Seoul International High School atau SIHC adalah sekolah nomor satu di korea selatan. Lulusan dari sekolah ini biasanya akan selalu diterima diberbagai Universitas ternama. Banyak orangtua yang selalu berusaha untuk bisa menyekolahkan anaknya disini. Namun, tiap tahun SICH hanya menerima 100 murid. Ini membuat ujian masuk sekolah ini sangat sulit.
Tahun ini SICH baru saja melakukan upacara penerimaan siswa baru. Diaula telah terkumpul 100 murid baru yang nampak rapi dengan seragam mereka. Sementra diatas panggung berdiri beberapa Osis yang nampak berjejer sambil memperhatikan para murid baru.
"Halo semuanya, selamat pagi, Perkenalkan nama saya Kim Jisoo, saya ketua osis SICH" ucap Jisoo sedikit menunduk
"pertama mungkin, saya ingin mengucapkan selamat datang dan selamat bergabung di SICH. Sekolah nomor satu di korean, sekolah yang akan mengantarkan kalian menuju jalan kesuksesan" ucap Jisoo
"saya berharap bukan hanya kalian yang bangga bersekolah disini tapi saya ingin kalian juga membuat sekolah ini bangga karna memiliki kalian. Jadi, ayo kita sama-sama mengharumkan nama sekolah kita" para murid yang ada diaula semua bertepuk tangan.
"gila kak Jisoo cantik banget"
"gak sia-sia semua perjuangan gue selama ini, buat bisa sekolah disini"
"kenapa kakak Osis pada good looking semua dah, kan jadi insicure"
.
.
.
."tumben banget datang cepat"
"malas gue dirumah"
"Rosie mana?"
Joy, Nayeon , Wendy dan Yeri menggeleng tak tahu"nih orang kebiasaan banget suka ngilang tiba-tiba" Jennie mendengus kesal
"lapangan Baseball mungkin" Jennie menatap joy lalu beranjak dari kursinya
"ikut jangan?"
"ikutlah, mau lo diomelin" Wendy beranjak lebih dulu
"baru juga duduk" Yeri mengeluh
"ayo" Nayeon dan Joy menyeret Yeri yang nampak tak mau beranjak.
Mereka berlima berjalan menuju lapangan Baseball, beberapa murid menatap mereka dengan kagum terutama para murid laki-laki. Siapa yang tidak, jika para primadona sekolah tengah lewat. Meski mereka sering mengganggu murid lain, para murid laki-laki tetap mengangumi mereka.
Pintu aula terbuka, para murid baru keluar hampir bersamaan saat mereka lewat. Jennie menghentikan langkahnya.
"kenapa sih kita harus lewat sini?"
"kan ini emang jalan ke lapangan baseball" Jennue mendengus
"gue salah" Joy hanya menepuk pundak Nayeon
"lo bernafas aja salah" Nayeon mendorong tubuh Joy, membuat gadis itu menabrak Yeri
"bisa diam gak sih"
"ya maaf"
"Jennie?"
Mereka berlima menoleh, terlihat disana Ketos yang nampak menghampiri mereka bersama beberapa anggotanya
"kenapa?"
"kamu ngapain disini? Sebentar lagi bel masuk" ucap Jisoo
"mau ngapain kek, terserah gue. Awas gue mau lewat" Jennie sedikit menyenggol lengan Jisoo, membuat gadis itu sedikit terdorong
"santai dong" Luhan, wakil ketua osis nampak kesal melihat tingkah Jennie
"udah, aku gak papa kok"
Anggota osis yang lain juga menatap Jennie dan gengnya dengan kesal
"mereka itu udah keterlaluan, kita sebagai osis selalu gak pernah dianggap sama mereka" luda sebagai sekretaris osis juga bersuara
"aku minta maaf kalau sifat dan sikap Jennie bikin kalian gak nyaman" ucap Jisoo
"gue bingung deh, kok bisa sifat kalian itu beda banget padahal saudara kandung" ucap Luhan
"namanya juga saudara, gak ada yang sifatnya sama, pasti ada aja yang beda" semua anggota osis menoleh
Disana terlihat Irene bersandar pada dinding sambil menatap mereka dengan senyuman.
"kak Irene"
"halo" Irene terkekeh
"habis dari lapangan Baseball" ucap Irene yang seakan tahu tatapan Jisoo
"dia lagi latih tanding lawan sekolah sebelah" Irene terkekeh melihat ekspresi Jisoo
"duluan ya"
"yang dimaksud kak Irene siapa?" semua anggota osis menggeleng tak tahu
"kalian duluan aja, aku masih ada urusan" Jisoo meninggalkan anggotanya dan menuju lapangan Baseball
"banya banget yang nonton" ucap Joy
"kapten kita hari ini tanding jadi pasti banyak yang nonton. Kalian juga pasti kesini karna mau nonton kapten kan?" Bambam bertanya
"tau aja lo bety"
"nama gue Bambam ya"
"tapi kapten lo manggil lo Bety" Bambam hanya mendengus
"halo" Rosie datang dengan mulut penuh makanan
"eh darimana aja lo, dicariin juga" ucap Yeri
"biasalah, kan kalo kakak gue tanding, gue harus temenin dia" ucap Rosie
"manja banget kakak lo"
"heh"
Rosie melototkan matanya tak terima jika kakaknya dikatai manja
"dimana dia sekarang?"
"siapa?"
"kakak lo"
Rosie mengedarkan pandangannya lalu ia tersenyum melihat seseorang baru saja memasuki lapangan.
"kak" teriakan Rosie membuat orang-orang menatapnya heran
"ya gak usah teriak juga kali" ucap Bambam
"protes mulu lo" ucap Yeri
Jennie menghiraukan mereka lalu segera berjalan ke orang tersebut.
"bagus ya, satu minggu ngilang gak ada kabar, pas ketemu malah gak nyapa" ucap Jennie
"kenapa sih marah-marah mulu" ucapnya tersenyum
"ya kamu bikin aku kesal"
"Lisa"
Jennie dan Lisa menoleh, disana ada Jisoo yang nampak tersenyum manis
"si pengganggu datang" gumam Jennie
Lisa hanya terkekeh mendengar gumaman Jennie. Ia mengelus kepala gadis itu.
"hey kak, apa kabar"
"aku baik, kamu apa kabar? Kok lama gak main ke rumah"
"dia sibuk sama aku" ucap Jennie
Jisoo menatap Jennie lalu Lisa
"semangat ya mainnya, semoga menang. Maaf aku gak bisa nonton, masih banyak kerjaan bareng anak-anak" ucap Jisoo
"iya gapapa kok, makasih juga udah semangatin" Jisoo tersenyum lalu pamit pada Lisa
"kesel banget" Lisa melepas topi Baseballnya lalu memakaikan pada Jennie
"aku mau siap-siap dulu,ok. Bye Nini" Lisa segera beranjak menuju teman-temannya, sementara Jennie masih dengan wajah cemberutnya.
Tbc...