Waktu Untuk Aldebaran

3.7K 522 57
                                    


3.

"Ini harus ya mas, jalannya sambil pelukan gini?" tanya Andin pada pria di belakangnya. Pria itu terus saja memeluk Andin sembari menempelkan tubuh besarnya pada Andin.

"Iya, emang. Kenapa, gak boleh?"

"Ya boleh sih, tapi berat maaaaaas"

Mereka berjalan naik ke tangga. Andin sedikit menyeret kakinya sebab Aldebaran dengan begitu manja sibuk menggrayut di tubuhnya.

"Kamu lama-lama kaya Arka ya" ucap Andin

"Kan saya papanya"




Suara tawa kecil Andin membuat Aldebaran gemas, mereka masuk ke dalam kamar dengan Aldebaran yang sedikit menarik tangan istrinya.

"Anak-anak udah tidur semua kan?" tanya Aldebaran

Andin mengangguk cepat, dengan wajah memerah.

"Bisa agak lama dong ya?" bisik Aldebaran

"Bergantung situasi" jawab Andin ngasal

Aldebaran tertawa kecil, matanya menyipit lalu menangkup wajah Andin dengan telapak tangan besarnya.

"Isssh lucu banget istri saya!!!!!!"




"Ih maaas! Aku udah pake serum, masa diuwel-uwel gitu, tangan kamu kotor nanti aku jerawatan gimanaaaaa haaah"

"Ini, jerawatan, iniiiiiiiii"

Bukannya berhenti, Aldebaran malah semakin brutal mengubek-ubek wajah Andin dengan tangannya, pria itu benar-benar selalu gemas dengan wajah chubby Andin yang merona.

"Siniiiiiiiiiiiii" Aldebaran menepuk-nepuk bantal di sampingnya, dia sudah duduk terlebih dahulu di ranjang, saat Andin mengecek keadaan anak perempuannya.

"Siniii Andiiiin" pria itu masih menatap Andin dengan tatapan penuh arti, namun Andin nampaknya memang senang menggoda suaminya. Dia berdiri di pinggir ranjang dengan tatapan yang tak kalah menggoda. Aldebaran dengan cepat bangkit, menarik lengan Andin dan membuat wanita bertubuh sintal itu langsung terjatuh di dalam pelukannya.

Kamar yang awalnya sangat terang dengan berbagai lampu di sudut dan sisinya, seketika menjadi remang, tangan Aldebaran lihai melepas kaitan bra milik Andin. Pria itu tidak membiarkan ada sedikitpun celah untuk Andin selamat darinya.

Wanita itu mengerang, menikmati sentuhan tangan besar suaminya di setiap inci kulitnya yang putih mulus tanpa cacat setitikpun. Bagian paling Aldebaran suka adalah saat Andin tak bisa mengendalikan tangannya, dia sibuk memijat tengkuk Aldebaran, menjamah kepala dan menyapukan jarinya di rambut pria itu.





Andin tak bisa menahan suaranya, saat suaminya bertindak semakin liar. Pria kaku itu seperti memiliki banyak sisi. Saat diluar dan ketika bersama Andin, dia seolah menjadi dua orang yang berbeda.

Seperti ada yang meledak-ledak di dalam diri pria itu, dia menarik tubuh Andin, memeluknya erat dan membiarkan seluruh hidupnya menyatu dengan Andin. Wanita itu nampak kehabisan tenaga, tangannya memeluk erat Aldebaran dengan kepala yang dia lantaikan di bahu pria itu. Keduannya terdengar mengatur napas. Keringat mulai membasahi kening dan punggung Aldebaran, rambut Andin juga agak basah sebab berkeringat.

One Night : The Last JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang