"Clara," suara lembut seorang pria memecah keheningan makan malam.
"Iya, Pah?" jawab Clara, menghentikan suapannya. Dia menatap ayahnya dengan bingung.
"Kamu mau, kan, daftar di SMA Garuda bareng kakak kamu?"
Clara menurunkan sendoknya perlahan. "Tapi, Pah... Clara pengen sekolah di Bandung aja. Ga mau disini," ucapnya lirih, lalu melanjutkan makannya tanpa semangat.
"Kenapa, Dek? Sekolah bareng kakakmu kan lebih aman. Lagipula, SMA Garuda itu punya keluarga kita," sambung ibunya yang duduk di samping ayah. "Kamu pasti nyaman disana."
Clara tidak menjawab. Tangannya gemetar, dan tatapannya kosong. Tanpa berkata apa-apa, dia menyelesaikan makan dengan cepat dan bangkit dari duduknya. "Clara ke kamar dulu, ya," katanya sebelum meninggalkan ruang makan.
Di dalam kamarnya yang berada di lantai dua, Clara mengunci pintu dan bersandar disana. Kata-kata orangtuanya terus terngiang di telinga. SMA Garuda punya keluarga kita. Kamu pasti nyaman disana. Tapi Clara tau, rasa nyaman itu hanya ada di Bandung, bersama kakek dan nenek yang selalu membuatnya merasa aman.
Pikirannya melayang ke kejadian beberapa bulan lalu, saat semua ketakutannya bermula. Dia mengepalkan tangan, mencoba mengusir kenangan itu, namun gagal. Air mata mengalir begitu saja.
Ketukan pelan di pintu mengagetkannya. Tiga kali, ritmenya tenang. Clara berjalan malas ke arah pintu dan membukanya sedikit.
"Kak Farrel?" gumamnya melihat sosok kakaknya berdiri disana.
"Gue masuk, ya?" tanpa menunggu jawaban, Farrel mendorong pintu lebih lebar dan melangkah masuk. Clara mengikuti, lalu duduk di kursi meja belajarnya. Sementara Farrel, ia memilih duduk di tepi tempat tidur.
Keheningan memenuhi ruangan, hingga Clara yang memecahnya. "Kenapa ke kamar Clara?"
Farrel menarik napas dalam. "Dek, gue mau tanya sesuatu. Tapi tolong, jangan emosi atau tersinggung."
Clara mengangguk ragu.
"Lu kenapa kaya tadi? Lu biasanya ga gitu."
Clara menunduk, menghindari tatapan Farrel. "Lu tau, kan, Kak, gue ga bisa lupa tentang kejadian itu. Gue ga mau disini lagi. Gue cuma pengen pergi ke Bandung." Suaranya serak, dan matanya mulai basah.
Farrel mendekat, menatap adiknya penuh simpati. "Gue ngerti, Dek. Tapi di SMA Garuda ada gue. Gue bakal jagain lu. Lagian, itu sekolah keluarga kita. Lu bisa minta bodyguard juga, kalo perlu."
"Tapi itu ga cukup," bisik Clara. "Setiap gue keluar rumah, gue selalu takut. Gue ga mau itu kejadian lagi."
Farrel tak sanggup berkata apa-apa. Dia hanya memeluk Clara erat. Hatinya terasa sakit mengingat apa yang terjadi—Clara, adik satu-satunya, pernah diculik oleh orang tak dikenal, lalu dilecehkan dengan cara yang tak seharusnya dialami siapa pun.
Setelah beberapa saat, Farrel melepaskan pelukan dan memegang kedua pipi Clara. "Liat gue," ucapnya lembut. "Mulai sekarang, gue bakal selalu ada di samping lu. Gue ga bakal biarin siapa pun nyakitin lu lagi. Janji."
"Janji, Kak?" Clara menatap Farrel dengan mata penuh air mata.
Farrel mengangguk yakin. "Iya, janji."
Clara tersenyum tipis dan mengangguk pelan. "Oke, gue coba."
Farrel mengusap kepala Clara. "Dah, sekarang tidur. Besok gue yang ngomong sama Mamah sama Papah soal ini. Lu tenang aja."
Farrel keluar dari kamar, meninggalkan Clara yang kini merasa sedikit lebih lega. Namun jauh di dalam hati Farrel, dia tau janji itu akan sulit ditepati. Dunia mereka tidak seaman itu.
♡♡♡♡♡
Hallo guys, NANA mau cari pengisi suara/RP untuk cerita "CLARABELL" ini nih. Yuk yang minat bisa langsung cek poster dibawah ya. See you....
Oiya, enaknya part 1 mulai di upload kapan nih?
Yuk komen, jangan lupa vote & masukin ke list perpustakaan kalian ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARABELL
Teen FictionClarabell Felicia Efendi, atau yang biasa disapa Clara merupakan seorang gadis cantik yang ceria. Namun, pada suatu ketika ia diculik dan dilecehkan oleh orang yang tak ia ketahui, sehingga membuatnya mengalami trauma yang begitu berat. Sayangnya, h...