Btw, kalian tenang aja ya cui, sistem di cerita yang satu ini cuma bakalan muncul kalo ada misi. Biasa, datang kalo ada maunya, kalo udah nggak butuh ya pergi. Kea fake friend, anjay.
***
"Hallo honey?" Panggil lelaki itu dari sebrang sana, sekarang ini ia berada di dalam mobil yang di kendarai oleh asistennya.
"Hallo? Kenapa Kak?" Tanya gadis itu, sembari memperhatikan sekitar, walaupun ia sedang fokus pada panggilan telepon itu.
"Kamu di sekolah kan? Kalo udah pulang bilang Kakak ya? Nanti Kakak jemputin." Ujar Sagara. Sebenarnya ia melakukan ini agar tidak di dahului oleh ketiga pacar lain dari gadis itu.
"Emhh, okay kak! Udah kan? Aku mau ke kelas, soalnya udah lonceng." Ujar gadis itu saat telinganya mendengar suara deringan lonceng masuk.
"Sudah honey, semangat ngajarnya! Kalo ada murid kurang ajar sama kamu bilang ke Kakak, nanti Kakak hukum." Kata lelaki itu, membuat Nilya kembali mengingat tentang kejadian kemarin.
Walaupun Jeffran adalah ketua Mafia -yang ia pikir sangat brutal- tapi Jeffran bisa dengan mudah mengontrol emosinya, dan juga selalu berpikir dahulu. Berbeda dengan lelaki ini yang langsung hajar tanpa peduli apapun, yang ia tahu siapa yang salah harus di hukum.
Dan soal Kaezar, lelaki itu tak sebrutal adiknya ini. Gila saja, kemarin si Zergan sampai patah tulang karena ulah lelaki itu.
"Iya kak. Kakak juga semangat kerja, cari duit yang banyak buat aku!" Katanya dengan diselingi tawa kecil, lelaki itu juga ikut terkekeh mendengarnya. "Bye-bye!"
Tutt.
Setelah mematikan sambungan telepon ia berbalik, mendapati ketiga teman gurunya yang sepertinya masih menunggunya?
"Ayo‽ Udah lonceng." Katanya yang di angguki oleh mereka, mereka berjalan bersama, masuk ke dalam ruang guru.
Tentunya mereka akan melanjutkan pekerjaan mereka yang tertunda karena jam isthirahat. Dan kali ini jadwal dua jam di kelas 12, setelahnya ia free dan tidak memiliki jadwal. Mungkin membuat laporan dahulu? Baru ia akan pulang.
Ia masuk ke kelas itu, ternyata ini adalah kelas milik Altheo. Baguslah? Entahlah, tak berguna juga ternyata, karena di sini tak ada Anara maupun Aurora yang masih berada di kelas 10.
Pembelajaran di mulai oleh gadis itu, setelah menanyakan hal-hal yang di perlukan kepada sang ketua kelas.
Sama seperti sebelumnya, gadis itu melakukan hal yang sudah ia terapkan di beberapa kelas. Menjelaskan, lalu menyuruh membuat tugas dengan iming-iming hal yang sudah ia janjikan.
Altheo, lelaki itu tiba-tiba mengangkat tangannya. Membuat Nilya menatap ke arah lelaki itu, menunggu dirinya berucap.
"Saya nggak suka coklat. Jadi kalo saya buat tugas, ada hadiah selain coklat?" Tanya lelaki itu, yang membuat Nilya tersenyum, namun dalam hati berbeda lagi.
NIH COWOK JAMET BANGET! DASAR BANYAK MAU! UDAH BAGUS GUE KASIH COKLAT! HUH!
Begitulah kira-kira isi batin dari seorang Cannilya Lizzianna Velasquez, dari balik senyuman palsu yang ia tampilkan.
"Kan kamu bisa kasih ke pacar kamu kalo dapet hadiahnya. Pacar kamu suka coklat kan?" Tanya gadis itu, mencoba untuk bersabar, mungkin jika siswa lain maka ia akan bersabar, tapi entahlah. Dengan male lead yang satu ini, sepertinya ia sudah memiliki dendam kesumat.
"Hmm. Ya." Setelahnya lelaki itu kembali menulis pada bukunya. Memang tidak sopan. Jawabannya aja cuma singkat, sesingkat chat terakhir mantan.
Nilya tahu, Anara suka dengan coklat, sedangkan Aurora lebih suka dengan coklat putih. Ah! Memikirkan gadis itu membuatnya ingin menjodohkan Aurora dengan seorang lelaki yang mengerti dirinya. Tapi siapa? Di novel, hal itu tak pernah di jelaskan. Emh, maksudnya, layar belakang tentang kisah cinta beberapa pemeran penting tidaklah di tunjukan dan hanya berfokus pada pemeran utama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessed With You [Pre-Ending]
FantasyGimana rasanya, jika kalian yang sedang melamun di kamar dan baru satu detik memejamkan mata, langsung tersadar di tempat yang berbeda, yang jelas-jelas bukan kamar kalian?! *** "Baby, kenapa ngelamun, hm?" Lizzie Swansea. Gadis itu menatap was-was...