Pukul 07.30 masih terlalu pagi untuk melakukan aktivitas di akhir pekan. Disaat gadis sebayanya masih sibuk bergelung dibalik selimut, gadis dengan penampilan kaos dan celana panjang sedang melakukan pekerjaan yang tak semua orang mau melakukannya.
Kenalkan, namanya Kiana Misaki, seorang anak yatim piatu yang di besarkan di panti asuhan.
Suasana di pagi itu sangat ramai, banyak manusia yang berlalu lalang, ada juga para pedagang yang menjajakan berbagai dagangannya. Bau amis bercampur bau sampah sudah menjadi hal lumrah di tempat ini. Apalagi melihat pengamen yang berdesak desakkan sembari menyanyikan lagu dengan suara falsnya. Itu hal yang biasa.
Namun sepertinya ada yang tak biasa disini. Lihatlah disana terdapat seorang gadis dengan tangguhnya memanggul berbagai belanjaan pada pundaknya lalu mengantarnya ke kendaraan sang pembeli, entah itu motor, ataupun becak.
Betul. Dia Kiana, jangan ditanya mengapa ia melakukan itu, karena ia dengan bangga akan menjawab. "Ya buat cari duit lah!"
Kiana mengusap peluh didahinya lalu duduk sembarang di jok motor entah punya siapa. Tangannya mengambil uang dibalik saku celananya lalu menghitungnya. "Mayan lah, lumayan bisa beli bakso. Eh jangan deh, bosen. Beli mie aja aja kali ya?" Monolognya masih memegang uang tersebut lalu tak lama ia masukkan kembali ke dalam sakunya.
Matanya menatap jam tangan di tangannya yang menunjukkan angka 10 pagi. Bukan jam tangan bagus kok, hanya jam tangan 10 ribu yang ia beli di pedagang ujung pasar ini. Itu pun hanya barang loak.
Bila ada teman sekolahnya yang melihatnya, sudah pasti 200% tak akan mengenalinya. Kia sangat-sangat tak peduli pada outfit-outfil apalah itu.
Selesai mencapai targetnya menjadi kuli panggul, Kia pun segera beranjak dari pasar.
"Kia! Udah pulang aja lo? Lagi rame-ramenya nih. Udah banyak duit ya lo?"
"Iya bang! Dah banyak duit gua. Pulang dulu, bang!" Seru Kia membalas seruan salah satu bosnya sembari nyengir. Bosnya merupakan orang Betawi, mulutnya nyablaknya minta ampun. Namun membuatnya menjadi kebal dengan ucapan menusuk.
Kia melanjutkan jalannya, ia menimang nimang apakah ia perlu memakai ojek atau gunakan kakinya saja untuk pulang?
Kia pun memutuskan untuk menggunakan jasa opang (ojek pangkolan) lumayan buat memberikan rezeki ke abang ojek kan?
"Bang Supri!" Yang dipanggil langsung terperanjat kaget. Supri membalik badannya, mengusap dadanya pelan. "Neng … neng, pelan-pelang dong kalo manggil, kaget nih Abang!"
Kia pun terkikik. "Lagian maen judi mulu sih bang! Jadi kagetan kan. Yaudah, anterin Kia dong." Supri langsung masam saat disinggung pekerjaan sampingannya.
Sebenarnya tidak ada korelasinya antara kagetan dengan judi. Namun, Kia ingin saja berucap seperti itu, suasana hatinya juga bagus sehingga kali ini ia mudah tertawa ketimbang marah marah.
Kia naik ke atas motor Supri. Motor itu pun dinyalakan dan menghasilkan suara yang bising dan keras. Biasa lah, motor kuno. Namun Kia malah makin nyengir lebar, entahlah ia mungkin spesies berbeda dari wanita lain, tingkahnya tak satupun yang mengikuti standar wanita pada umumnya. "Bang Supri!! Lama amat sih panasih motornya, jalan ih, nanti telat."
Motor itu bergetar pelan, lantas perlahan melaju dan menghasilkan suara "brum-brumm". "Ngebut bang!!" Motornya pun perlahan menaikkan kecepatannya, meliuk sana sini, menyalip sana sini tanpa takut tertabrak/tersenggol kendaraan lain.
Namun memang jika ada keberuntungan pasti ada kesialan. Setelah mendapatkan banyak uang hari ini, kini tanpa bisa dicegah ada sebuah mobil yang tak sengaja menyerempet motor king Supri saat berusaha menyalip sebuah motor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kawaru (Changed)
AdventureKiana Misaki namanya. Bukan keturunan Jepang apalagi pernah ke Jepang. Ia hanya anak yatim piatu yang kebetulan punya nama unsur Jepang dan suka kartun Jepang. Namun suatu hari saat kehidupannya begitu berat. Ia dipertemukan dengan hamster yang men...