PART 2 DEE DAN FANCY

0 0 0
                                    

"Tapi apa?," tanya Diandra pelan.

"Mungkin orang ngiranya dia yang mutusin, tapi gue tau kalo ternyata lo sengaja menjauh,"

Diandra menarik sudut bibirnya. Dia berdiri dan membawa piring kotor bekas makannya ke dapur. Dia kembali setelah beberapa saat dan kembali duduk di depan Fancy.

"Lo tau kan gue cewek yang kayak apa?," tanya Diandra mulai serius.

"Pemilih dan...,"

"Ada sesuatu yang bikin gue agak.....ya....nggak yakin aja sama dia," potong Diandra cepat.

"Dia cowok yang baik, itu yang gue lihat,"

"Udahlah, Fan, dia....masa lalu, oke!?,"

"Gue tau banget lo, Dee,....kenapa sampe sekarang lo nggak pacaran lagi sejak putus sama dia?,"

Diandra menghela nafas.

"Berat untuk move on kan?," tebak Fancy.

"Lo juga kan, gimana rasanya mencintai seseorang dalam diam selama bertahun-tahun. Pasti nggak mudah, lagipula banyak cowok yang ngedeketin Lo, cantik alim berhijab, pinter lagi, paket komplit kan. Hanya cowok bodoh yang nggak ngedeketin lo,"

"Gue udah ngelupain perasaan itu, cape sendiri tau!," Fancy melipat tangannya, "Gue mau fokus dulu ngejar pendidikan, "

"Bokap masih nuntut untuk jadi dokter?,"

"Ya gitu deh, gue nggak tau, kadang ya mau ekspresiin diri lewat tulisan, tapi juga harus nurutin ortu,"

Diandra tersenyum.

"Ortu kan pastinya pengen yang terbaik buat kita."

"Kembali ke topik kita sebelumnya, Lo bener-bener nggak tau sekarang dia dimana?," Fancy masih kepo aja.

"Ih...masih aja bahas dia... males ah!,"

"Beneran nggak mau cari tau dia dimana sekarang, lewat IG, FB, Twitter or apapun itu?,"

"Nggak...gue akui emang sulit banget move on, itu nggak mudah, you know, Fan...,"

"Lo nggak tau dia dimana sekarang, bener-bener nggak tau, kalo seandainya tau kenapa nggak balikan aja?,"

Diandra termenung. Dia memainkan gawai yang ada di depannya. Ada yang membuyarkan lamunannya. Bel pintu.

"Nyokap lo?," tanya Fancy.

"Biasanya langsung masuk aja, nggak pake pencet bel segala," jawab Diandra sembari berjalan menuju pintu depan dan membukanya. Wajah temannya yang lain, yang muncul. Martha alias Tata.

"Assalamualaikum....," ucapnya sambil tersenyum manis (UPS!)

"Waalaikumsalam, tumben kesini, Bu, masuk deh,"

Tata meringis dan berjalan perlahan masuk ke dalam rumah dan mendapati Fancy sudah asyik nangkring di depan televisi.

"Eh...ada Miss khayalan juga to, udah dari tadi?,"

"Lumayan sih, Miss kriwil. " bales Fancy( btw emang rambut Tata sebahu dan kriwil juga, jadi nggak salah dooongggg!!!)

Tata menjatuhkan bobot tubuhnya di kursi yang empuk dan langsung meraih kipas angin mini yang ada di meja. Terlihat kelegaan di wajahnya saat angin dari mesin itu berhembus.

"Ahh...sejuknya. Panas banget di luar, sumpah!!," kelakarnya.

"Emang kesini jalan kaki?," tanya Diandra konyol dan jelas-jelas nggak mungkin.

Gadis bermata sipit dengan kacamata itu melongo.

"Gila banget, masa' jalan kaki, panas gini?!," Tata bergidik.

KASIH PUTIHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang