04. Hello, Osaka!

35 4 0
                                    

Hello para pembaca cerita ku!
Ada yang nunggu update an cerita ini??
Gimana kabar kalian?😆


Jangan lupa vote dan komennya

Happy Reading 🔥🔥

-

. ✧✧..✿^•^✿..✧✧ .

Setelah perjalanan dari bandara Internasional Soekarno Hatta menuju bandara Internasional Osaka menggunakan pesawat pribadi milik Ayah Nara yang memakan waktu kurang lebih 9 jam 55 menit, kini Mashiho, Nara, dan kedua orang tua mereka telah tiba di di kediaman kakek nenek Mashiho yang berada di Osaka.

Nara dan kedua orangtuanya tidak langsung pulang ke kediaman lama mereka karena jarak yang cukup jauh, mengingat hari sudah malam jadi mereka akan menunda kepulangan mereka ke rumah lama Nara yang berada di Tokyo dan memilih menginap di rumah keluarga Mashiho yang berada di Prefektur Osaka dan juga dekat dengan bandara Internasional Osaka.

"Selamat datang,"sambut nenek Mashiho dengan secarik senyum hangat.

Malam semakin larut, mama Mashiho membagikan kamar yang akan ditempati oleh Nara dan kedua orangtuanya.

"Shiho-kun, tolong antar Nara ke kamar tamu, ya."ucap mama Mashiho dan dengan terpaksa Mashiho pun menuruti perintah sang ibu.

"Ayo,"ajak Mashiho pada Nara yang masih berdiri diam memandangi kedua orangtuanya yang telah berjalan menuju kamar tamu yang lain.

"A-ayo."

. ✧✧..✿^•^✿..✧✧ .


Setelah berada di dalam kamar tamu yang telah ditunjukkan oleh Mashiho. Nara pun masuk kedalamnya. Kamar tamunya sangat bersih dan rapih. Memang tak aneh, lagipula dari kebiasaan Mashiho yang tak suka sesuatu yang kotor dan tak berada pada tempat yang seharusnya, sudah jelas bagaimana keluarganya.

Nara meletakkan kopernya di samping ranjang tempat tidur. Gadis itu langsung menghempaskan tubuhnya yang terasa pegal walaupun dia masih bisa tidur nyenyak di dalam pesawat, tapi tetap saja tidur di kasur biasa lebih nyaman. Baru saja akan menarik selimut dan tidur dengan lelap, Nara telah mendengar suara ketukan dari luar. Belum ada sepuluh menit dia merasa tenang, kini sudah ada gangguan saja.

Pintu digeser dan menampakkan Mashiho yang tengah berdiri dengan menenteng sebuah tas kecil. Hei, bukankah itu tas milik Nara yang berisi berbagai macam merc tentang Mashiho? Sial sekali, mengapa kini tas itu berada di tangan Mashiho!?

"Kemari kan tas ku,"pinta Nara dengan tangan hendak mengambil tas miliknya itu, namun sayangnya Mashiho menariknya dan melihatnya lebih dekat.

"Oh.. ternyata aku tampan juga. Astaga, astaga, aku tak tau aku bisa terlihat tampan dan menggemaskan dalam satu waktu, haha."ujar Mashiho, sudah jelas dia tengah mengejek Nara.

"Kemari kan! Itu tas milikku!"Nara berusaha mengambilnya, namun Mashiho mengangkatnya dengan tinggi sehingga Nara yang tingginya tak melebihi Mashiho, sulit untuk dapat menggapainya.

Setelah lama mengangkat tas tersebut, Mashiho akhirnya menurunkannya dan langsung memberikannya kepada Nara.

"Ternyata kau sangat pendek, ya."ejek Mashiho sebelum melenggang pergi menuju kamarnya.

"Sabar Nara, tunggu waktunya saja untuk memukul kepala orang itu!" batin Nara menggebu-gebu. Jika saja dia tidak sedang berada di rumah kakek nenek Mashiho, sudah dipastikan kepala pemuda itu akan dia pukul. Benar-benar menjengkelkan.

. ✧✧..✿^•^✿..✧✧ .


Suara kicauan burung menghiasi pagi hari di rumah kakek nenek Mashiho. Sinar matahari menembus jendela kamar yang ditempati oleh Mashiho. Ketika sinar matahari mengenai wajahnya, Mashiho yang belum sepenuhnya membuka matanya mengulurkan tangannya dan meraba nakas samping tempat tidurnya untuk mengambil ponsel yang dia diletakkan di sana. Pukul 6.04.

Menghela nafas sejenak, setelah itu dia bangkit dari tempat tidurnya dan masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya sebelum memulai aktivitasnya di hari Sabtu ini. Pemuda itu memilih untuk berendam sejenak dengan air hangat.

Dua puluh menit kemudian, Mashiho telah memakai pakaian santainya dan keluar dari dalam kamarnya. Dia menuju ke ruang makan dimana sudah dipastikan keluarganya dan keluarga Nara telah berkumpul di sana. Dan benar saja dugaannya, di meja makan telah berkumpul kakek neneknya, kedua orangtuanya dan orang tua Nara. Namun, Mashiho tak melihat keberadaan Nara.

"Ohayo gozaimasu."

"Ohayo Shiho-kun."

Mashiho duduk di salah satu kursi dan membalik mangkok dihadapannya yang awalnya dalam posisi terbalik. Pemuda itu memasukkan nasi kedalam mangkok dan menggunakan sumpit umum untuk mengambil lauk makanan dan diletakkan di atas nasi yang telah dia isi dengan nasi itu.

"Itadakimasu."

"Apakah Nara-chan tengah sakit?"tanya nenek Mashiho.

"Ya, dia sakit perut karena dia kedatangan tamu bulanan."jawab mama Nara.

"Apakah biasanya memang sakit perut seperti itu?"

"Sebenarnya jarang, tetapi kata dia kali ini sakit perutnya lebih parah dari sebelum-sebelumnya."

"Semoga cepat sembuh, aku sangat khawatir dengan calon menantu ku itu."ujar mama Mashiho.

"Shiho-kun, Nara sakit, lebih baik kau melihatnya."ucap mama Mashiho.

"Setelah selesai makan, aku akan ke sana."balas Mashiho. Bagaimana bisa dia menolak?

. ✧✧..✿^•^✿..✧✧ .


Mashiho duduk di samping ranjang tempat tidur Nara. Gadis itu tengah sibuk bermain ponsel dengan tangan kanannya dan tangan kirinya sibuk memegangi perutnya. Sesekali menggigit bibirnya, antara menahan rasa sakit dan juga merasa gemas dengan seseorang yang dia lihat di ponselnya.

"Gemes banget.."ucap Nara dengan bahasa Indonesia. Itu karena dia tak ingin Mashiho tahu dengan apa yang dia katakan.

Mashiho melipatkan kedua tangannya di depan dada dengan pandangan tak teralihkan dari Nara yang bertingkah aneh.

"Sial sekali aku harus dijodohkan dengan manusia aneh sepertimu."ujar Mashiho membuat Nara langsung menyingkirkan ponselnya dan menatap tajam pemuda dihadapannya itu.

"Apa kau bilang!?"

Bugh!

"Ya! Sakit asal kau tau!"ucap Mashiho setelah mendapatkan pukulan di lengannya.

"Aku tidak peduli! Lain kali jaga perkataan mu tuan Takata!"balas Nara setelahnya berbalik memunggungi Mashiho. Ya, memang sedari tadi Nara menghadap kearah Mashiho begitupun sebaliknya. Karena jika Nara membelakangi Mashiho, bisa gawat.

"Sepertinya aku melihat sesuatu berwarna merah."celetuk Mashiho, lantas membuat kedua mata Nara membulat.

-


'🍀MY HUSBAND🍀'

minasan!

Gimana sama ceritanya?
Maaf kalo masih banyak kesalahan dari cerita ini, kan saya mengarang jadinya banyak salahnya, maaf ya ges ya☺️

Update karena Mashi baru aja update, xixi😆

Okelah gak usah banyak basa-basi lagi

Jangan lupa vote dan komen jika kalian ingin next part di publish dengan cepat

Ikan hiu makan kue tart
See you next part

Dadah Babay!!💕💕🔥

MY HUSBAND [TAKATA MASHIHO] [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang