutan tidur bersama Ten walau tidak bersandar balik.

.

.

.

Malam harinya.

" Langsung ke kamarnya masing-masing!"
Perintah Risa.

" Saya akan berkeliling hotel dan mengawasi semua kamar kalian! "

" Karin." Panggil Hikaru.

Karin yang sedang mencatat ke pemilikan
kartu kamar hotel menoleh ke Hikaru.

" Ada apa?" Tanyanya.

Hikaru lalu memberikan kartu kunci kamar
mereka.

" Kau dan yang lain duluan saja, Aku mau ke toilet Gak tahan banget!" Kata Hikaru.

" Biarkan kita membawa barang-barangmu ya. Jadi kau gak usah capek-capek." Kata Karin sambil mengambil alih kartu kunci kamar mereka.

" Makasih ya Karin, aku duluan." Kata Hikaru kemudian berlari ke toilet hotel.

Karin memasukkan kunci kartu kamar
ke saku celanannya dan melanjutkan
pekerjaannya.

" Karin."

Karin menoleh dan mendapati Ten berdiri
di sebelahnya.

" Ada apa Ten?"

" Hikaru dimana?" Tanya Ten.

Karin terdiam kemudian tersenyum jahil.

" Dia ke toilet. Katanya gak tahan pipis."

Ten hanya mengangguk kemudian
meninggalkan Karin dan berjalan menuju
Rei.

" Rei!" Panggil Ten.

" Ada apa?".

" Kau pegang kunci kartu ku ya. Aku mau
ke toilet, Aku titip tas ku juga ya."

Rei mengangguk dan mengambil kartu itu.

Ten berlari menuju toilet, Setelah sampai
Dia menunggu Hikaru tepat di depan toilet.

Ten memasukkan kedua tangannya
ke dalam saku jaketnya karena suhu ac di
hotel itu cukup dingin.

" Leganya.."

Ten mengintip dan melihat Hikaru yang akan berjalan keluar.

Kesempatan.

Setelah Hikaru sudah keluar, Ten langsung
mengurung nya di dinding.

" E-e-eh, a-ada apa ini? Ten?!" Hikaru
terkejut begitu Ten mengurungnya
sekaligus malu.

Ten tak menjawab Tangannya terangkat
dan membenarkan poni Hikaru yang sedikit
berantakan.

Hikaru meneguk ludahnya, Baru kali ini
Ten menyentuh rambutnya.

Tangan Ten beralih ke pipi Hikaru yang
agak hangat karena pipinya memerah.

" Maukah kau menjadi pacarku? Hikaru?"
Kata Ten sambil mengusap pipi Hikaru
menggunakan jempolnya.

Hikaru membelakkan matanya Tunggu, Ten menembaknya?!

" M-menjauhlah Ten..." Hikaru hendak
mendorong Ten tapi dengan cekatan
Ten menggenggam kedua tangan mungilnya.

" Aku tak akan pindah sampai kau menjawab iya." Ancam Ten.

Hikaru kebingungan, Bagaimana ini?
Bagaimana kalau ada yang melihatnya?!

" Aku tahu kau menyukaiku. Aku pun demikian. Maka pasti kau takkan menolak." Tangan Ten beralih dari pipi Hikaru dan merengkuh lehernya itu.

" T-tunggu Ten-"

" Aku akan menciummu supaya kau menjawabnya cepat.".

Ten memajukan wajahnya ke wajah Hikaru dengan perlahan Semakin dekat.

Dekat.

Dekaaat...

" I-IYA IYA!! AKU MENERIMAMU!" Teriak
Hikaru.

Ten tersenyum kemudian melepas Hikaru Dan tak lama kemudian, ada seorang
karyawan berlari kearah mereka dengan
tergesa-gesa.

" A-apa yang terjadi?!" Tanya karyawan hotel itu.

" Oh enggak pak Tadi istri saya sepertinya
melihat kecoa di sepatunya. Tapi ternyata
enggak pak." Kata Ten.

Hikaru mendongak dan menatap marah
Ten karena memanggilnya 'istrinya'.

" Syukurlah. By the way, Anda baik sekali menunggu istri anda ketoilet." Puji karyawan itu.

" Saya kan suami yang bertanggung jawab pak." Katanya dengan nada sombong.

Hikaru yang sudah kesal dengan tingkah
Ten segera pamit ke karyawannya dan
menarik Ten menjauh.

" Kami pergi dulu ya pak!" Pamit Hikaru.
Karyawan itu hanya mengangguk saja
sebagai jawaban.

" Hei Hikaru." Panggil Ten begitu mereka sudah menjauh dari karyawan itu.

" Apa hah? Kau itu seenaknya saja bilang
begitu. Jadinya dia-"

Cup!

" I love you." Bisik Ten setelah mencium
pipi Hikaru.

Hikaru terdiam sungguh.. dia sangat malu.

" TENNNNNN!!!"

" Wahahahaha!!"

TenRun AreA! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang