Hai guys!
Aku Disti selaku penulis Tuan Muda's Reyes mau ucapin terima kasih buat para readers yang baca ceritaku.
Jujur, aku sangat mengapresiasi kalian yang udah menghargai karyaku yang masih terbilang amatir.
Dan maaf kalau ceritaku gak sesuai sama ekspetasi kalian. Dimana cerita ini gak berpusat sama Nehan selaku karakter utama. Di cerita ini aku mau memperkenalkan setiap karakter dari Tuan Muda Reyes dengan bumbu konflik yang akan menjadi awal dari ceritaku yang lain (soon).
Happy reading, guys!
****
Nehan terbangun dari tidurnya. Matanya masih menyipit dan pandangannya kabur. Saat sudah sadar dan jelas ia dikagetkan dengan wajah asing di depannya.
1
2
3
"HUAAA.. KAKAK."
Nehan terkejut ketika seseorang itu tepat di depan wajahnya. Reflek menangis karena takut. Apalagi ruangan tampak temeram karena hanya disinari lampu tidur.
Brak
Dug
"Aduh! Yang santai dong." Sewot Erven masih diposisi duduk setelah ditendang Algis.
Erven menatap sinis Algis yang saat ini menenangkan adiknya yang menangis keras. Salahnya juga sih, tapi ia sangat penasaran dengan anak imut yang sedang tertidur di salah satu kamar mansion Reyes. Jadilah Erven mendekat untuk melihat lebih jelas. Namun, ia terkejut saat mata itu terbuka dan tersadar saat anak kecil itu menangis ketika melihatnya.
"Tenanglah, sudah ada kakak disini." Ujarnya menenangkan.
Remaja itu menimang Nehan dengan lembut. Berusaha sabar dengan tingkah rewel adiknya yang sedang sakit. Ran sedang pergi meeting di luar dan Meena ia suruh membuat susu lagi.
"Hai anak manis, lihat apa yang kakak bawa." Ujar Louis mencoba mengalihkan perhatian Nehan.
Dua bersaudara itu menoleh. Melihat beberapa remaja memasuki kamar. Deska yang paling dekat dengan saklar segera menyalakan lampu. Remaja dengan senyum lembut itu masuk lebih dalam mendekati kakak beradik itu. Ia tersenyum lucu melihat wajah Algis yang terlihat tertekan.
"Koala." Katanya lirih.
Nehan melihat hewan yang ada ditangan orang asing. Ia ingin tapi Nehan yang sejak kecil jarang keluar tak bisa bersosialisasi. Nehan melirik Algis meminta bantuan.
"Ambil jika kamu mau. Itu punyamu sekarang."
"Anak baik tidak menangis." Ujar Louis membujuk. Memang mulutnya manis sekali.
Tangan kecil itu meraih anak koala di tangan Louis. Lalu memeluknya erat dan tersenyum kecil. Ia menunjukkan hewan itu pada Algis hingga mendapat respon lega oleh yang lain.
"Han punya koala sekarang. Lihat Kak Gis, lucu kan? Nanti Han mau tunjukkan pada Paman dan Daddy."
Seperti anak kecil pada umumnya, Nehan ingin memamerkan anak koala itu pada semuanya. Sehingga ia memberontak ingin turun dari gendongan Algis.
"Mau turun, Kak Gis." Rengek Nehan saat pegangan Algis malah mengerat.
"Tidak, sekarang kita sarapan. Kamu akan lupa waktu kalau sudah bermain." Ujar Algis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Muda's Reyes (END)
Fiksi RemajaMenjadi putra Reyes bukanlah hal yang mudah bagi Nehan. Ia hanya seorang anak berusia 10 tahun yang terjebak dalam lingkaran masalah. "Daddy, Nehan ingin lihat koala." Reyes mengamati putra bungsunya yang duduk di tempat tidur tak jauh dari sofa yan...