"Minggir!" teriak florin sengit dengan tangan mendorong abi tanpa dosa, pasalnya abi menganggu jalannya menuju lift karena cowok itu asik berciuman tanpa tau tempat--huh dasar cowok mesum!!
"Anj--eh florin" abi yang awalnya kesal karena ada yang menganggu kesenangannya tidak jadi karena mengetahui florin pelakunya, mana tega abi memarahi teman tercintanya itu.
"Mau kemana lo malam malam begini?" abi heran dengan florin, gadis itu memang aneh tengah malam begini kelayapan tidak jelas mana pake piyama seksi lagi. Apa dia berniat menggoda cowok cowok diapartemen ini kah?
Ting! Pintu lift tertutup, sadar akan sesuatu mata abi seketika melotot sempurna sampai tanpa sadar mendorong kareen "Njir jangan bilang tuh anak mau labrak kamar atas!!"
"Abi kamu tinggalin aku?! " teriak kareen kesal.
Abi acuh dengan teriakan kareen karena yang lebih penting adalah florin. Florin tidak boleh bertemu cowok itu! agar bisa mencegat florin abi terpaksa memakai tangga darurat meskipun nantinya tenaga yang ia miliki akan terkuras habis.
Tok Tok Tok
"Permisi"
Menunggu seseorang membuka pintunya, florin berdiri dengan menyilangkan tangannya didada, sudah sangat siap memarahi pemilik kamar tersebut.
Ceklek----florin hampir limbung, kata demi kata makian diotaknya seakan buyar ketika pintu terbuka. Cowok jangkung dengan tubuh kekarnya yang nampak sangat seksinya tanpa mengenakan atasan baju alias telanjang dada. Oh lihatlah alis tebalnya tampak menukik menunggu florin berucap, dan hidungnya omg florin baru pernah melihat hidung semancung itu seperti perosotan, terakhir bibir tebalnya apa bibir itu yang sering mengeluarkan desahan yang florin dengar setiap malam.
"Ada apa ya?"
"Huh?" florin kaget mendengar pertanyaan dari cowok didepannya ini, ayolah suaranya saja sangat tipe florin sekali tapi tunggu dirinya datang kesini untuk memarahinya bukan malah terpesona, florin memang bodoh.
"Malam, maaf menganggu waktunya"
Cowok itu bersender didaun pintu menunggu kalimat florin selanjutnya.
"Eeee umm duh" florin garuk garuk kepalanya, dirinya jadi gugup dan susah ingin memaki. Apalagi cowok didepannya ini bersender sudah seperti foto model majalah panas florin kan jadi gimana gitu.. "Gue kesini mau.. "
"Florin!!!"
Abi menyentak tangan florin sehingga kini florin menghadap abi "Ayo balik kekamar, gak baik ganggu orang tengah malam begini"
"Gue gak ngerasa terganggu jadi biarin dia selesain ucapannya"
Abi menggelengkan kepalanya kearah florin berharap gadis itu mengerti dan mau ikut dengannya pergi. Ayolah abi pernah mendengar desas desus mengerikan dari cowok pemilik kamar yang didatangi oleh florin ini.
"Mungkin lain kali, abi bener gak baik ganggu orang ditengah malam begini"
Abi senyum sumringah "Pinter" dan mengelus rambut florin "Sekarang aja, gue anterin sampe kamar"
"Oke" florin menurut dan mengikuti langkah abi tanpa menengok kebelakang lagi.
BRAK! Pintu tertutup kasar "Cowok sialan! penganggu! ahh shit padahal gue udah seneng florin datang nyamperin gue"
Ponsel diatas meja mengalihkan perhatiannya, tertera daddy dikontak itu "Hmm"
"Sampai kapan kamu diapartemen itu aldrich, pulang kemansion mommy mu sampai sakit karena terus memikirkan mu"
"Hmm" tut---panggilan diputuskan aldrich sepihak. Mendesah kasar aldrich menyugar rambutnya dengan rahang mengeras "Florin gue butuh lo"
[Kalo kata florin --rezeki mata]