ACDD 29# SAKIT YANG DISEMBUNYIKAN

21.6K 1.8K 60
                                    

ACDD 29# SAKIT YANG DISEMBUNYIKAN

"Lebih sakit saat kita bersatu dengan seseorang yang tidak kita cintai. Apalagi saat kita harus berpura-pura mencintainya."

~Aisfa (Cinta dalam Doa)~

🕊🕊🕊

"Mas, ini semua salah kamu. Kalau aja kamu gak bocorin masalah perjodohan itu, Aisfa tidak akan marah dan mengurung diri di kamarnya."

Naysila sungguh frustrasi menghadapi sifat keras kepala Adzriel. Ia sudah mewanti-wanti suaminya itu untuk menunggu waktu yang pas, tapi lihatlah sifat tidak sabarannya membuat situasi menjadi kacau.

Adzriel duduk dengan tenang sembari menyeruput kopinya. Naysila dibuat kehilangan kata-kata menghadapi sifat abai suaminya.

"Mas, kamu ini punya hati apa nggak sih? Aisfa mengurung diri di kamarnya sejak tadi tapi malah kamu biarin. Kamu gak khawatir? Dia belum makan, Mas. Atau kamu udah gak sayang lagi sama dia?" Intonasi suara Naysila meninggi.

Mendengar nada tinggi istrinya membuat dada Adzriel membara. Dengan penuh kemarahan, ia melempar gelasnya tanpa memedulikan pecahan gelasnya yang bisa saja melukai orang-orang.

"Aku gak sayang sama dia, Nay? Kamu pikir selama ini aku kerja keras buat siapa? Buat menuhin gaya hidup dia! Bahkan setelah aku bangkrut aku berusaha bangkit demi siapa? Demi Aisfa! Iya, aku salah karena selama ini terlalu memanjakannya dan selalu menuruti semua keinginannya sampai dia jadi pembangkang dan susah diatur. Aku menyesal makanya aku memasukkan dia ke pesantren supaya berubah."

"Aku menjodohkan Aisfa dengan Asyraf karena aku ingin yang terbaik untuk dia, Nay."

Tubuh Adzriel merosot di lantai. Air mata tak dapat terelakkan lagi. Setegas-tegasnya Adzriel, ia punya sisi lemah juga jika menyangkut orang yang dia sayang. "Apa aku salah, Nay?"

Naysila memeluk suaminya yang rapuh. "Kamu nggak salah, Mas. Maaf sudah mempertanyakan kasih sayang kamu. Tapi kalau boleh aku kasih saran, sebaiknya kamu jangan terlalu memaksakan kehendak kepada Aisfa. Jangan menjadi orang tua yang egois, Mas. Yang setiap keinginan kita harus dituruti oleh anak kita. Mereka juga berhak menentukan pilihan mereka selagi itu baik."

Pundak Adzriel naik-turun dipelukan Naysila. "Aku tahu, Nay, masalahnya adalah aku punya hutang budi sama keluarganya Asyraf. Aku gak enak sama mereka kalau menolak perjodohan ini. Lagipula Aisfa dan Asyraf sudah dekat, kan, Nay?"

"Ini masalah kamu, Mas. Kamu terlalu gak enakan. Selama ini mereka gak pernah nuntut apa-apa dari kamu. Mereka ikhlas membantu kamu karena Allah. Mereka tidak akan mempermasalahkan penolakan Aisfa. Asyraf sendiri juga pernah bilang tidak mau memaksa Aisfa. Kamu sebagai orang tua Aisfa juga harusnya lebih mengerti. Mereka memang pernah dekat, tapi itu dulu, Mas. Sekarang biarkan Aisfa memilih pilihannya sendiri."

Naysila menangkup kedua wajah Adzriel dengan tatapan berkaca-kaca. "Jangan sampai kisah mas dan Maira terulang kembali. Sakit, kan, Mas bersatu dengan seseorang yang tidak kita cintai? Apalagi saat kita harus berpura-pura mencintainya."

Seketika ingatan Adzriel kembali pada masa lalunya dengan Maira. Saat dirinya dijodohkan dengan istri pertamanya. Kala itu tidak ada rasa cinta sama sekali di hati Adzriel untuk Maira. Hanya rasa kasihan setelah Maira membuatnya menjadi seorang Ayah. Dan jujur saja berada di posisi seperti itu sangat sulit baginya.

Aisfa (Cinta dalam Doa) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang