Beberapa pekan kemudian...
📍Sekolah
Seorang namja muda sedang berjalan di lorong sekolah. pria tinggi dengan kemeja putih rapih itu membawa kertas2 yang berisi soal2 ujian.. namja itu pun memasuki sebuah ruangan kelas.
"Selamat pagi anak2.."
Setelah ia menjelaskan beberapa peraturan, ia membagikan soal2 itu kepada para siswa. Satu persatu ia berjalan menghampiri setiap bangku.
Namja itu meletakkan soal di meja Jimin dan taehyung.. mereka melihat ke arah kertas2 itu sesaat lalu saling menatap.. dengan senyum simpul mereka dengan sigap mengerjakannya dengan mudah.
.
.2 pekan penuh telah berlalu, hari ini adalah hari terakhir mereka melaksanakan ujian akhir smester mereka.
Suasana sekolah telah sepi. Semua orang telah bergegas pergi ke rumah mereka masing2.
Jam menunjukkan pukul 14.00 sore. Saat musim ujian ini adalah jam yang wajar untuk jam pulang sekolah.
2 orang siswa sedang duduk di bangku taman sekolah. Angin yang kencang membuat dedaunan saling bergesekan memecah keheningan sunyinya area sekolah.
Taehyung menatap kosong dedaunan oranye yang berguguran dan tertiup angin hadapannya.
Taehyung tersenyum kecil didalam lamunannya."Tae?!" Panggil jimin sambil menepuk bahu lawan bicaranya
Taehyung menoleh sedikit terkejut. Mata mereka saling bertemu, Terlihat raut wajah jimin yang khawatir.
"Apa semua baik2 saja?" Tanya jimin
Taehyung mengangguk tegas "iya, semua baik2 saja"
Jimin mengalihkan tatapannya ke arah lengan taehyung. Masih jelas terlihat olehnya bekas luka di lengan sahabatnya itu. Beberapa pekan lalu, tae menggunakan perban untuk menutupi lukanya. Dan yang orang2 tau, itu adalah luka karena terkena teko panas yang tak sengaja mengenai kedua lengannya.
Jimin meraih tangan tae dan melihat lekat bekas luka itu.
"Taehyung ayo kita pulang" ujar jimin khawatir karena ia takut tae akan dihukum lagi oleh appanya karena terlambat pulang. Seperti kejadian saat itu
"Aku tak sbar jimin" sahut tae sambil tersenyum lebar
"Untuk?" Raut wajah jimin kebingungan
"Appa pasti senang melihat nilaiku. Appa pasti bangga padaku"
Jimin tersenyum sesaat dan kembali dengan wajah khawatirnya. Jimin tau taehyung memang anak yang pintar, dan nilainya pasti bagus, karena keluarga kim taehyun adalah keluarga yang terkenal dengan kecerdasan anak2 di setiap generasinya. Hal itu bukan rahasia lagi karena kedua kakak laki2 taehyung dulu bersekolah disekolah yang sama. Dimanapun mereka menimba ilmu disitu jugalah mereka pasti menyumbangkan berbagai macam piala dan piagam dari berbagai bidang academic dan nonacademic.
Senyuman jimin hilang saat mengingat cerita appa taehyung menghukumnya. Itu adalah hukuman yang tidak wajar bagi jimin.
Namun dengan hati besarnya, dengan mudah taehyung memaafkan apapun yang appanya lakukan, bahkan ia terlihat rela melakukan apapun untuk berusaha mengharapkan pujian sekecil apapun dari appanya.
Taehyung rela tidur larut malam demi nilai yang sempurna. Padahal, tak belajarpun nilainya nyaris sempurna.
Pernah ada rasa iri hati di dalam benak jimin. Mengapa taehyung begitu mudah mengerjakan segala sesuatu, ditambah keluarganya adalah keluarga terpandang nan terkenal.. tae selalu menceritakan betapa kedua hyungnya memanjakannya.. dan betapa sayangnya appa pada dirinya..
KAMU SEDANG MEMBACA
Unfair (Hiatus)
Fiksi Penggemar#brothership #depressed #brokenhome #family Semua terjadi setelah seseorang teristimewa dirumah pergi dan keluarga ini mulai hancur terutama Appa. Seokjin sebagai hyung tertua mengharapkan kembalinya kehangatan dalam rumah, berbeda dengan yoongi yan...