part-65 (Epilog )

4.7K 129 17
                                    

"Ayo main sama aku Rasya!" Asya menarik tangan kecil itu, namun Rasya memilih mengabaikan dan lebih suka menatap pemandangan dari luar jendela bus.

"Lihat Rasya, aku bawa mainan loh.." Asya menunjukkan bola miliknya. Asya mengerucutkan bibirkan ketika Rasya tak bergeming sama sekali.

Ini kedua kalinya mereka bertemu, dan Asya mulai kesal dengan sikap Rasya, Asya jadinya main sendiri dengan mantul-mantulkan bola miliknya.

"Asya, jangan main disini, itu berbahaya." Tegur Marsya ketika melihat putrinya yang tampak bosan.

Ibu Rasya tersenyum menatap Asya. "Syukurlah dia masih ceria."

Marsya dan Harry saling bersitatap, mendengar kalimat itu mereka berdua semakin dilanda rasa bersalah.

"Aku tidak bisa membayangkan bagaimana putriku dilecehkan kala itu, Rasyaku yang malang." Suami dari Ibu Rasya segera memeluk istrinya yang menangis.

Ayah Rasya menatap kedua orang didepannya dengan senyum tulus. "Terimakasih karena sudah mau membantu anak kami." Kedua orang tua Rasya bukan dari kalangan orang berada, namun mereka memiliki sahabat baik yaitu Harry yang dengan iklas mau menolong mereka.

Harry membalas senyuman itu dengan senyuman getir, andai saja mereka tau, bahwa Rasya mengorbankan dirinya demi menyelamatkan Asya. Harry tidak bisa membayangkan bagaimana jika mereka ketahuan.

Harry kemudian menatap Rasya yang tidak mau berbicara, kemudian mengalihkan tatapannya kearah putri kesayangannya. Katakanlah ia egois, namun ia bersyukur didalam hatinya karena Asya selamat.

Saat ini mereka tengah berada di perjalanan menuju rumah sakit, mereka berniat ingin membawa anak-anak mereka ke psikolog untuk diobati, apalagi mental Rasya.

Harry sampai saat ini masih saja takut dengan keluarganya, maka dengan itu ia menyarankan untuk menaiki mobil bus saja karena takut ditemukan oleh keluarganya.

"Kembaliin bola Asya!!" Asya menatap kesal gadis yang berdiri tepat didepannya.

"Jangan main disini, bahaya." Rasya ikut menatap datar Asya.

Asya tidak peduli, ia menarik paksa bola miliknya dan Rasya dengan spontan mempertahankan bola itu ditangannya.

Terjadilah aksi tarik-tarikan didalam mobil bus itu, kedua orang tua Asya dan Rasya menghampiri keduanya berniat melerai, namun belum sempat mereka datang, bola itu sudah terpental kedepan dan mengenai supir bus yang fokus mengendarai mobil miliknya diatas jalan raya.

"Aduh!"

Sang supir bus mengaduh kesakitan saat sebuah benda mengenai kepalanya, ia yang semulanya fokus kini teralihkan dengan bola yang bergelinding dibawah kakinya.

Ketika sang supir sibuk memindahkan bola itu mengunakan kakinya, ia tak menyadari bahwa didepannya terdapat mobil damkar yang tengah kehilangan kendali akibat rem blong.

_________

Asya menangis sesegukan ketika para petugas berhasil mengeluarkannya dari dalam bus yang baru saja mengalami kecelakaan.

"Dimana yang sakit?" Para warga sekitar yang melihat kejadian mengenaskan itu mencoba membuat Asya tenang.

Salah satu dari mereka menatap penuh syukur kearah Asya yang berada didalam gendongan temannya.
"Ini keajaiban, hanya dia yang selamat didalam bus itu."

Saat itu, Asya merutuki dirinya karena tidak ikut mati bersama dengan lainnya.

Asya membuka mata dan menemukan dirinya sedang berada dirumah sakit.

Aku Tokoh Utamanya : Penyesalan II (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang