Hewwo semuaaa!!
Jadi ini tulisan yang sudah kubuat sejak 5 tahun lalu dan akhirnya baru kuberanikan untuk dipublish, jadi jika masih banyak terdapat kesalahan boleh beri kritik dan saran yaa. Selamat membaca, vote dan komentar kalian sangat berhargaa...
Pagi ini papan pengumuman SMA Bhineka dipenuhi oleh seluruh siswa kelas 10 yang baru saja melewati kegiatan MOS. Hari ini merupakan hari penentuan kelas baik jurusan IPA maupun IPS. Setelah melihat nama dan kelas, seluruh siswa kembali sibuk mencari keberadaan kelas mereka masing-masing.
Dania Kalistha salah satu siswi kelas 10 SMA Bhineka, ia baru saja melihat namanya berada di urutan ke-14 kelas sepuluh IPA 5. Dania segera memasuki kelas barunya dan tanpa disangka ia bertemu dengan barunya sejak awa kegiatan MOS.
"lho Dania? Lo kelas ini juga?" Tanya Anisa, teman Dania sejak awal kegiatan MOS.
"iya nih" jawab Dania
"yaudah duduk sini aja sama gue" ajak Anisa
"boleh, kebetulan gue belum kebagian tempat duduk" ujar Dania
Satu per satu murid mulai memasuki kelas dan menempati tempat duduk yang tersedia. Posisi tempat duduk Dania dan Anisa paling belakang, di depan mereka ada Hania dan Wini yang baru saja mengenalkan diri mereka.
Dari arah kanan seseorang perempuan mendekati Dania dan menyapanya.
"hai, lo anak Spensa ya?" tanya nya
"eh hai, iyaa" jawab Dania ramah
"lo kenal Nirwan? Anak yang dulu pindah ke Kusuma Bangsa?" tanyanya lagi
"iya kenal, kebetulan gue sempet satu kelas" jawab Dania
" oh iya sampe lupa, gue Leisha Fitria panggil aja Leisha" katanya
"gue Dania Kalistha panggil aja Dania" kata Dania membalas uluran tangan Leisha
Tak lama kemudian seorang guru laki-laki masuk dan duduk di meja guru memperkenalkan dirinya sebagai walikelas sepuluh IPA 5
"pagi semua..." katanya
"pagi pak" jawab seluruh siswa
"perkenalkan nama bapak Rusdianto, guru mata pelajaran Fisika sekaligus walikelas kalian" katanya memperkenalkan diri
"berhubung ini hari pertama kalian di kelas, kata pepatah kan tak kenal maka tak sayang jadi silahkan perkenalkan diri masing-masing didepan kelas ya" lanjutnya
Seluruh murid pun bergiliran memperkenalkan diri mereka masing-masing, mulai dari nama, tanggal lahir, hingga hobby mereka. Setelah semuanya sudah selesai, kebetulan bel istirahat berbunyi. Seluruh murid langsung berhamburan keluar kelas, entah ingin pergi ke kantin atau hanya sekedar ingin keliling sekolah baru mereka.
"lo nggak mau keluar kelas nis?" Tanya Dania
"enggak, mager gue mending turu" kata Anisa
"Dania, tadi gue denger hobby lo baca novel ya?" Tanya Leisha yang entah sejak kapan sudah berada didepan Dania
"iyaa, lo juga kan? Biasanya lo baca novel karyanya siapa?" kini Dania yang bertanya
"tere liye" kata Leisha
"sama dong, gue paling suka novel Tere Liye yang judulnya Daun Jatuh Tak Pernah Membenci Angin sumpah itu bagus banget sih" kata Dania exited
"iya gue juga udah baca tuh, lo nggak ke kantin kan? Ke perpus yuk" ajak Leisha
"boleh boleh gue mau pinjem novel sekalian, lo mau ikut nggak nis?" Tanya Dania Pada Anisa
"enggak ah, kalian aja gue nggak suka baca novel" kata Anisa
"oke kita pergi dulu ya" pamit Dania dan Leisha
Disepanjang perjalanan menuju ke perpustakaan hingga kembali ke kelas, Dania dan Leisha tak henti hentinya berbincang mengenai beberapa novel. Sampai akhirnya di kelas mereka, masing-masing sibuk membaca novel yang mereka pinjam dari perpustakaan, karena kebetulan belum ada guru yang masuk.
Fokus Dania pada novel yang ada didepannya ini terganggu karena kelas mulai terdengar berisik, ternyata akan diadakanpemilihan perangkat kelas. Beberapa orang mencalonkan diri sebagai ketua kelas,sekretaris, dan bendahara. Dania yang tak tertarik dengan hal tersebut hanya mengabaikan dan kembali membaca novelnya.
Radeva Mahendra seorang yang cuek dan pendiam, tidak peduli sekitar hanya peduli pada hal hal yang menurutnya penting saja. Selama di kelas ia hanya berbicara pada Fatih temannya sejak SMP, Adimas si badboy temannya sejak MOS, Rahma dan Laras yang kebetulan duduk di bangku depannya.
"Dev menurut lo cantikan Dania atau Nabila?" Tanya Rahma random saat jam kosong
"Nabila sekretaris? Dania siapa?" Tanya Radeva
"iya Nabila Sekretaris, Dania itu tuh duduk di kanan lo yang lagi baca novel" kata Fatih
Radeva hanya melihat ke arah Dania sekilas kemudian kembali diam, tak berniat menjawab pertanyaan Rahma yang dianggapnya tidak penting.
"heh siapa?" Tanya Rahma lagi
"lo ngapain sih nanya gituan ke gue? Nggak penting" kata Radeva
"ya penting lah, lo tuh sebenernya pernah suka sama cewek nggak sih?" kini giliran Fatih yang buka suara
Radeva masih memilih untuk diam dan tidak mempedulikan hal tersebut.
"beneran nggak mau jawab? Cantikan Dania atau Nabila?" Tanya Rahma kesekian kali
"Dania" jawab Radeva singkat, ia hanya tak ingin memperpanjang hal tersebut.
Seorang wanita memasuki kelas dengan membawa beberapa buku ditangannya, ternyata ia bu Rani guru Seni Budaya. Suasana di kelas 10 IPA 5 riuh karena sudah mendapat tugas di hari pertama mereka.
"baiklah tugasnya dikumpul di barisan paling depan, ketua kelas nanti bawa ke meja ibu di ruang guru ya" kata bu Rani sebelum meninggalkan ruang kelas
"iya bu" jawab Hadi Adyatama, ketua kelas yang baru terpilih kemarin
Dania telah menyelesaikan tugasnya dan mengumpulkan ke barisan paling depan, saat ia hendak kembali ke tempat duduknya seseorang memanggilnya, ternyata itu si ketua kelas Hadi.
"lo mirip mantan gue" katanya. Dania bingung harus menjawab apa, ia hanya tersenyum canggung.
"gue serius, mirip banget" katanya lagi.
"yaudah orang mirip mah banyak" kata Dania sebelum kembali ke bangkunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RANA Kala Itu
JugendliteraturDania Khalista seorang remaja awam yang hampir tak pernah memikirkan kisah percintaan seperti kebanyakan remaja seumurannya. Namun keputusannya melanjutkan sekolah di salah satu SMA favorit malah membuatnya bertemu dengan seorang Radeva Mahendra yan...