Hari berlalu, kehidupan kedua sahabat ini masih berjalan sebagaimana mestinya. Bahkan terkesan lebih lengket dari sebelum-sebelumnya.
Hingga hari itu tiba. Hari dimana keduanya menyatakan perang satu sama lain hingga ada yang benar-benar menjatuhkan pedangnya dan dinyatakan kalah.
__..__
Kedua remaja sedang menuju kantin. Di depan mereka, seorang gadis dengan paras yang cantik tengah memerhatikan kiri dan kanan.
Gadis itu berbelok ke salah satu kedai. Kedai yang menjual jus.
"Jus mangganya 1 pak" Irene.
Bapak itu mengiyakan dan segera membuatkan. Tak lama setelah gadis itu memesan, dua remaja yang sedari tadi ada dibelakangnya ikut memesan di kedai yang sama.
"Jus apel pak" Minghao.
"Alpukat 1 ya pak" Mingyu.
Bukannya fokus memesan, mata Mingyu bergeliat kesana kemari mencari sosok gadis cantik itu diantara keramaian.
Setelah Minghao menyerahkan uang, Mingyu segera menariknya menuju salah satu meja disitu.
Setibanya di meja itu, dia segera menyapa.
"Hai Irene, kami boleh gabung?" Mingyu.
Melihat Irene yang hanya terdiam, Mingyu segera menambahkan.
"Meja yang lain penuh" Mingyu.
Padahal jelas-jelas meja di sebelah sedang kosong. Biarlah.. bukan Mingyu namanya kalau ga tolol.
Mereka pun duduk bersama.
Tak lama pesanan mereka pun tiba.
Irene segera meminum jus mangganya. Mingyu berusaha membuka topik.
"Kau suka jus mangga ya?" Mingyu.
"Iya, aku punya pohon mangga" Irene.
"owh, kalau makanan favorit?" Mingyu.
"Sepertinya tidak ada, aku makan-makan aja" Irene.
"Tidak ada makanan tertentu kah yang ketika kau makan, kau merasa senang?" Mingyu.
"Tid.. ah sepertinya ada" Irene.
"Apa itu?" Mata Mingyu berseri-seri.
"Vanilla Ice Cream" Irene.
Mendengar jawaban itu Mingyu sedikit mematung.
'Aku seperti pernah mendengarnya' Batin Mingyu.
Hao? jangan tanya, sedaritadi dia hanya sibuk memainkan handphonenya sambil sesekali meminum jus apelnya lewat sedotannya.
Jika ditanya kesal atau tidak? hmm tidak ada yang tahu, wajah hao semenjak lahir memang sudah jutek.
kringgg..
kringgg..
Tak lama bel pun berbunyi.
Mereka bertiga kembali ke kelas masing-masing.
Semenjak tadi Mingyu menatap heran ke arah Hao. Minghao sudah sadar namun dia berusaha tidak peduli.
__..__
Sepulang sekolah mereka kembali berlatih.
Mingyu, Minghao dan Irene telah bersiap. Namun Seungkwan belum juga muncul.
"Sepertinya kita akan telat" Irene.
Bukannya menjawab, Mingyu fokus menatap Minghao dengan intens dan yang ditatap seperti tidak peduli dan tetap lanjut membaca naskah.
Tak lama sosok yang dicari pun muncul. Ia membawa beberapa barang di tangannya.
"Helo guys, maaf telat.. Rupanya kostum kalian sudah siap" Seungkwan.
Ia meletakan barang" di tangannya diatas meja.
Tentu saja karena tema mereka adalah legenda, kostum yang mereka kenakan haruslah mendukung latar tempat tersebut.
Ia segera membagikan kostum-kostum tersebut pada masing-masing tokoh.
"Ayo tunggu apalagi, cepat ganti pakaian kalian" Seungkwan.
Irene terlihat bersemangat, Minghao memutar mata dengan wajah juteknya namun Mingyu masih dengan tatapan mencurigakan pada Minghao.
Minghao dan Mingyu menuju toilet pria tentu saja. Keduanya masuk bersama tanpa mengatakan sepatah kata pun.
Mingyu selesai dengan cepat. Ia langsung berkaca pada cermin toilet. Benar saja tubuh atasnya tercetak sempurna.
Pria tampan itu menunggu sahabatnya keluar. Namun sudah 5 menit temannya itu belum juga selesai.
Hingga akhirnya ia pun mendengar suara dari dalam.
"Mingyu.."
Suara samar itu pelan tapi jelas. Tentu saja Mingyu tau siapa yang memanggilnya. Ia segera berdiri di depan pintu sambil mengetuknya.
"Apa"
Baru saja Mingyu selesai menjawab. Pintu toilet itu terbuka perlahan.
Namun apa yang ada di hadapan Mingyu ini membuatnya terkejut.
"Hao.. sepertinya huffttt hahaha"
__..__
KAMU SEDANG MEMBACA
KUBUS || GyuHao
RomanceModerator mulai membaca kisah.. Para pemeran telah bersiap dibalik panggung.. Cahaya dalam ruangan itu diredupkan.. Mingyu : "Jangan berani ambil Shinta dari Parka, sekalipun lo Arya, gue bakal mukul lo sampai mati" Minghao : "Bagaimana jika selama...