Chaos

545 90 7
                                    

Hy guys! Maaf ya, padahal janji kmren, nih salahkan sinyal rumah temen ibukku😭 sim card ku jadi gaada sinyal.

|warn|•FIKSI! •harsh word, anak kiciw jangan ditiru•15+•kedepannya ini mungkin agak thriller jadi siap siap aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

|warn|
•FIKSI!
•harsh word, anak kiciw jangan ditiru
•15+
•kedepannya ini mungkin agak thriller jadi siap siap aja

Happy Reading!






Keadaan begitu kacau, dalam satu hari ini banyak kejadian yang terjadi. Baru tadi pagi ia mendengar suara tawa si bungsu kini anak kesayangannya itu hilang dibawa sang musuh. Belum lagi karena kabar itu membuat Savina drop dan pingsan saat Askara mengatakannya dengan banyak darah mengotori kemeja putihnya.

Begitu pula para Tuan Muda Ganendra. Arjuna dan Surya sudah layaknya orang gila karena gagal menjaga adiknya. Surya bahkan sampai dibius oleh jayden karena memberontak ingin ikut Arjuna mencari Kaivan. Padahal disini ia juga parah atas luka-luka yang ia dapat, seakan sakit dari goresan pisau di pelipisnya tak terasa sakitnya.

Arjuna memang tak bisa ditahan, dulu ia masih kecil, ia masih bisa di halangi untuk tidak membahayakan dirinya. Tapi sekarang ia sudah dewasa, apapun yang ia ingin lakukan makan harus jadilah. Tak ada rasa sakit apapun yang bisa menghentikannya.

Disisi lain Bagas harus berada di UGD untuk sementara karena asap yang ia hirup mengganggu pernapasan nya. Sedangkan Theo bagaikan raga tanpa jiwa. Ia yang biasanya memang diam kini menjadi semakin diam dan tak bergerak. Ia hanya duduk di kursi tunggu UGD sambil menatap lantai rumah sakit. Pikirannya berlalu lalang kemana-mana.

"Kenapa Kaivan sihh argghh!! " Theo mengusap wajahnya kasar dan menarik-narik rambutnya sendiri.

Sebenarnya, perlu Theo ketahui, jika yang di posisinya sekarang kaivan, kaivan juga tak menginginkan hal sebaliknya. Tentu saja ia tak mau Abangnya dibawa dan disekap seseorang yang merupakan musuhnya.

"The, udah, tenangin diri lo" Jinan datang menepuk bahu sahabatnya dengan sebotol air ditangannya.

"Gak bisa Jin. Gue sekarang gak tau keadaan Kaivan kaya apa, gimana gue bisa tenang? " Ucap Theo.

"Nih, minum dulu" Theo menerima air itu dari tangan Jinan.

"Bunda lo udah drop begitu, Kak Bagas pingsan gak tau kapan sadarnya, Kak surya histeris bahkan sampai dijagain 6 orang. Belum lagi Bang Juna yang udah kaya orang kesetanan cari Kaivan. Gue harap lo tenang dan tetap dengan kepala dingin. Jangan bikin Om Askara makin bingung" Ujar Jinan panjang lebar.

Theo hanya diam mendengarkan ucapan-ucapan Jinan. Nasehat yang akan ia dengar selain dari keluarga tentu adalah ucapan yang keluar dari mulut Jinan. Walaupun mereka terlihat jarang mengobrol banyak, tapi dengan selalu bersama dari kecil tentu membuat mereka begitu dekat layaknya saudara. Jinan tahu Theo bagaimana, dan begitu pula sebaliknya Theo tahu Jinan bagaimana.

WAY HOME - HUENINGKAI [Lokal]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang