Melihat temannya berusaha membongkar rahasianya di depan Helios, Draka langsung memberi isyarat agar Dokter Rani berhenti. Namun sayangnya, wanita itu mengabaikan isyaratnya. Hingga pada akhirnya, ia bergerak maju dan menarik Dokter Rani. Ia juga membungkam mulut temannya menggunakan telapak tangannya.
"Apa yang kau lakukan, Aka?" kesal Dokter Rani setelah memukul tangan Draka dan menjauhkan tangan pria itu dari mulutnya.
"Kalian saling kenal?" tanya Helios menatap dua orang itu bergantian.
"Kau kenal Rani?" tanya Draka pada Helios.
"Ya," sahut Helios singkat.
Draka menoleh ke arah Dokter Rani dan menatapnya tidak percaya. Kenapa dunia begitu sempit? Andai ia tahu Dokter Rani mengenal Helios, maka selama satu Minggu ini ia tidak akan pergi ke supermarket hanya untuk melihat Helios. Ia hanya perlu bertanya pada temannya dan akan langsung bisa bertemu dengan Helios.
"Astaga, Rani! Kenapa kau tidak bilang?" ujar Draka frustasi.
"Bilang apa? Hely?" Dokter Rani balik bertanya karena tidak tahu maksud Draka.
"Iya. Kalau tahu kau mengenalnya 'kan aku tidak perlu bersusah payah mencarinya selama satu Minggu ini di sini," balas Draka menggebu.
"Kau? Mencariku? Untuk apa?" tanya Helios sambil mengerutkan keningnya.
"Karena kau tidak mau berkenalan denganku. Karena kau tidak mau menyebutkan namamu dan pergi begitu saja. Apalagi sikapmu ... Astaga! Kau bersikap seolah aku ini orang jahat," jelas Draka panjang lebar.
Ya, benar. Sikap Helios pada Draka kala itu memang seperti orang yang bertemu dengan penjahat. Padahal, Draka hanya mengajaknya berkenalan saja karena telah berpapasan dua kali. Apalagi, pertemuan mereka itu terbilang tidak biasa.
"O-oh, itu. Maaf. Aku hanya ... Aku hanya berusaha waspada saja," kata Helios menunduk tidak enak.
"Ya sudah tidak perlu dibahas lagi." Dokter Rani menimpali dan ingin mengubah topik lain, "Jadi Hely, dia ini Pengacara Draka yang sempat aku ceritakan padamu. Dan kau Aka, dia ini Helios atau Hely. Beberapa kali, dia menjadi pasienku di rumah sakit," lanjut wanita itu memperkenalkan.
"Oh, jadi pria tampan ini pengacara handal yang Dokter bilang. Aku pikir dia pria hidung belang," kata Helios mengangguk sambil menahan senyumnya.
"Apa kau bilang? Pria hidung belang?" terkejut Draka.
"Maaf," lirih Helios menyesal.
Helios itu wanita polos yang menilai orang dari wajahnya. Ia menilai Zeus pria setia hanya karena pria itu selalu bersikap dingin pada wanita. Sedangkan Draka, ia melihat pria itu sering menggoda wanita seperti apa yang pria itu lakukan padanya. Padahal, Draka bukan tipe pria seperti itu. Ia hanya akan mengejar wanita yang membuatnya tertarik saja.
"Jangan salahkan Hely. Salahmu sendiri bersikap seolah kau itu pria hidung belang," timpal Dokter Rani membela Helios.
"Aku hanya ingin berkenalan denganmu saja, Hely. Sebelumnya, aku tidak pernah melakukan hal itu pada wanita mana pun selain kau," ujar Draka tertunduk lesu dengan bibir yang dimajukan ke depan.
"Nah benar, Hely. Aka ini orangnya pemilih. Dia tidak suka wanita yang mengejarnya. Pria blasteran Rusia ini, lebih suka wanita yang tidak tertarik dengannya seperti kau ini," ujar Dokter Rani pada Helios. Ia berusaha membantu Draka menjelaskan agar penilaian buruk Helios pada Draka berubah menjadi lebih baik.
"Oh." Helios mengangguk-anggukkan kepalanya bersikap seolah ia paham, "A-apa? Aku?" imbuhnya terkejut setelah memahami wanita itu adalah dirinya.
Sebelumnya, ia tidak memahami kata terakhir yang Dokter Rani lontarkan. Setelah berusaha mencerna setiap kata, akhirnya ia memahami bahwa yang membuat Draka tertarik adalah dirinya seperti yang Dokter Rani jelaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaksa Menikahi Pembantuku
RomanceFollow akun penulis dulu yah sebelum baca... Helios diperkosa oleh Zeus di malam sebelum pernikahan Zeus digelar. Alih-alih menikah dengan kekasihnya, pria itu harus mempertanggungjawabkan perbuatannya dengan menikahi Helios. Setelah menikah, Zeus d...