Setiap jam istirahat makan siang selalu ada sesi siaran radio dari ruang audio visual sekolah dan disiarkan ke seluruh pelantang suara di sudut sekolah.
Natta, si penyiar radio hari ini yang mengisi siaran, bercuap-cuap menemani warga sekolah yang sedang menikmati waktu istirahat siangnya.
"Kembali lagi sama gue Natta yang akan menemani kalian di jam makan siang. Lagu yang diputar barusan berjudul Pandangan Pertama dari RAN. Ini request dari Captain kelas 11 IPS 2. Terima kasih sudah request!
"Nah, sebelum ke lagu selanjutnya, kita bacain beberapa surat yang sudah kami terima pagi ini. Yang pertama ada dari... oh dia cuma kasih inisial G."
Natta berdehem sebentar, lanjut membacakan isi surat tersebut.
"Buat lo, G, gak ada salahnya coba buat ungkapin. Tiga tahun, loh. Oke, semangat buat lo. Dan seseorang berinisial N semoga dengerin ini ya. Baik, gue kasih lagu yang pas dari ceritanya G yang berjudul The Answer I Never Knew dari Pom & Aong."
Lagu dimainkan, tak lupa Natta mematikan mic sebentar dan menurunkan headphonenya, lantas mengambil sebotol air mineral di dekatnya. Melepas dahaga sebentar setelah bercuap-cuap.
Ketukan pintu terdengar. Menoleh Natta pada seseorang yang terlihat dari kaca pintu. Ia memberi kode untuk masuk saja.
Seorang lelaki jangkung membawa satu kantong kertas. Kemudian diberikan pada Natta.
"Buat lo." katanya.
"Ini apaan, Ge?"
"Kesukaan lo. Bakpao daging. Gue beli tiga."
"Gila? Gue satu aja udah cukup." Natta tetap menerima pemberian dari lelaki itu.
"Buat nanti makan di kelas pas pelajaran."
Natta tergelak pelan, "Abis ini pelajaran Bu Namtan. Mana berani gue? Tapi thanks ya."
"Hm. Gue balik ke kelas ya."
Natta mengangguk. Seketika pikirannya menuju surat tadi.
Dari G. Hujan. Bakpao daging. Untuk N.
"Gemini!"
Beruntung Gemini belum menutup pintu tepat dia sudah di luar ruang audio visual. Kembali ia ke ambang pintu.
"Kenapa?"
Natta terdiam sejenak menatap Gemini.
"Apa... surat yang gue bacain tadi itu... dari lo?"
Yang ditanya malah kembali masuk dan menutup pintu. Ia mendekat pada Natta. Berdiri berhadapan dengan ada sekat meja dipenuhi peralatan untuk radio.
Lelaki itu tersenyum, "Jadi, jawaban lo apa?"
Keduanya malah tenggelam dalam tatapan. Tepat saat lantunan lirik lagu yang sedang dimainkan.
~Everything, every answer of my heart ended with you~
"Jawaban gue ada di lirik lagu tadi."