1. Pertemuan

565 70 30
                                    

Happy Reading

Tandain typo~~

"Lya!" Teriak Andin, Andina atau yang biasa dipanggil Andin itu menghampiri dirinya.

"Apa sih Ndin? Gak usah teriak-teriak gue juga denger kali."

"Gak papa sih, pengen teriak aja." jawab Andin tanpa beban.

"Gaje lo." Azlya memutar bola matanya, lelah dengan kelakuan temannya yang satu ini.

"Kalo gak gaje gak asik."

"Terserah." 

Andin sangat Friendly kepada semua orang, jadi wajar jika dia punya banyak teman.

"Tau gak sih ya? Gue lagi pusing banget." Andin mengatakannya dengan nada serius.

"Pusing kenapa? Lo sakit? Mau ke UKS?" Tanya Lya khawatir.

"Bukan pusing itu."

"Lah, trus?"

"Pusing gue mikirin mantan yang makin ganteng aja." jawab Andin dengan cengiran yang membuat Lya seketika kesal.

"Gue kira apa? Dasar lo ini dikhawatirin malah berulah." Azlya siap memukul Andin sekarang.

"Eits, gue ada urusan, bye." Andin langsung pergi begitu saja meninggalkan Lya.

"Nah, pergi juga." Azlya tersenyum melihat Andin yang semakin jauh di depannya, semenyebalkan apapun teman-temannya, seorang Azlya tetap harus sabar.

Lya berjalan sendirian di lorong sekolah, waktu istirahat masih 30 menit lagi, apa yang harus dia lakukan untuk mengisi waktu istirahat ini.

*JEFANAZLYA*

Saat sedang berjalan hendak menuju kantin sekolah, tiba-tiba Lya merasakan ada sebuah tangan di pundaknya.

"AAA!." Spontan Lya berteriak karena terkejut.

"Kenapa sih? Gitu doang kaget." ternyata orangnya adalah Irene, kebiasaan nih orang ya, kalo dateng tuh harus acara kaget dulu.

"Gue kira apa tau." Azlya mengelus dada-nya, untuk aja gak punya penyakit jantung.

"Ayo beli makan."

"Iya, gue juga mau kesana."

Mereka berdua berjalan menuju kantin, saat sedang mencari tempat duduk "Ren, duduk situ aja lah, yang deket cuman disitu." ajak Lya yang diangguki oleh Irene.

"Mau pesen apa?" Irene bertanya karena hari ini dia yang akan memesan makanan.

"Bakso sama es teh satu, ini uangnya." katanya sambil menyodorkan uang 20.000 satu lembar.

"Tunggu lama." Kemudian Irene bergegas pergi untuk membeli makan.

"Yang ada tunggu bentar."

Irene berjalan menuju penjual bakso di sebelah pojok kanan, "Mas, bakso 2 sama es teh 2."

"Siap neng cantik." jawab mas mas penjual bakso itu.

Sementara itu, Lya berjalan mendekati meja yang ditunjuknya tadi, tapi setelah ia menarik kursi seorang laki-laki mendudukinya. "Eh, minggir, gue mau duduk." usir Lya.

"Gak mau." balas cowok itu.

"Tapi kan gue dulu yang disini."

"Siapa bilang? Emang ada buktinya?" Balas cowok itu tidak mau kalah.

"Ya pokoknya gue duluan." Lya melihat badge nama cowok itu.

Jefano Argantara 

"Oh jadi ini yang namanya Jefan, ganteng." Ujar Lya dalam hati.

Jefan AzlyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang