Chapter 25

178 7 4
                                    

keesokan harinya...

"Arga nyontek dong pleasee..."

"Arga lo ganteng banget sumpah, lihat ya, ya yaa?"

Abel memasang puppy eyes nya sambil jari mungil telunjuknya menekan-nekan pelan lengan Arga yang tengah menulis.

Arga mendelik sekilas, lalu berdecak dan menghindari tangan Abel yang mencolek lengannya.

Abel memanyunkan bibirnya bete.

"Abel, buku tulis kamu kenapa masih suci seperti bayi yang baru lahir?" Tanya pak Agus membuat Abel tersentak akan kehadiran pak Agus yang tiba-tiba datang ke mejanya.

"ini pak, Arga gak mau kasih saya contekan-- ehh, maksud saya, dia gak mau ngajarin saya pak." ujar Abel yang hampir saja terkena pencerahan jika dia tidak segera meralat ucapannya.

"Arga, kamu kan paham, tolong bantu Abel juga untuk mengerjakan soal ya, mungkin kalau di ajarkan temannya dia bisa lebih cepat mengerti." ujar pak Agus dan berlalu menghampiri meja-meja muridnya yang lain.

Dapat Abel lihat ekspresi wajah menahan kesal Arga yang sangat teramat jengkel padanya sepertinya.

terlihat dari cara Arga memegang sebuah pulpen di tangannya mengerat.

Arga menoleh pada Abel yang kini menompang kepalanya dengan posisi miring menghadapnya, Abel menaik turunkan alisnya dan mengedipkan sebelah matanya.

menggoda Arga yang tengah kesal kepadanya.

"gimana? mending kasih gue contekan aja gak si, dari pada ngajarin gue, gue tau lo og--"

"tulis dulu soalnya, nanti gue ajarin otak bebel lo itu."

"eh?"

"cepet!"

"lo gak mau ngasih langsung aja gitu jawabannya, gue gapapa kok gak diajarin, gue--"

"gue gak suka ngasih contekan ke setan."

BRAKK!

"APA LO BILANG?!"

****

"Dia ngatain gue setan Dar, Nad, anjing ya! mana ada setan cantik kek gue?!" umpat Abel sembari memakan kentang gorengnya.

"hahahahaha."

"sumpah ya, pas lo gebrak meja gitu, gue kaget anjir sampe kecoret buku gue lagi nulis." kata Nadia di sela tawanya bersama Dara.

"abisnya, sok kecakepan banget tau gak!"

"tapi lo jadi di ajarin dia?" Tanya Dara, Abel kontan memutar bola matanya malas.

"gak! Ogah banget gue diajarin dia najis bin sinis!" Jawab Abel tersulut emosi.

tiba-tiba saja segelas jus mangga di taruh begitu saja di meja yang tengah Abel duduki bersama temannya, dengan sepasang tangan berwarna sedikit gelap yang perlahan melepaskan dari pegangannya pada gelas jus mangga.

kontan Abel dan teman-temannya menoleh, mata Abel membola saat bola matanya bersibobrok dengan sepasang mata milik Hilal yang menatapnya genit.

tak hanya Abel, Nadia juga terkaget akan kehadiran kakak kelasnya ini, terlebih Dara yang tampak menahan napas menahan diri untuk tidak teriak saat sosok yang dia kagumi berada di hadapannya  dengan jarak sedekat ini.

"gantiin jus mangga lo yang kemarin gue minum." ujar Hilal dengan senyum tengilnya.

dia berjalan dengan gaya cool nya berlalu dari hadapan Abel dan teman-temannya, tetapi hanya dua langkah ia kembali mundur  dan berdiri di tempatnya semula.

ARGABELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang