57. Kejelasan?

1.2K 196 74
                                    

Malam sebelum insiden Penembakan.

Rose mencoba untuk menghubungi Lisa kesekian kali nya. Namun, Lisa tidak mengangkat telpon nya. Dia cemas dan takut. Sesuatu yang tidak dia ketahui dan di luar rencananya membuat Rose sedikit was-was.

"Chaeyoung? Kenapa tidak tidur?" Tanya Sebuah suara.

Rose menoleh. Seokjin dengan piyamanya berdiri diambang pintu kamar nya, menatapnya dengan rasa penasaran.

"Oppa gak tidur?" Tanya Rose balik.

"Oppa mau ke dapur ambil air. Tapi, Oppa lihat lampu kamarmu belum mati. Jadi, Oppa penasaran" Jelas Seokjin. "boleh Oppa masuk?" Tanya nya lagi pada Rose.

Rose mengangguk. Dia kemudian beranjak untuk duduk diujung ranjangnya. Seokjin kemudian masuk dan duduk disebelahnya.

"Kenapa?" Tanya Seokjin lagi. "Kau ada masalah? Mau cerita padaku?"

Rose menatap Seokjin dengan sendu. Apa dia bisa memberitahunya? Apa Seokjin Oppa akan percaya?

"Chaengie?"

"Oppa akan dibunuh" Ucap Rose pada akhirnya.

Seokjin jelas terkejut. Dia menatap tidak percaya pada adik sepupunya. Tapi dia kemudian tertawa kecil. "Apa yang kau katakan Chaeng? Siapa yang akan membunuhku?"

Rose mendengar nada ketidakpercayaan pada Seokjin. Tidak banyak bicara. Rose beranjak dari tempat tidurnya dan pergi ke nakas. Dia mengambil alat perekam sebelum kembali kearah Seokjin dan memberikan kepadanya.

"Apa ini?" Seokjin bertanya dengan bingung meski tetap menerima alat itu dari Rose.

"Dengarkan Oppa" Ucap Rose sambil kembali duduk di sebelah Seokjin.

Meski bingung, Seokjin tetap menyalakan alat itu. Kemudian, suara seorang Pria terdengar dari sana.

"Laporan Saya Tuan Lee. Kami sudah mengirim pembunuh bayaran Sniper sejauh tiga setengah kilo meter dari tempat target berdiri. Target, Kim Seokjin akan tertembak tepat di jantung nya dan dikonfirmasi akan tewas di tempat. Kami juga sudah mengirim orang untuk memberi tahu media agar Kims menjadi lengah. Setelahnya, Kami akan menyerang sistem internal Kims."

Seokjin menatap Rose dengan terkejut. Tanganya gemetar saat melihat kearah adik sepupunya. "Apa ini Chaeng? Siapa Tuan Lee? Kenapa kau memberitahuku daripada memberitahu Appa?"

Banyak pertanyaan yang dilontarkan Seokjin. Rose hanya menghela napas sebelum berbicara dengan nada serius. "Tuan Lee adalah orang yang mengincar Jennie Unnie, Oppa. Apa Oppa ingat dimana Jennie unnie dan Jisoo Oppa pertama bertemu?"

"Di sebuah Klub?"

"Iya" Rose mengangguk. "Saat itu Jisoo Oppa menggunakan identitasmu kan?" Seokjin kembali mengangguk. "Jennie unnie dibius saat itu Oppa. Dia direncanakan untuk tidur dengan Tuan Lee. Tapi, sayangnya, Jennie Unnie berhasil kabur dan berakhir tidur dengan Jisoo Oppa"

Seperti mendapat pencerahan. Kim Seokjin kembali berbicara pada Rose. "Maksudmu orang-orang itu mengincar ku karena salah mengira Jisoo adalah diriku?"

"Iya" Rose kemudian kembali berdiri dan berjalan kearah laptop nya. Dia menyalakan nya dan kembali duduk disebelah Seokjin. "Aku sudah memberitahu Paman masalah ini. Aku juga sudah memberinya penangkal virus yang akan menyerang sistem Kims. Kami akan mengalihkan Cyber attack kearah sistem palsu. Dan membuat Kims terlihat bangkrut diluar" Rose memberikan laptopnya kearah Seokjin.

Seokjin mengeceknya. Dia terus saja berseru dalam hati setiap membaca susunan rencana yang berada di laptop Rose. "Kau.. yang membuat ini?"

Rose hanya tersenyum menanggapi. Namun, Wajahnya berubah menjadi sedih dan suaranya terlihat tertekan. "Tapi, bukan itu intinya Oppa"

My Baby's Daddy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang