༶Lifive

84 9 5
                                    

Bel pulang sekolah udah bunyi dan seluruh siswa pun mulai berserak-serakkan dimana-mana kayak reptil terancam punah di jaman purba keluar dari dalam kelas masing-masing menuju ke halaman luar sekolah.

"Guys, lo semua mau langsung pulang atau ada nongkrong kemana gitu?" Tanya si Jaemin sambil ngerangkulin tangannya di bahu Chenle.

"Ehm... Gue mau langsung pulang aja deh soalnya lagi mager, pengen rebahan sambil nonton mbak hyekyo cipokan." Haechan ngomong begitu mukanya keliatan cerah banget. Matahari panas di luar aja masih kalah jauh.

"Setan juga lo nonton drama cuma mau liat bagian cipokan nya aja!"

"Heh fitnah aja! Gue nonton semua episode drama nya, tapi emang episode sekarang yang lagi gue tonton itu ada adegan cipok-mencipok nya! Kayak orang gak pernah cipokan aja lo. Makanya kalo orang belum selesai ngomong itu jangan di potong."

Jaemin nyinyirin bibirnya. "Bacot. Yang lain gimana?"

"Gue sih setelah ini rencananya mau ke me*ni*so beli ikat rambut. Rambut gue udah kepanjangan soalnya."

Renjun nyisir poni rambutnya ke belakang yang emang udah agak panjangan itu dengan muka shonguong, supaya makhluk-makhluk hidup di sekitarnya terpesona akan ketampanan seorang Huang Renjun. Beuh.

"Hei, sori. Yu ar nat mai tayp!" Haechan ngibas rambut nya dengan dagu terangkat tinggi-tinggi.

Renjun noleh pelan ke arah Haechan, tangan nya udah bersiap terangkat sejajar muka yang nanti rencananya mau di daratin ke muka si dugong Haechan.

"Eits tidak semudah itu fergundik!"

Haechan nangkis hantaman tangan besi Renjun dengan kecepatan setengah dari satu detik atau biasa diketahui bahwa satu detik yang setara dengan seratus milidetik, maka otomatis setengah dari satu detik itu adalah lima puluh milidetik.

Ya, Haechan berhasil melakukannya hanya dengan kurun waktu di bawah satu detik, yaitu lima puluh milidetik! Hebat sekali bukan?

"Haechan lepas gak?! Tangan lo bau tai kuda lumping anjir! LO GAK CEBOK YA?"

Haechan melotot. Sumpah ini anak mulutnya deres banget kayak aliran nya sungai amazon.

Renjun ngehentakkin tangannya dari genggaman Haechan. Dan sekarang mereka berakhir diam-diaman sambil ngelipet tangan nyilang di dada. Ini udah mirip bocil banget beneran.

"Sok atuh ayo dilanjut lagi gelud nya, ayo ayo! Aku suka kalian ribut! Aku benci kedamaian!" Jaemin yang dengan semangat bersorak penuh kebahagiaan.

"Lo gak usah ikut manas-manasin deh Jaem, mau gue gorok?" Seungmin ngacungin jari-jari tangannya dengan tatapan tajaem ke arah Jaemin.

"Ahehee, sung, lo gimana?" Jaemin natap Jisung.

"Gue sama deh, lagi males keluar rumah." Jawab Jisung sambil nyenderin punggungnya di tembok koridor.

Hee, awas luntur itu cat tembok nya pak.

"Tumben banget lo sung? Mau nyolo kan lo?" Felix nunjuk-nunjuk hidung Jisung menuntut kebenaran.

"Bukan urusan lo! Mau gue nyolo kek, trio kek, bumi juga gak bakal tumbang dari alam semesta."

"Halahh bilang iya aja sih apa susahnya, gue tau kok lo orang nya pasti sangean!" Ucap Felix yang kembali memfitnah Jisung.

"Nih anak setan apasih mau nya DIDIEMIN MA-"

"Hiiihh! Eh jangan berantem dulu, kiki cuman minta permen susu milk, milk susu asli milkita. Ini permen susu mahal!" Chenle yang lagi ngemut permen susu sejuta pribumi pun bergerak cepat sebagai penengah yang budiman.

Pak Minho •MinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang