Bab 2 : Cherry ⚠️

937 42 6
                                    

Soojae benci harus melihat tatapan orang-orang kepadanya, Soojae benci dikasihani meskipun kenyataannya dia memang menyedihkan. Betapa malu dan kecewanya Soojae sekarang. Semua yang terjadi seperti mimpi, mimpi yang sangat buruk dan mengerikan.

Ia tidak pernah menduga bahwa Zuho dan Harin tega bermain di belakangnya. Pasti, saat Harin masih sering bertemu dengannya. Gadis itu sudah mengandung anak Zuho. Ya Tuhan, mengapa mereka begitu keji? Mengapa mereka melakukannya?

Padahal Harin adalah sahabatnya sejak kecil, padahal Soojae menyayanginya seperti saudara sendiri. Ia sama sekali tidak menduga, kehilangan kekasih bisa direlakan, tetapi sahabat? Rasanya seperti ditusuk dari belakang. Soojae benar-benar kecewa, bagaimana bisa Harin melakukan semua ini padanya?

"Kau yakin tidak merasa lapar, Sayang?"

"Tidak Mama. Aku hanya ingin sendiri."

"Kau yakin?"

"Ya, Mama. Kurasa aku akan tidur cepat malam ini."

Tatapan Jinri kepada putrinya sama tidak yakin seperti Soojae sendiri. Tidak mungkin Soojae bisa tidur cepat malam ini. Mustahil, apalagi ini adalah hari paling malang seumur hidupnya.

Ya, mungkin Soojae membutuhkan satu atau dua pil tidur, yang jelas dia tak ingin ditemani siapa pun. Soojae ingin menangisi dirinya sendiri, menghabiskan rasa sakitnya sebelum kembali menghadapi kenyataan esok pagi. Ia butuh sendiri.

"Aku menyayangimu."

"Aku juga, Mama."

"Papamu sangat cemas."

Soojae tersenyum ketika teringat ayahnya sempat melayangkan bogem mentah ke wajah tampan Zuho sampai dia dan King berakhir di kantor polisi. Oh yeah, tetapi kantor polisi memihak mereka. Tentu saja, mereka keluarga terpandang. Untuk pertama kalinya, Soojae senang keluarganya memiliki pengaruh kuat di sana.

Zuho babak belur sampai-sampai Soojae yakin rahangnya geser, tetapi ayahnya dan King tidak terjerat hukum pidana apa pun.

"Beristirahatlah."

Soojae menerima pelukan ibunya sebelum wanita itu pergi. Ya, ibu mana yang tidak sedih dan menderita melihat putri tunggalnya dipermalukan? Ibu mana yang rela putrinya disakiti? Yang bisa merasa tenang saat hati putrinya dipatahkan sampai dua kali? Oleh kekasihnya, oleh sahabat dekatnya sendiri? Soojae tahu seluruh anggota keluarga mencemaskannya, tetapi esok tidak lagi.

Soojae tidak akan menangisi Zuho, atau Harin, atau nasibnya yang buruk ini, tetapi sebagian dirinya menolak melakukan itu.

Adakah pria yang nanti akan menyayanginya dengan tulus? Adakah pria yang nanti menginginkannya seperti papa menginginkan mama? Kepercayaan diri Soojae benar-benar hancur malam ini, tetapi dia tidak tahu harus melakukan apa.

Setelah pergi ke kamar mandi, menangis dan membasuh wajah dengan air dingin. Soojae memilih gaun tidur yang seharusnya ia gunakan untuk malam pertama bersama Zuho, ya ... tapi tidak masalah.

Soojae akan menghabiskan malam ini dengan penuh kesengsaraan dan rasa hancur. Rasa sakit harus dinikmati sedalam-dalamnya, sebelum bangkit dan melupakan semua.

Sekarang, air mata Soojae sudah kering, tetapi hatinya kosong dan pilu. Seluruh orang di kota pasti sudah terlelap, berbagi tempat tidur dengan pasang-pasangan mereka. Semua orang memiliki seseorang untuk berbagi keluh-kesah. Mamanya memiliki papa, Jimin pasti sedang pergi keluar bersama Jungkook. Semua orang memiliki tempat untuk pulang, sementara dia tidak.

Kecuali King.

King selalu sendirian.

Semua orang mungkin memiliki tempat untuk pulang, tetapi King tidak. Satu-satunya yang sendirian malam ini adalah dia dan King.

WILD FLOWER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang