BAB 43

2.7K 43 2
                                    

Skenario Allah itu memang tidak pernah terduga. Kita hanya bisa berencana, tapi masalah hasil hanya Allah yang tau.

(Sayap Surga Nya)








*








*




Syahla meregangkan ototnya setelah semalaman ia lembur mengerjakan gaun-gaun pengantin di butiknya. Suatu hal yang melelahkan, tapi menyenangkan juga bagi Syahla karena ia mencintai pekerjaannya.

Satu minggu berada dalam masa sibuk membuat Syahla ingin menyegarkan otaknya sekaligus berburu kuliner kesukaannya.  Ia jadi ingat ada sebuah taman bunga sekaligus kafe di dekat tempat tinggal Ara.

"Ugghh, hari minggu yang cerah untuk menyegarkan otak dan cuci lidah," monolog Syahla sambil meregangkan ototnya kembali.

Syahla kemudian masuk ke dalam mobil dan mulai melajukan mobilnya menuju taman yang berada di dekat Apartemen Ara.

45 menit perjalanan akhirnya Syahla sampai di tempat tujuannya. Memang tidak salah lagi Syahla kesini, tempatnya benar-benar indah, padahal ia baru di pintu masuknya saja. Syahla memarkirkan mobilnya di dekat toko serba ada, lalu ia turun dan menuju loket.

Ketika Syahla hendak membayar tiketnya, ia melihat seorang wanita yang sangat tidak asing baginya, walaupun wanita itu mengenakan masker. Wanita itu terlihat sedang memegang perutnya, lalu tak lama kemudian dari bagian bawahnya mengucur air bening seperti air seni. Syahla langsung membelalakkan matanya dan menghampiri wanita itu.

"Ameera!"

Ameera menoleh lemas, sepertinya ia merasa kesakitan karena air ketubannya yang pecah.

"Ss-syahla...tolong..." lirih Ameera.

"Tunggu di sini, ya, aku ambil mobil."

Untungnya parkiran pagi ini masih sepi, mengingat hari ini adalah hari minggu.  Jadi, Syahla tidak membuat Ameera menunggu lama. Setelah mobil Syahla tiba di hadapan Ameera, ia segera membantu Ameera untuk masuk ke dalam mobil.

"Cepetan jalan, Syah. Aku ngga kuat lagi!"

Sesuai perintah, Syahla melajukan mobilnya menuju rumah sakit terdekat. Sialnya, rumah sakit terdekat dari tempat mereka itu berjarak 15 kilo meter, jadi masih butuh waktu lumayan lama untuk sampai di rumah sakit. Apalagi jalanan mulai macet.

"Aaaa, sakiiit!" jerit Ameera yang membuat Syahla semakin panik.

Dalam hati, Syahla berdoa agar Ameera dan anak dalam kandungan Ameera selamat. Namun, Sayangnya jalanan mulai macet. Syahla takut jika air ketuban Ameera keluar semakin banyak.

"Syahla, sakit banget! Aku ngga kuat!" jerit Ameera lagi.

Syahla menoleh ke belakang untuk memastikan keadaan Ameera. Ia di buat panik lagi ketika darah mulai keluar.

"Syah, bayinya!"

"Kenapa sama bayinya, Mir?"

"Kepalanya mau keluar!"

Syahla seketika membelalakan matanya. Ia akhirnya menepikan mobilnya karena kebetulan ia berada di jalan yang pinggir. Syahla keluar dari mobil, lalu masuk ke jok belakang agar ia bisa membantu Ameera melahirkan.

Menghela napas, Syahla berusaha mengingat teknik dokter kandungan yang beberapa tahun lalu ia lihat ketika menunggu bibinya bersalin.

"Tarik napas dalam-dalam, Mir," titah Syahla.

Ameera mulai melakukan apa yang di perintahkan Syahla. Mulai dari tarik napas, hingga mengejan.

"Ayo terus Mir, dorong terus!" perintah Syahla lagi ketika ia melihat separuh dari kepala bayi itu keluar.

Sayap Surga Nya ( Tamat ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang