༄ᶦᶰᵈ᭄✿50࿐

51 16 0
                                    

.

.

.

.

.

.

.

"Hari ini Kawaki-kun...! Akan sekolah.... Mau kuantarkan....!" Tawar Boruto kepada Kawaki yang langsung mendongak menatapnya. Diam sejenak memandangi rupa rupawan milik Kakak Iparnya. Setelah puas memandangi wajah Tampan Kakak Iparnya Kawaki pun mulai mengangguk. Ia pun berkata...!

"Apa Kakak nggak sibuk, kalau nggak sibuk . Boleh ajha sih....!" Jawab Kawaki menyetujui pengajuan Kakak Iparnya. Dengan senang hati Kawaki menerima itu. Barang kali pulang nanti Kakak Iparnya juga mau menjemputnya dan mengajaknya jalan-jalan. Kawaki sangat mengharapkan itu. Dia juga mau jalan-jalan dengan orang yang dicintainya. Meskipun ia sadar bila perbuatannya itu buruk. Namun bukannya Kakak tirinya sudah menyia-nyiakannya. Jadi tidak salah juga kan....! Orang sebaik Kakak Iparnya tak seharusnya menerima perlakuan begitu. Sungguh bodoh sekali Kakak tirinya menyia nyiakannya.

Bila Kakak tirinya terus seperti ini, maka jangan salahin dirinya. Bila suatu saat nanti ia akan mengambil Boruto dari pelukan Kakak tirinya.

Agak keterlaluan memang, karena tanpa sadar ia seperti Pelakor... Tapi Kakak tirinya juga keterlaluan kan...! Sudah punya Suami sesempurna Kak Boruto, tapi masih mengejarnya terus menerus. Padahal perasaannya sudah tidak sama, dulu iya dia sangat mencintai Kakak tirinya itu. Namun lambat laun perasaannya mulai berubah. Sekarang hatinya sudah dipenuhi dengan nama Kakak Iparnya .

Jadi Kakaknya itu percuma saja mengejarnya. Karena dia sudah tidak mencintainya lagi.

Kadang Kawaki sedikit risih ketika Kakak tirinya memeganginya . Tapi anehnya bila disentuh Kakak Iparnya dia begitu senang. Apakah ini rasanya jatuh cinta ke seseorang.

Walaupun ia sadar itu adalah Suami dari Kakak Iparnya. Perbuatan yang agak tercela. Namun untuk kali ini saja ia Egois. Dia juga ingin merasakan kebahagiaan yang sebenarnya. Dulu dulu ia selalu mengalah. Tapi sekarang bila itu menyangkut Kakak Iparnya, ia tidak akan mengalah. Untuk saat ini Kawaki akan egois.
.

.

.

.

.

.

Walaupun ia sedikit agak Takut bagaimana bila kedua orang tuanya mengetahuinya. Apakah kedua orang tuanya dan Pamannya akan membencinya.

Kawaki terpekur sampai tidak sadar bila Kakak Iparnya terus memanggil namanya. Kawaki terus menerawang jauh kedepan. Membayangkan kejadian kedepannya nanti .

Sampai guncangan dipundaknya menyadarkannya.

"Hei apa yang kau pikirkan Kawaki, apa kau baik baik saja...!" Seru Boruto sambil mengguncang kan pundak Kawaki sedikit keras. Hingga membuat Kawaki langsung menolehkan pandangannya menghadap ke Kakak Iparnya .

"Eh iya maaf Kak Boruto...! Kakak bilang apa tadi...!" Tanya Kawaki ke Kakak Iparnya yang hanya tersenyum dan menggusak gusakkan rambut Kawaki yang mulai memanjang hingga hampir menutupi mata Oniks ke abu abuannya.

"Ih apaan sih Kak...! Aku bukan anak kecil lagi...!" Ucap Kawaki yang langsung cemberut ketika Kakak Iparnya menggusak rambutnya. Ia memanyunkan bibirnya lucu, hingga membuat Boruto kembali tersenyum tipis.

"Iya iya kau bukan anak kecil lagi tapi bagiku kau masih anak kecil ...! Hahaha sana mandi nanti telat sekolahnya , biar aku saja yang memasak...!" Ucap Boruto sedikit mendorong tubuh Kawaki. Namun Kawaki masih diam di tempat. Rasa sakit di bagian selangkangannya masih dirasakannya. Membuat Kawaki sedikit menelan ludahnya paksa. Dalam hati ia takut bila Kakak Iparnya akan mengetahuinya. Bila itu terjadi apa yang akan dilakukannya. Kawaki gelisah dalam keterdudukannya.

Want to be with You...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang