[2] The Grand Secretary's Pampered Wife

237

Usai perjamuan, Putri Mahkota juga kembali ke Istana Timur.

Ekspresi Putra Mahkota agak suram.

"Yang mulia."  Putri Mahkota berjalan maju.  "Apa yang Anda pikirkan?"

Putra Mahkota menghela nafas.  "Pangeran Ketiga terlalu sering menjadi pusat perhatian akhir-akhir ini."

Sebenarnya, bukan karena Pangeran Ketiga terlalu banyak menjadi pusat perhatian, itu karena dia tidak cukup menjadi pusat perhatian.  Rui Wang sendiri tidak perlu ditakuti.  Dia tidak memiliki banyak ambisi dan hanya fokus mengikuti Pangeran Ning.

Namun, semakin disukai Pangeran Ketiga, semakin banyak perhatian yang diterima Pangeran Ning dari Kaisar.

Dia awalnya adalah putra tertua, jadi dia berbeda dari pangeran lainnya.

Kaisar membawa Pangeran Ning bersamanya ke Jiangnan dan meninggalkannya di istana untuk mengawasi negara.  Tampaknya dia mendapat manfaat, tetapi siapa yang bisa mengatakan bahwa hati Kaisar tidak akan mendukung putra sulungnya selama ini?

Putri Mahkota menatapnya dengan tulus.  "Jangan khawatir, Yang Mulia. Utusan dari Kerajaan Liang telah tiba. Ini adalah kesempatan yang baik bagi Yang Mulia untuk bersinar di depan Ayah. Yang Mulia pasti akan memenangkan hati Ayah lebih dari orang lain. Saya akan membantu Yang Mulia  ."

Rui Wang awalnya berencana pergi ke Gu Jiao setelah meninggalkan istana.  Namun, itu sudah sangat terlambat.  Dia pikir Gu Jiao seharusnya sudah kembali, jadi dia memutuskan untuk mencarinya di siang hari.

Gu Jiao tidak tahu apa yang terjadi, tapi dia memang tidak berada di pusat medis.  Dia berdiri di bawah pohon belalang di pintu masuk Imperial College, diam-diam menunggu Xiao Liulang menyelesaikan sekolah.

Kelas malam terutama untuk guru untuk menjawab pertanyaan dan siswa untuk belajar sendiri.  Jika mereka memiliki pertanyaan, mereka akan pergi ke podium untuk bertanya kepada guru.  Jika mereka tidak memiliki pertanyaan, mereka akan bekerja sendiri di kursi mereka.

Sekarang setelah kelas malam selesai, ada pengawas yang keluar dari Imperial College satu demi satu.

Banyak orang mengenal Gu Jiao.

Gu Jiao tidak malu dengan penampilannya.  Dia sering mengirim Little Jing Kong dan Xiao Liulang ke sekolah.  Little Jing Kong dan Xiao Liulang juga tidak malu dengan penampilannya.  Mereka dengan murah hati memberi tahu orang lain bahwa dia adalah saudara perempuan dan istri mereka.

Awalnya, saat semua orang melihat Gu Jiao, mereka hanya penasaran dengan penampilannya.  Kadang-kadang, mereka akan meliriknya lagi, tetapi mereka tidak akan mengambil inisiatif untuk menyambutnya.

Namun, ketika reputasi Xiao Liulang meningkat di Imperial College, semakin banyak orang mengangguk kepada Gu Jiao sebagai salam.

Gu Jiao jelas merasa bahwa statusnya telah berubah.

Perubahan semacam ini tidak disebabkan oleh perawatannya.  Itu karena Xiao Liulang telah membuat nama untuk dirinya sendiri dalam studinya sehingga Imperial College, para jenius yang tinggi dan perkasa dari Imperial College, bersedia untuk melihatnya dengan baik, seorang wanita petani kecil dari pedesaan.

Meskipun itu hanya sapaan sederhana, itu melampaui kelas sosial.

Berapa banyak orang yang tidak bisa menembus penghalang kelas di atas kepala mereka sepanjang hidup mereka?

Oleh karena itu, pada zaman dahulu, belajar memang merupakan cara termudah untuk mengubah nasib seseorang.

Bukan karena bertani dan bisnis itu buruk, tetapi agar seekor ikan mas dapat melompati gerbang naga, ia harus mengandalkan belajar.