9 (save mode)

5.2K 316 54
                                    

Halo minna-san 😅
Pertama-tama mohon maaf lahor batin ya udah lama banget ga update, seriusan deh lagi sibuk banget di real life 🥲🙏
Kerjaan gabisa ditinggal, tapi di sela-sela itu masih berusaha nyicil nulis kok sebaris dua baris tiap hari. Sampe akhirnya bisa menyelesaikan chapter ini dengan cukup baik 😅
Semoga tidak mengecewakan ya, sekali lagi maaf ya dan selamat menikmati.
Aku ga bakal janji bakal bisa update cepet, tapi pasti update jadi mohon dukungannya 😅🙏

***

Setelah pergumulan panas yang membakar gairah dan menguras peluh semalam, pagi ini Shani terbangun dengan suasana hati yang baik dan wajah berseri. Dia sedikit merenggangkan tubuh polosnya lalu mencepol rambutnya asal menggunakan jedai yang ada di nakas sebelah ranjangnya yang kini seprainya sudah berantakan akibat permainan liarnya semalam. Mengingat itu Shani tersenyum geli, dia bisa jadi sebinal itu dihadapan suaminya padahal di depan orang lain dia akan sering menampilkan wajah datar tanpa ekspresi. Bahkan suaminya itu sampai kewalahan dan memohon ampun menghadapi Shani yang gairahnya sedang tinggi.

Dipandangnya wajah polos suaminya yang masih terlelap. Jika diperhatikan wajah suaminya itu mirip dengan Gracia, bisa dibilang Gracia versi laki-laki. Mungkin hal itu jugalah salah satu alasan Shani mau menikah dengannya. Selain memang suaminya itu memenuhi kriterianya yang lain, tapi utamanya pasti karena kemiripannya dengan sahabat kesayangannya itu. Hanya saja pasti Shani akan mengelak jika ditanya begitu. Dibelainya rambut tebal suaminya itu lalu mengecup keningnya membuat suaminya itu sedikit terusik. Saat Shani akan beranjak dari ranjang untuk ke kamar mandi, dia tak sengaja melihat tonjolan di bagian selangkangan suaminya yang tertutup selimut. Dan yah bisa kalian tebak, Shani yang semalam ternyata kurang terpuaskan kembali meminta jatah dan lagi-lagi membuat Ken kewalahan. Shani baru melepaskan Ken saat cairan cintanya benar-benar habis.

Setelah beberapa ronde tambahan di pagi itu, Shani dan Ken kini telah selesai mandi dan tengah duduk di meja makan. Sembari menyiapkan kopi untuk mereka berdua, Shani menengok ke arah jam dinding yang ada di ruangan itu. Sudah jam 07:50 biasanya Christy sudah bangun walaupun di hari libur seperti ini.
Setelah menyajikan kopi untuk suaminya dan tak lupa mengecup bibirnya kilat, Shani beranjak ke kamar Christy di lantai 2.

Saat sampai di depan kamar Christy, Shani merasakan perasaan mengganjal di hatinya. Seperti ada hal buruk yang sedang terjadi, bisa dibilang insting seorang Ibu. Ditambah dengan saat dia akan membuka pintu kamar putrinya itu, ternyata pintunya terkunci. "Tumben." Gumamnya pelan sambil mengerutkan keningnya. Biasanya Christy tak pernah mengunci pintu kamarnya seperti ini. Diketuknya pintu itu beberapa kali, tapi tak ada jawaban. "Dek udah bangun?" Ketuknya sekali lagi, tapi kali ini dengan memanggil gadis polos kesayangannya itu. Lagi-lagi tak ada jawaban, membuatnya makin penasaran dan juga waswas. Ditempelkannya telinganya ke pintu kamar Christy, mencoba mendengarkan suara di dalam sana. Sayup-sayup Shani mendengar suara pompa air dari aquarium air laut yang ada di kamar Christy.

"Ge, dedek Christy bangun sayang udah pagi." Kali ini Shani juga memanggil Gracia berharap kedua orang yang disayanginya itu bisa mendengarnya dan terbangun.

"Iya Bunda dedek udah bangun!" Teriak Christy akhirnya, tentu saja Shani merasa lega karena pikiran-pikiran buruknya tidak terjadi. Atau setidaknya belum. Jangan-jangan malah sudah? Shani menyingkirkan pikiran-pikiran negatifnya itu dan memilih untuk berfikir positif.

"Yaudah tolong bangunin mamahmu sekalian ya sayang, Bunda tunggu dibawah buat sarapan." Jawabnya lalu dirinya memutuskan untuk kembali ke meja makan.

Tak berselang lama Christy keluar dari kamar dan berteriak. "Bunda ijin ke kamar ya ambil baju buat Mah Gre!" Tanpa menunggu jawaban dari sang Bunda, gadis bongsor itu langsung saja ke kamar Bundanya yang ada di lantai yang sama namun berada di sisi yang berlawanan dengan kamarnya. Shani dan Ken hanya bisa terkekeh dan menggelengkan kepalanya melihat kelakuan putri semata wayang mereka itu.

ARISAN 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang