"Gila... sampai pingsan kayak gini, gimana pas bangun nanti?"
Jelas Hongjoong tak tahu.
Hongjoong juga sebenarnya tak ingin ada yang tahu, namun detik itu juga yang bisa dipikirkannya hanya dua orang. Yunho dan San. Yang langsung disusulnya begitu Seonghwa terkapar tak berdaya, dalam tangisannya, yang semakin lama berhenti, saat tak sadarkan diri karena terlalu tertekan dengan apapun yang dirasakannya.
Bahkan sempat, Seonghwa mimisan, sebelum jatuh pingsan.
Sehingga Hongjoong sangat khawatir, pun terlalu khawatir sampai berjalan mondar-mandir di depan pintu kamar yang terbuka itu sekarang. Selagi Yunho menemaninya di area luar kamar, dan San, yang tadi bicara, berada di dalam kamar, untuk mengecek keadaan Seonghwa.
"Kita panggil Shownu—"
"Jangan." Hongjoong berhenti, dan langsung melarang. "Jangan dulu ada yang tau."
Yunho merasa bingung, pun khawatir. "Kenapa?"
Jelas Hongjoong memiliki jawaban dan pilihannya sendiri. "Di titik anak-anak yang lain juga tau, kalau Seonghwa sampai kayak gini, itu titik yang sama gue harus ngakuin kalau gue hamilin orang lain. Walau itu semua belum ada pembuktiannya. Tapi gue belum siap."
"Siap gak siap, lo harus siap." San berucap setelah menyentuh dahi dan leher Seonghwa, yang dibaringkan di atas kasur tersebut, lalu berjalan mendekat pada keduanya. "Gimana pun juga, lo udah ngasih tau Seonghwa sekarang."
"Gue gak punya pilihan; Seonghwa pengen gue ikat dia dalam hubungan..." Hongjoong menjawab, dengan penyesalan di kalimatnya. "Sekalipun gue tahan, ini bakal lebih kacau kalau Seonghwa tau saat di ibukota."
San berdiri, di muka pintu, menghadap keduanya sambil menghela napas pasrah. "Ya gimana lagi...?"
"Saat Seonghwa sadar nanti, semua bakal tau." Yunho mengingatkan pada situasi mereka. "Saran gue... lo kasih tau yang lain sekarang. Cuma sisa Yeosang, Mingi, Wooyoung sama Jongho, kok. Nagyung dan kakak gue gak perlu."
Segera anggukkan yang San berikan. "Yunho bener. Lo kasih tau sekarang, jadi yang lain bisa paham sama reaksi Seonghwa nantinya."
"Memang lo berdua paham?" Hongjoong bertanya pada satu.
San diam sesaat, melirik Yunho, sebelum mengatakannya. "Kami gak akan pernah paham. Sekalipun mencoba paham, kami coba pahami lo. Kami tau beban lo—thanks karena lo lebih terbuka sekarang."
Kalimat itu tak menenangkan Hongjoong, yang ada, ia semakin gelisah. "Gila... gue gak sanggup hadapin ini. Selama ini... setiap Seonghwa kesiksa, yang dia kutuk itu gue. Dia... nyumpahin gue mati... atau semacamnya. Tapi baru kali ini dia bilang dia yang pengen... mati..."
"Seonghwa kesiksa, Hongjoong." Yunho melihatnya dari posisinya, terbaring tak sadarkan diri di atas kasur tersebut. "Tapi itu harga kalau dia maunya sama lo... bukan karena lo yang ikut andil di traumanya dia, tapi, ya karena itu lo. Lo yang urusannya lebih banyak di luar sana."
"Thanks." Hongjoong tak butuh diingatkan, namun ucapan Yunho langsung membebaninya. "Gue semakin gak tega buat nyakitin Seonghwa. Apa gue... beneran relain dia... ya?"
"Lo sanggup?" San bertanya, sebelum mendorong keduanya lebih mundur, agar ia bisa keluar. "Gila lo. Lo sanggup, Hongjoong? Selain karena Seonghwa harus sama orang lain, lo yakin mau lepasin Seonghwa? Kalau Seonghwa malah kesiksa sama—"
Tak sanggup, Hongjoong memotongnya. "Gue juga kesiksa sama pemikiran ini. Gue gak mau lepasin Seonghwa, tapi lihat—betapa menderitanya Seonghwa kalau sama gue. Misalnya ini case biasa, lo berdua bisa nguruh gue gak bertingkah. Masalahnya, hidup gue keikat sama lingkaran dalam. Di depan sana, bakal ada apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1
FanfictionTHE FINAL OF THE TRILOGY. Starts : April 1st, 2023