11. Sepupu sendiri

1.8K 8 0
                                    

Terdengar ada suara mobil sepertinya orangtua ku pulang, biasanya kakak yang membukakan pintu garasi. Bunda ku teriak teriak memanggil kakak dan aku, aku kira kakak sudah ke bawah. Aku keluar dari kamar dan kakak ku juga keluar, dia melihat ku dan langsung buang muka nya. Dia benar benar benci pada ku. Kita langsung lari kebawah dan ibu sudah didepan tangga.


Bunda: "bunda udah teriak kalian berkali kali gak ada yang bukain pintu nya, terus kalian semua dapat hukuman"


Kakak: "lah kenapa sih, cuman gak bukain pintu garasi?"


Bunda: "bunda udah tau semua, temen mu tadi bilang ke ibu nya dan ibu lapor ke bunda kalo anak ku ini udah main tangan. Ngerti gak bunda ini udah malu banget?! Kalian udah dipermalukan sama yang disana!"


Aku: "tapi habisnya mereka duluan yang main tangan sama kakak"


Bunda: "ibu gak mau tau, intinya kalian kena hukuman. Kakak gak boleh bawa motornya lagi, sini kunci nya kalo mau berangkat nanti diantar ayah bareng adek mu. Terus adek juga main HP nya dibatasi, kalo ada tugas pakai laptop aja"



Kakak ku tak terima ini, mereka seenaknya saja mengadu pada ibu nya sampai melapor ke bunda ku. Aku menjelaskan kalo mereka duluan tapi aku dianggap hanya sebuah alasan. Kita terkena fitnah terus oleh mereka, kita sampai tak dapat dipercayai lagi hingga orangtuaku sendiri tak mempercayainya. Besok kita ke gereja untuk berduka cita atas meninggalnya nenek, bunda ku meminta untuk tak ada yang membuat keributan. Itu mudah tak ada yang mengganggu ku.



Besoknya aku sedang berdandan diri, kita akan ke gereja nya langsung. Aku tak percaya baju yang dibelikan oleh ibu ku ini terlalu longgar apalagi bagian dada nya terlihat dan agak terbuka, aku mencari peniti tapi tak ada. Aku mengakali nya dengan mengikat nya dengan tali, akan ku tali di bagian atas dada nya. Agar terlihat estetik ku ikat seperti pita bagian belakang, aku keluar dan kakak ku sudah berdandan juga. Dia langsung lari ke bawah, dia sangat membenci diriku ini.



Kami berangkat menggunakan mobil ayah, kita langsung berangkat yang tujuan nya ke gereja. Kami duduk di tengah tapi kita saling menjauh, aku mati kebosanan karena HP ku dibawa oleh bunda ku. Perjalanan gini bundak ku membicarakan sepupu perempuan ku pada ayah, mereka bilang bertambah cantik sekarang. Seketika kakak ku yang awalnya berwajah murung dan berubah menjadi terkejut setelah mendengar sepupu ku bertambah cantik, firasat ku sepertinya kakak menyukai sepupunya sendiri. Entah mengapa aku tak suka jika seperti ini.



Kami sampai di gereja, dan bunda ku bilang kenapa dadaku ada pita di atas dada ku. Aku menjelaskan semuanya kalo baju nya terlalu longgar yang dibelinya untuk acara ini, tapi ku akali dengan pita. Jangan sampai tertarik bagian belakangnya, bakal terlepas dan bakal memalukan jika hal seperti ini bakal terjadi. Semua keluarga berkumpul dan duduk barisan depan, keluarga kami duduk barisan paling depan. Sebelum itu kami mau melihat nenek di dandan di dalam peti mati nya, terlihat jadi seperti masih muda setelah di dandan. 

Kemudian para petugas menyangkut jasad nya ke depan, ditaruh didepan para jemaat. Lalu kita mulai membaca baca yang ada di Alkitab dan berdukacita disini, kami juga berdoa pada nenek semoga dia baik baik saja di alam sana. Setelah itu keluarga kami disuruh maju kedepan untuk berdoa pada nenek depan jasad nya, aku mau jalan kedepan lalu kakak ku tiba tiba mendorong ku dengan kasar 

"minggir lo"

kami dibelakang peti mati nya dan depan para jemaat, aku mengepalkan dan mengangkat kedua tangan ku sambil memejamkan mata. Sambil berdoa tiba tiba aku tak terasa sesak lagi di bagian dadaku, 

"ya tuhan, dada anak itu terlihat!"

 Aku terkejut pitanya terlepas. Harusnya sudah ku ikat erat erat, pasti ada yang menarik nya. Kakak ku cekikikan pasti ini karena kakak ku, aku sudah naik pitam dan langsung kudorong kakak ku hingga terjatuh. Kami memulai keributan, kaki nya kakak ku tanpa sengaja telah menyenggol peti mati nenek ku hingga terjatuh kebawah. Para jemaat hingga pendeta terkejut melihatnya.


"Tuhan ampunilah saudara kami"


"puji tuhan, anak itu tak tau malu sama sekali!"


"astaga, dasar sepupu ku ini tak punya malu. Tapi ini menarik hahahaha"



Kami dibawa keluar oleh orangtua kami, bunda ku sangat marah besar 

"arghhh, kalian semua sangat memalukan!! Apalagi depan keluarga dan tamu lainnya! Kakak juga jailnya keterlaluan! KITA INI BERADA DI TEMPAT IBADAH BODOH!!"

Aku dan kakak ku seketika diam dan merasakan nasib kami, marah ku sudah tak terkendali hingga aku mendorong kakak ku dan menjatuhkannya. Peti nenek juga terjatuh beruntung nya tak ada kerusakan, kami sudah membuat kerusuhan di tempat ibadah. Kami di bawa pulang ke rumah diantar oleh om ku dan sepupu ku juga ikut, dia mau main kerumahku. Kenapa harus dia ikut.



Kami pulang dan nenek ku sudah dirumah kami, dan sepupu ku daritadi mendekati kakak ku. Apakah ini yang kurasakan yang namanya cemburu, biasanya aku tak seperti ini. Mereka berdua berbincang bincang di ruang makan, om ku merokok di teras. Aku berada di ruang tamu sambil melihat mereka sepertinya asik saling bercanda sedangkan aku menonton TV yang membosankan, aku mencoba bergabung dengan mereka. 

Saat aku bergabung dengan nya seketika mereka terdiam, aku sepertinya tak asik sendiri. Sepupu ku bilang ini masalah SMA, aku disuruh tak usah ikut hal ini hanya karena aku masih SMP. Lagian juga aku bakal jadi adek kelas nya sepupu ku, ini membuatku sedih jadi aku pergi ke kamar ku untuk menangisi diri ku sendiri.


Only On My Sister (Rarely Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang