"Lo bertiga—terutama Hongjoong—harus hadap Sarga Sadewa dan mohon maaf sama beliau. Kalau perlu sujud, lo sujud."
Satu kalimat, diantara pembicaraan membuat Hongjoong, Yunho juga Juyeon membulatkan kedua mata masing-masing. Begitu Hyunjae, mengatakan hal yang perlu dikatakannya, setelah meneguk alkohol berkadar 48%, yang tak bisa dikatakan ringan. Seolah, Yunho tak mendengar di sana.
Hanya saja, tak ada yang protes.
Seluruhnya membutuhkannya.
Di area santai, di atas karpet, ke-empatnya duduk memutar. Dengan gelas bulat dan pendek masing-masing, untuk menenggak alkohol berwarna putih bening tersebut.
Hyunjae mencoba untuk menjelaskannya. "Di malam pemakaman, Hongjoong, Yunho dan Mingi kelihatan sama orang-orang—kalian bertiga paling kelihatan. Di malam itu, gak masuk headline sama sekali—lingkaran dalam lagi urus awak-awak media awam ini. Cuma gak tau gimana, paginya, satu stasiun berita berani buat post tentang lo bertiga—The Overload."
Tak ada yang berucap, hanya menenggak minuman, atau menambahnya. Walau begitu, tak ada yang santai. Seluruhnya panik, sendiri.
"Gue paham dari dulu—masalah publikasi, lingkaran dalam masih kalah. Gue rasa yang nguasain media berita dan televisi masih sedikit." Hyunjae berusaha menjelaskannya. "Di sini, media lain mulai berani buat publish juga, mendukung keterangan. Gak banyak, tapi beberapa berani buat ikut."
"Gak mungkin lingkaran dalam gak lakuin sesuatu?"
"Urusan kematian Soobin, ada di tangan Sadewa. Keluar dari masalah sebagai lingkaran dalam, walau begitu, beberapa dari para pemegang Nama Aman Soobin, Hakyeon bilang, ingin kebenaran di balik itu." ucap Hyunjae, sebelum menatap ke arah Hongjoong. "Lingkaran dalam kacau. Kubu makin terpecah. Mereka yang mau lindungi lo juga kena tantang Sadewa, yang mau nyalahin lo atas kematian dari Soobin."
Segera menenggak cepat gelasnya sampai habis, Hongjoong membalas marah. "Yang bunuh Soobin bukan Sadewa. Anjing... itu Sangkala."
"Sangkala?" Juyeon tersentak.
Begitu pula dengan Yunho yang membelalakkan mata.
Hyunjae sendiri demikian, sebelum bergumam pelan. "Gila... Minhyuk juga bilang demikian. Minhyuk coba ngeanalisis dan yakin... bukan Sadewa yang lakuin, tapi Sangkala."
"Kenapa?" tanya Hongjoong, butuh jawaban.
Dengan agak lelah, Hyunjae mendesah pelan di sana. "Lo gak tau Minhyuk kuliah jurusan apa waktu di UBB dulu?"
"Apa...?" Hongjoong mencoba memastikan.
Hyunjae menjawabnya. "Hukum. Lanjut S2, lintas jurusan ke Psikologi. Minhyuk beneran hebat baca orang."
Hongjoong terdiam.
Tepat saat Hyunjae melihatnya. "Itu kenapa Minhyuk bisa dapatin lo di malam itu, Hongjoong. Itu kenapa juga dia percayain lo ke gue."
"Oke." Hongjoong tak ingin pembahasan sampai ke sana, membuatnya membenarkan posisi duduknya bersila dan menatap Hyunjae di hadapannya secara serius. "Lanjut."
"Lo yang lanjut; kenapa lo bisa bilang Sangkala?"
"Gue lihat dari matanya." Hongjoong menelan ludah, teringat kembali akan satu kejadian, yang membuatnya menggelengkan kepala. "Walau gue denial; gak mungkin Sangkala yang lakuin. Tapi gue inget, Sangkala berani bunuh nyokapnya sendiri—"
"Nyokap mereka bukan bunuh diri?" Hyunjae memotong seketika.
Yunho dan Juyeon juga terkejut adanya.
Di titik itu, Hongjoong harus menelan ludahnya susah payah. "Sangkala yang bunuh; dia yang bilang sendiri. Setelah itu... Soobin juga... memperjelasnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1
FanficTHE FINAL OF THE TRILOGY. Starts : April 1st, 2023