10. GALERI

9 2 0
                                    

Seperti kecintaanya pada seni, gadis itu tak henti-hentinya memandangi sebuah karya yang menampakkan keindahannya yang sangat cantik.

Seperti kecintaanya pada seni, gadis itu tak henti-hentinya memandangi sebuah karya yang menampakkan keindahannya yang sangat cantik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(-pinterest)

Masih dengan Nasafa dan segala hal favoritnya; toko buku, escream vanilla, museum, pameran, dan kecintaanya pada malam hari.

Tak jauh dari jaraknya sekarang, langkah gadis itu terhenti, mata itu kini tertuju pada seorang laki-laki yang sangat ia hafal. Keduanya sama-sama diam mematung, Nasafa mencoba selangkah lebih dekat, namun justru langkah Kalim memilih mundur. Kalim menghidari gadis itu.

Kalim mulai berbalik badan, lalu pergi menjauh darinya. Tanpa pikir panjang, Nasafa mencoba mengejar Kalim sampai mereka berada diluar ruangan.

"Kalim..!"teriak Nasafa yang membuat langkahnya berhenti.

Kalim membalikkan badannya, Nasafa mulai mendekat."Kita nggak bisa gini terus" ucap Nasafa.

Untuk pertama kalinya dari sekian tahun pertemanan mereka, gadis itu berbicara lebih dulu.

"Kita? Bukannya selama ini, aku emang nggak ada dikamus hidup kamu"balas Kalim

"Ini kita nggak ada yang mau nyelesain perkara ini?"

"Perkara apa? Semuanya ini tentang kamu, Nasafa"ucap Kalim kesal.

Nasafa mengepal kedua tangannya sembari menarik napas, "aku.. minta maaf"

Kalim terkejut,

Dan untuk pertama kalinya, kalimat yang sangat anti dikamus hidupnya, ia ucapkan pada seorang Kalim.

Kalim menarik napas, "Na, asal kamu tahu. Aku akan mendukung keputusan apapun itu asal hal baik. Aku tahu, aku nggak bisa larang kamu karena aku tahu kamu bakal tetep ngelakuin itu. Tentang jihan.."

"Kamu pasti marah kan? Kamu pasti mau benci aku kan?"ucap Nasafa memotong kalimat Kalim

Kalim mengangguk," Awalnya aku mau marah sama kamu, tapi kamu tahu aku nggak bisa. Aku tahu banget kamu pasti nggak enakan, tapi tolong selipkan aku sedikit aja dipikiranmu. Aku juga binggung, selama ini aku kemana ya, Na? Apasih yang aku lakuin sampe ngebiarin gadis kepala batu ini ngebuat keputusan yang nggak pernah diduga"

Nasafa diam, matanya mulai berkaca

"Aku pikir, aku adalah orang yang paling tahu kamu, ternyata aku gak tau apapa. Aku tahu betul gimana usaha dan kerasnya Ante buat masukin dan maksa kamu ke kampus itu dengan jurusan yang tepat. Aku juga tahu kamu nggak pernah seneng waktu itu dan sampe sekarang aku masih ngerasa bersalah sama antemu, Na. Tapi, kamu tahu kan berhenti bukan jalannya?" Jelas Kalim.

"Kamu juga tahu itu bukan inginku kan? Kamu juga ngomong gitu karena kamu nggak pernah ngerasain itu. Aku pernah bilang kan, kalo aku hidup dengan segala ekspektasi yang gak karuan, aku kebinggungan Kal, ini jalannya kemana ya? Arahnya kemana? Aku kemana lagi? Kok buntu semua sii?. Aku hidup tapi terasa hampa, orang orang rame tapi aku tetep ngerasa kosong. Aku kuliah untuk apa sih, Kal? Apa dengan aku menyelesaikan kuliah ku orang-orang yang pergi akan kembali? Enggakan"ucap Nasafa.

Nasafa KalimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang