Octagon 3 - 140 : Ciuman Pertama

336 32 52
                                    

Pada tanggal 19 Mei, Gongyoo dan Jihyun sudah pergi lagi, namun katanya hanya sekitar 2 hari, sebelum kemudian menjemput Nagyung untuk pulang, harus mengikuti ujian kuliah tanggal 25 nanti. Juga Sungil kebetulan ikut lagi, untuk dua hari, sebelum nantinya menjemput Hyekyo, sang istri, dan Junhong untuk ikut pulang juga, untuk urusan lain—memperkenalkan sang anak pada situasi.

Ada urusan, katanya.

Biarkan selagi yang lain bersama, para anak kuliahan itu, untuk terus bersama.

Ada banyak yang memilih kegiatan sendiri di siang itu—rasanya, liburan ini memang menyenangkan, tetapi mereka mulai merindukan rumah.

Hongjoong bersama Seonghwa, Jongho dan Nagyung, ikut para pelayan yang bertugas untuk mencari ikan, ke arah lautan. Hitung-hitung, naik kapal sambil berjalan-jalan.

Kebetulan, Yunho, Mingi, Juyeon dan Younghoon bermain kartu, dengan taruhan. Tak ada uang, taruhannya adalah yang kalah mentraktir seluruhnya di ibukota nanti.

San dan Wooyoung berada di dapur utama. Mungkin ini sebuah kesempatan, karena adanya koki yang di mata Wooyoung sangat handal, ia meminta diajari. San mengikuti.

Tersisa Yeosang dan Junhong, yang pada akhirnya bisa mengobrol berdua. Walau sebelumnya juga melakukannya, mengobrol berdua di common area, tapi sekarang mengobrol lebih privat...?

Entah yang pasti, Yeosang dan Junhong tengah berjalan-jalan di sekitar pantai. Berjalan di atas pasir, bertelanjang kaki, dan merasakan sendiri cahaya matahari menerpa mereka langsung, di atas kepala.

Panas.

Namun menyenangkan.

Yeosang dan Junhong berjalan dengan senyuman, di wajah masing-masing. Hanya bicara santai, sesantai itu.

Kebanyakan, Junhong yang membuka topik.

Walau Yeosang bisa mengikuti, "gak apa. Masih ada lain waktu; bukan artinya mahkota kalian terebut. Pasti bisa menang lagi, toh, semua tau sehebat apa Capital F, 'kan?"

Junhong terkekeh, sadar betul Yeosang berusaha membuatnya lebih baik. "Adiknya Mingi itu, hebat memang. Sayang saja, Hazzard lebih cepat rekrut dia. Di sisi lain, tim kami juga gak ada kepikiran untuk ganti yang megang tank role kami."

"Kadang harus ada motivasi untuk jadi lebih baik, 'kan?" Yeosang bertanya, melirik padanya sambil tersenyum.

Karena itu, Junhong yang agak menunduk dari perbedaan tinggi mereka—cukup kontras, 17 senti perbedaan—dan mengedik padanya. "Motivasi gue hilang karena gak datang."

"Loh?" Yeosang mengerjap dengan polos, menunjuk dirinya sendiri dengan malu-malu. "Aku?"

Sebenarnya Junhong ingin melihat, sejauh apa Yeosang sadar bahwa dirinya memiliki kekasih. Bagi Junhong sendiri, melakukan hal bersama dengan kekasih seseorang bukanlah hal baru.

Namun, Junhong takkan menapak jika tak diberi jalan.

Bagaimana pun juga, bagi seorang gamer professional, semua pun tampak seperti sebuah permainan, bukan.? Permainan yang... menyenangkan.

Jadi, Junhong ingin tahu, jawabannya.

"Iya." Junhong mengangguk, lalu pura-pura menerawang. "Gak dapat motivasi di backstage. Coba kalau ada, pasti bisa lebih baik lagi, dan menang."

Sayangnya, Yeosang berpikir, seperti ini rasanya diinginkan. Lagi. Oleh orang lain yang tampak di matanya begitu... hebat?

Dan tampan.

Tinggi.

Juga lebih tua darinya.

Sebagai anak tunggal, yang sebenarnya tak kurang kasih sayang, hanya saja kurang validasi semasa sekolahnya dahulu—menjadi dirundung—membuat Yeosang senang.

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang