Enjoy to read,
I hope you'll like this story.
°
°
°Yeonjun akhirnya hanya bisa menghela nafas. Melihat punggung lebar oleh didepannya dia tidak bisa berkata-kata, seketika mengalihkan pandangannya.
"...apa kau masih terus ingin bermain seperti ini?" Katanya kemudian dengan serius, namun itu masih mengandung unsur memprovokasi.
Suara air mengalir membuat atmosfer diruang menjadi tenang, melihat Soobin yang tidak berniat untuk menjawabnya Yeonjun akhirnya tertawa mengejek.
Mungkin hari ini dia telah melewati banyak hal membuatnya lelah untuk berdebat. Yeonjun kemudian akan meninggalkan dapur ketika suara air mengalir berhenti dan Soobin akhirnya bicara.
"Selama aku belum menyetujuinya. Sebelum itu terjadi, kau tidak akan bisa tinggal dengan tenang"
Yeonjun berhenti dari langkahnya dia menoleh pada Soobin dan tersenyum sinis "lakukan apa yang kau suka. Tuan muda"
-
Pagi yang cerah harus diawali dengan energi yang positif namun itu tidak berlaku untuk Soobin pada pagi ini.
"Yeonjun mungkin bangun lebih awal dan telah berangkat ke sekolah, aku tidak tahu apa dia akan tersesat lagi. Kau bantu lah dia"
Jungkook terlihat terburu-buru mengurus dirinya sendiri. Beberapa barang telah dikemas dengan bawaan koper yang cukup besar. Sepertinya dia akan melakukan perjalanan untuk waktu yang lama.
Soobin yang telah mengenakan seragam sekolah dan bersiap-siap akan berangkat sekolah setelah sarapan, namun itu tidak sempat dia lakukan.
Melihat ruang tamu yang masih berserakan bahkan menjadi lebih berantakan dari pada malam sebelumnya dan dapur yang ditumpukkan oleh piring-piring kotor dari malam, sama sekali belum dibereskan dan dicuci.
"Jika kau punya waktu bereskan rumah. Jam berapa sekarang aku benar-benar akan telah"
"Ayah pergi dulu, jangan lupa bereskan rumah. Ah! Jangan bertengkar dan membuat keributan yang tidak perlu"
"Ayah pergi~"
BLAM!
Suara pintu yang tertutup membuat keributan yang dibuat ayahnya selesai seketika dan rumah menjadi tenang.
Soobin:"..."
Tidak tahu apa yang harus dia katakan, dia hanya ingin mengumpet pada seseorang.
Sekarang Soobin menyesal telah memberi kesempatan dan mendengar omongan kosong Yeonjun tadi malam.
Seharusnya dia tidak memberinya kesempatan. Merasa kesal atas kebodohan nya sendiri, sudah tahu bagaimana sikap kepribadian tidak tahu malu Yeonjun namun dirinya masih bisa di bodohi.
"SIAL! BAJINGAN ITU, YEONJUN"
•
•
•"AhcHoo~"
"Kau tidak apa-apa bro, kau bersin di cuaca cerah begini" kata seorang remaja yang juga mengenakan seragam sekolahnya
Yeonjun menarik resleting jaket marah maroon nya dan merasa merinding dipunggung "...mungkin seseorang sedang merindukan ku"
Siswa itu memperhatikan wajah Yeonjun "yahh~ dengan wajah seperti itu, kau pasti memiliki banyak orang yang merindukanmu hahaha"
Yeonjun merasa senang akhirnya dia menemukan seseorang yang pantas dia jadikan teman pertamanya di kota ini.
Yeonjun merangkul siswa yang setengah kepala lebih rendah darinya "kau memiliki mata yang bagus kawan. Aku merasa sangat diberkahi dipertemukan dengan mu hahaha. Jika tidak aku mungkin tidak akan pernah sampai disekolah ini"
Saat memasuki gerbang sekolah, beberapa mata siswa tertuju pada mereka. Pakaian dan tinggi badan Yeonjun menarik perhatian mereka.
