Dimalam itu Roseva tidak bisa tidur karena memikirkan ulang tindakannya kepada Loka, dan mencerna kembali terkait kata-kata yang disampaikan oleh Josee. Dengan dirinya yang terlampau egois dengan memutuskan secara sepihak tanpa mau mendengar apa yang menjadi pendapat dan keinginan dari Loka. Semalaman Roseva tidak bisa tidur karena memikirkan hal itu, dan membuat kepalanya tambah berdenyut sepanjang malam. Baru dijam tiga pagi dia bisa tertidur sebentar dan terbangun kembali karena bermimpi aneh. Ia bermimpi bersama ayah, ibu dan saudara perempuannya berkumpul di satu meja makan dengan bersenda gurau. Setelah terbangun Roseva berfikir bahwa memang ajalnya akan segera datang untuk menjemputnya.
Pagi hari Roseva bimbang ingin menghubungi Loka apa tidak. Dan akhirnya ia memilih untuk bertemu disebuah café pada siang harinya. Loka sedikit lega karena Roseva mau membuka diri setelah kejadian kemarin.
Pada saat itu pukul sebelas siang, Roseva telah menunggu Loka di pojokan meja café. Tak lama kemudian Loka datang dan menghampirinya.
"bagaimana keadaanmu sekarang?" Tanya Loka lembut kepada Roseva
"ya... baik-baik saja. Aku masih menjalankan pengobatanku." Jawab roseva sambil menunduk.
"Bisakah kau menatap mataku jika kita mengobrol. Sebegitu bencikah kau kepadaku."
Masih sama Roseva hanya menunduk tanpa mau melihat ke arah Loka. Seketika Loka menangkap dagu Roseva dan menariknya keatas. Yang sontak membuat mata mereka saling bertatapan.
"bukankah seperti ini lebih baik?" Loka menatap lekat wajah dan mata Roseva
"apakah aku membuatmu tidak nyaman Rose? Kenapa kau diam saja, padahal kau yang mengajakku bertemu."
"maafkan aku.... Maafkan aku karena berbohong tentang kondisi dan keadaanku saat ini. Aku sangat bodoh karena menyimpannya seorang diri."
"hey...hey...hey...sudahlah Rose itu sudah lewat. Aku memang sangat marah padamu karena kau membohongiku. Tapi dengan kau yang menghubungiku dan mau bertemu, itu sudah membuat hatiku lega. Jadi jangan salahkan dirimu dan jangan bersedih lagi. Kumohon...." Loka berbicara dengan pelan dan penuh kasih.
Sementara Roseva yang mendengar itu merasa lega dan mengangguk pelan kearah Loka. Ia sangat beruntung karena Loka masih memperlakukan dirinya dengan baik, setelah ia berbohong kepadanya. Merekapun akhirnya mengobrol, dan Roseva menceritakan dengan detail apa yang terjadi soal penyakitnya. Walau Loka telah mengetahui secara garis besar apa yang terjadi, tapi mendengar dari sudut pandang Roseva sendiri membuat dirinya tertampar seribu kali lipat. Bagaimana tidak, wanita yang paling ia cintai mendapat kondisi yang demikian. Terlebih lagi ia menerima pernyataan dari Roseva yang terlihat pasrah dengan apa yang telah divoniskan oleh dokter.
Semenjak Loka mengetahui tentang penyakit Roseva, semalaman ia tidak bisa tidur. Ia disibukkan mencari tentang penyakit itu dan memikirkan bagaimana kondisi Roseva melewati hari-hari yang berat seorang diri. Ia tidak bisa membayangkan, bila harus kehilangan orang yang dicintainya untuk selama-lamanya. Semakin ia berpikir semakin pula ia tak menemukan jawabannya. Ingatan-ingatan buruk tentang masa lalunya dan hidup dalam kesendirian seketika menghantuinya. Lalu pada saat jam enam pagi hapenya berdering karena ada pesan masuk. Setelah dilihat, ternyata itu adalah pesan dari Roseva yang meminta bertemu di sebuah café yang biasa mereka kunjungi. Buru-buru Loka jawab, dan perasaan di hatinya sedikit lega karena Roseva masih mau mengajaknya untuk bertemu.
...
Pada pukul tiga sore Roseva meminta izin untuk pulang karena merasa lelah. Loka pun berinisiatif mengantarkan Roseva pulang, tapi Roseva menolak bahwa dia bisa pulang sendiri. Tapi berhasil dibujuk oleh Loka, jadi mereka pulang ke rumah singgah yang ditinggali Roseva.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Ruler : White Demon Conqueror
FantasyLoka merupakan seorang keturunan dari penguasa Abalyon yang selama kecil hidup di sebuah panti asuhan. Setelah ia beranjak dewasa keluarganya menemukan dan membawa ke kediaman keluarga besar abalyon. Loka menjadi harapan besar bagi keluarga yang mas...