BAB 19 SERANGAN PERTANYAAN

2 2 0
                                    


Josee dan Mirae yang bergegas menuju rumah dengan mengendarai mobil. Bahkan Mirae yang merasa kagum saat ia dijemput oleh Josee menggunkan mobil mewah.

"mengapa kau terus menatapku seperti itu, hahh?"

Ternyata Mirae semenjak masuk mobil dan disepanjang perjalanan menatap terus wajah Josee dengan tatapan penuh curiga. Sehingga membuat Josee heran dengan kelakuan temannya itu.

"tidak apa-apa, aku hanya ingin menatapmu saja. Kurasa hari ini kau berpenampilan cantik dan menawan."

"berhentilah menatapku, itu malah menggangu konsentrasiku dalam menyetir. Kau mau nanti sampai rumah kita tinggal nama."

Mendengar hal itu Mirae langsung bergegas menghadap depan dan merapikan tempat duduknya serta mengencangkan setbelt nya lagi. Mirae pun masih mencuri pandang ke arah Josee dengan senyum smriknya. Melihat kelakuan temannya, membuat Josee seperti akan mendapat masalah yang besar setelah mereka tiba dirumah.

...

Empat puluh lima menit perjalanan waktu yang dihabiskan untuk bisa sampai rumah. Josee sangat-sangat terganggu dengan ulah Mirae yang disepanjang perjalanan menatap dirinya aneh. Sampai dirumahpun masih berlanjut dengan ulah Mirae yang seakan memata-matai secara langsung gerak-gerik dari Josee. Tiba waktu makan malam, mereka memesan masakan dan menyiapkan di meja makan. Masih sama dengan yang dilakukan oleh Mirae dengan memandangi Josee yang membuatnya menarik nafas panjang dan menghentikan kegiatan mengunyahnya.

"apakah kau begitu penasaran dengan pria yang bersama ku tadi?" Tanya Josee kepada Mirae.

Sementara Mirae mengangguk tanda mengiyakan jawabannya.

"dia adalah kenalanku dan kami baru berteman tadi. The end..." lanjut Josee menjelaskan secara singkat.

"apakah kau tidak mau menambah lagi ceritanya? Apa Cuma satu kalimat saja. Itu sungguh tak masuk diotakku."

"sajak kapan kau punya otak dan menggunakan." Josee menanggapi sambil lanjut mengunyah lagi makanannya.

"hey teman kalau urusan seperti ini, tiba-tiba otakku langsung beroprasi kembali. Jadi jawablah dengan sungguh-sungguh." Desak Mirae.

"semua sudah kujelaskan, lalu apa lagi yang harus kujelaskan."

"emm..em...em...kurasa tidak sesimpel itu cerita itu terbentuk. Pasti ada bagian yang lupa kau sampaikan. Coba kau ingat-ingat kembali."

"kau mulai lagi...itu tidak seperti yang kau bayangkan dan fikirkan."

"apa yang tidak seperti bayanganku, kau akrab dengan seorang Loka...ingat namanya L.O.K.A....yang dulunya seorang penyanyi dan dancer terkenal dan sekarang adalah seorang pembisnis. Josee...Josee...Josee... apa lagi yang tidak sesuai dengan pikiran terdalamku. Kau sudah terpojok jadi mengakulah." Mirae menunjuk sumpitnya ke arah Josee.

Josee yang tak kuasa menahan tawanya, karena kelakuan Mirae yang sudah berlagak seperti cenayang. Sifat Mirae yang bila dijelaskan secara setengah-setengah malah membuat kecurigaan dirinya semakin bertambah. Terpaksa Josee menjelaskan secara jelas dan detail kepada Mirae.

"jadi gini..."

Mirae yang buru-buru merapatkan kursinya dekat dengan Josee dan baik-baik dalam menyimak.

"aku berteman dengan kekasihnya Loka, yang secara otomatis aku juga bertemu dengannya dan berkenalan. Jadi kita hanya sebatas kenalan saja. Terus...kekasihnya meninggal dan setelah beberapa saat kita bertemu lagi sore tadi. Terus... kita ngobrol dan kita berteman. Jadi tolong sekarang juga singkirkan semua pikiran aneh yang ada diotakmu."

The Last Ruler : White Demon ConquerorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang