Chapter 2

1.4K 194 8
                                    

Sasuke duduk bersandar di balkon kamarnya, pikirannya melayang jauh menuju pada wajah sang kekasih. Sejenak ia memejamkan mata dan menghela napasnya, menikmati angin malam sejuk yang menerpa tubuhnya.

"Oi, Teme." Suara seseorang membuat lamunannya terpecah. Pemuda itu membuka matanya dan menoleh pada sang pemilik suara.

"Hn?"

"Kenapa kau di sini? Kau bisa masuk angin."

"Lalu untuk apa kau ikut duduk, Naruto?" Sasuke menatap jengkel ke arah sahabatnya.

"Bagaimana hubunganmu dengan Sakura?" Pertanyaan itu kembali membuat Sasuke mengatupkan bibirnya.

"Hei, aku bertanya padamu," ulang Naruto.

"Kurasa semua baik-baik saja."

"'Kurasa'?" Naruto menaikkan sebelah alisnya.

"Sasuke, tidakkah kau merasa terlalu acuh padanya?" tanya Naruto.

Sasuke menoleh sekilas, "Entahlah."

"Jangan terlalu acuh padanya, Teme. Hubungan yang terjalin selama dua tahun harusnya bisa membuat kalian lebih mengenal satu sama lain."

Sasuke menghela napas pelan, "Kau tahu 'kan, aku tidak ingin orang-orang mengetahui perihal hubungan kami."

"Memangnya apa yang salah dengan hal itu?" protes Naruto.

Sasuke termenung sebelum melontarkan jawabannya, "Hanya tidak ingin."

Naruto berdecak kesal, "Kau ini bodoh atau apa, sih? Dengar ya, Sasuke, kau bahkan tidak tahu kesulitan apa yang Sakura alami setiap hari. Ditambah lagi dengan dirimu yang terus bersikap acuh." Penuturan Naruto terdengar semakin serius, sepasang iris birunya menatap lekat sahabatnya.

"Apa maksudmu?"

Naruto mengedikkan bahunya, "Cobalah cari tahu sendiri. Kau kekasihnya tapi tidak tahu apa pun," ujarnya, sukses membuat Sasuke bungkam.

Perkataan Naruto hampir sepenuhnya benar. Meskipun hubungan mereka sudah terjalin dua tahun lamanya, masih banyak hal yang belum Sasuke mengerti tentang kekasihnya.

"Sudahlah, aku mau tidur." Naruto masuk ke dalam kamar dan meninggalkan Sasuke yang masih termenung di balkon.

Suara gaduh dari dalam memecah lamunan Sasuke. Pemuda itu menoleh dan melotot tajam, "Dobe, jangan tidur di kasurku!"

Alih-alih menuruti ucapan sang tuan rumah, Naruto justru meledek Sasuke dengan menunjukkan ekspresi konyolnya. Entahlah, mungkin sekarang Sasuke menyesal karena telah membiarkan sahabat kuningnya itu menginap di apartemennya.

🍅🌸


Hari-hari yang membosankan kembali terulang, Sakura harus menunggu bus datang untuk menuju ke kampusnya. Gadis itu mengetukkan kakinya di permukaan jalan, menatap orang-orang yang berlalu-lalang dengan alunan musik di telinganya.

Sudah hampir tiga puluh menit, namun bus tak kunjung datang. Sakura mulai gelisah ketika jarum jam terus berputar dengan cepat. Kelasnya akan di mulai pukul sepuluh pagi, sedangkan saat ini waktu telah menunjukkan pukul sembilan lewat lima belas. Ia hanya memiliki waktu sekitar empat puluh lima menit untuk sampai ke kampus sebelum kelas dimulai.

Sakura mengangkat bokongnya dari kursi halte, ia menoleh ke sana kemari dengan wajah gelisah.

"Mencari sesuatu, Nona?" Sakura terkejut kala suara seseorang mengalun tepat di telinganya.

Cold Boyfriend • ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang