Didalam sebuah rumah mewah berlantai dua, saat ini Nita sedang menunduk dihadapan Ayahnya yang sedang memarahinya karna kejadian disekolah. Kali ini Nita hanya diam dan tak berniat untuk menjawab perkataan Ayahnya karna jika Nita menjawab maka Ayahnya akan semakin memojokan Nita atas kesalahannya.
"Ayah bosen denger laporan dari Guru Kamu disekolah! Kenapa Kamu selalu bikin ulah yang bikin keluarga Kita malu? Kamu itu anak Perempuan harusnya bisa jaga nama baik Keluarga bukan bikin tambah malu Keluarga" kata Candra panjang lebar
"Apa Kamu gak bisa bertingkah seperti Khanza? Jadi perempuan yang baik dan penurut seperti Khanza" kata Candra yang mulai membandingkan putrinya
"Adanya Khanza itu untuk kamu tiru sifat baiknya, bukan malah Kamu benci kehadirannya. Selama ini Dia itu berhasil jadi Anak yang baik, yang selalu membuat Ayah bangga" lanjut Candra
"Ayah sudah putuskan, Kamu akan ayah masukan ke pondok pesantren seperti khanza" kata Candra
Nita yang mendengar itu hanya terkekeh kecil lalu mendongak Ayahnya.
"Khanza Khanza Khanza" kata Nita sambil tertawa hambar
"yang anak Ayah itu Aku apa Khanza? Kenapa Ayah selalu lebih sayang sama Khanza dibandingkan sama anak Ayah sendiri? Aku curiga kalo yang anak pungut itu Aku" kata Nita sambil menahan air matanya agar tidak jatuh
"Ayah udah ngebanding-bandingin Aku sama anak pungut kesayangan Ayah, terus sekarang Ayah mau buang Aku ketempat yang jauh? Kalo Ayah udah gak mau ngurus Aku, Ayah bilang aja biar Aku pergi sendiri tanpa harus Ayah buang ketempat itu" tutur Nita panjang lebar
"Jaga bicara Kamu Nita! Yang Kamu sebut anak pungut itu Kakak Kamu" tegur Candra
"Nggak! Aku gak punya kakak! Aku satu-satunya anak Ayah sama Bunda" bantah Nita
"Semua demi kebaikan Kamu, kalo Kamu gak mau masuk Pondok semua fasilitas Kamu Ayah cabut, Kamu juga bakal belajar dirumah dan Ayah gak akan izinin Kamu keluar" jawab Candra membuat Nita melotot
"Ayah egois banget tau gak?"
Setelah itu Nita pun langsung pergi masuk kedalam kamarnya
"Nita! Ayah belum selesai bicara!" panggil Candra
"Mas" kata Elma
"Udah mas" kata Elma lagi
Candra menghela nafas berat
"Apa ini gak terlalu cepat mas?" tanya Elma ragu
Candra diam sejenak, lalu pria itu memdudukan dirinya diatas sofa dan diikuti oleh Elma
"Sebenernya ada apa? Aku tau Mas, Kamu gak akan mau jauh dari Nita" kata Elma yang tau betul jika suaminya paling tidak bisa jauh dari putrinya
"Tadi pagi Kyai malik menanyakan kapan kita akan membawa Nita ke sana. Beliau juga menanyakan apa perlu keluarga ndalem yang menjemput Nita kesini" jelas Candra
Elma cukup kaget dengan penuturan suaminya. Jujur ia sangat tidak rela jika Nita harus dibawa pergi oleh keluarga pondok, namun ia juga tak mau egois karna bagaimana pun Nita seharusnya sudah ia lepas satu tahun lalu.
"Nita harus ikut dengan Suaminya" kata Candra
"Gimana kalo Nita gak mau? Bagi Nita semua ini terlalu mendadak" kata Elma
"Nita akan menjadi Santriwati disana selama beberapa waktu, dan biar Suaminya yang mengenalkan dirinya pada Nita" jelas Candra
Tak
Tak
Tak
Suara langkah kaki seseorang yang tengah berjalan cepat menuruni tangga, itu adalah langkah kaki Nita. Gadis itu kini sudah rapi ia menggunakan celana Jeans dan juga hoodie hitam dengan rambut panjangnya dibiarkan terurai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Halal Untuk Nita (dirombak)
Teen FictionTentang sebuah ikatan halal yang dirahasiakan hingga dianggap haram oleh orang-orang yang tidak mengetahuinya . . . Ini adalah kisah tentang seorang Agasha Alenita As-Sarah yang dinikahkan secara diam-diam dengan seorang Putra Kyai dari sebuah Pondo...