Beomgyu siswa yang bersamaan Yeonjun, dengan senang hati mengantar Yeonjun ke kantor guru.
"Kau pasti akan menjadi siswa populer disekolah kami" kata beomgyu
"Dengan senang hati aku akan menerima gelar tersebut" balas Yeonjun dan tertawa dengan senang
"Ini kantor guru yang kau tanyakan, aku akan kembali ke kelas ku dulu"
"Yahh tentu, terimakasih telah mengantar ku"
Beomgyu melambaikan tangan nya yang mengisyaratkan 'tidak masalah'
Yeonjun kemudian mengetok pintu kantor dan masuk. Ada cukup banyak meja guru yang masih kosong dan dia tidak tahu kemana dia harus pergi melapor.
Dia pergi ke meja yang terdekat "permisi pak, saya siswa pindahan kepada siapa saya harus melapor?"
"Oh kamu berada di tahun ke berapa?"
"Tahun ku dua"
Guru itu kemudian berteriak untuk memanggil seorang guru yang berada di sebrang baris ketiga dari mejanya.
"Namjoon-shi ada siswa pindahan dari tahun ke dua"
Yeonjun melihat ke seberang di depannya, melihat seorang pria yang cukup mudah mengenakan kacamata tips yang sedang sibuk dengan buku-buku di mejanya.
Dia menghampiri guru tersebut.
"Yeonjun-shi aku sudah melihat nilai dan beberapa cerita yang ku dengar dari sekolah mu Sebelumnya"
"Nilai mu sebelumnya... cukup menarik perhatian ku. Bukankah begitu?"
"Sepertinya kau harus berusaha lebih keras di tahun ke dua ini dan beberapa peraturan yang harus kau perhatikan, kau mungkin belum bisa terbiasa namun kau harus menyesuaikan diri mu di sekolah kami ini. Selain itu-" bla bla dan bla bla ceramah yang panjang untuk siswa baru Yeonjun
Di sisi lain sekolah menjadi lebih hidup setelah berita kedatangan siswa baru dan itu menghebohkan mereka karena siswa itu cukup tampan. Terutama pada satu kelas yang akan di masuki oleh siswa baru tersebut.
"Melapoorr, kelas kita mendapatkan siswa baru" seorang siswa dari kelas tersebut menjadi yang ter semangat
"Apakah kau akan menebarkan rumor yang tidak jelas sumbernya itu?" Seseorang mengejeknya
"Tidak, aku serius. Meskipun aku tidak melihatnya secara langsung"
Seluruh mata siswa di kelas tersebut memandanginya dengan ekspresi malas yang bodoh
"Itu, aku juga mendengar nya saat melewati lorong"
"Jadi apakah itu perempuan atau laki-laki?"
"Tentu saja itu laki-laki. Aku sendiri yang mengantarnya ke kantor guru"
Seseorang dari belakang tiba-tiba menyela pembicaraan mereka. Beomgyu yang baru sampai di kelas nya menunjukkan sikap sombong saat mendengar mereka senang membicarakan siswa baru.
Dengan begini siswa-siswa yang terjaga dikelas menjadi lebih hidup "Apakah benar dia tampan?"
"Iya dia tampan dengan sisi keren sebagai pria yang ramah tamah dan baik hati" kata beomgyu
"Apakah itu benar" sorak serentak siswa-siswa di kelas tersebut
°
°
°
Please support and follow me guys!!
See you next chapter
KAMU SEDANG MEMBACA
To Be Better (Soobin X Yeonjun) Bl!
FanfictionKarena beberapa alasan Yeonjun terpaksa dipindahkan ke sebuah kota kecil. Dia akan dititipkan di rumah teman ayahnya dengan seorang anak dimana Yeonjun kebetulan sangat tidak menyukainya. Tapi karena hubungan kedua ayah mereka yang akur, Yeonjun ter...