🌷 BAB 26🌷

92 4 0
                                    

Tiga perempuan cantik berbeda generasi, kini tengah bersiap untuk pulang setelah menghabiskan waktu hampir 4 jam.

Jika dokter Abi tidak meminta sang istri pulang, mungkin mereka masih berkeliling mall. Bahkan Nayra dan Aruna Pun sudah merasa lelah, tapi anehnya dokter Khadijah sama sekali tidak terlihat seperti kelelahan.

Nayra merasa mobil yang mereka tumpangi bukan menuju rumah sang suami.

" Mah, kita nggak pulang ke rumah mas Hafiy?" Tanya Nayra.

" Nggak sayang, malam ini kalian harus nginep di rumah mamah " jawab dokter Khadijah.

" Mamah juga udah menghubungi suami kamu, agar kalian menginap" Nayra hanya mengangguk menurut saja dengan apa yang di ucapkan sang mertua.

" Una, gimana kuliah kamu?" Tanya dokter Khadijah pada Aruna.

" Alhamdulillah lancar kok mah "

" Oh iya, Ghavin juga kan ngajar ddi kelas kamu ya? Gimana Ghavin selama di kampus jadi dosen,Una?"

" Iya mah, kak Ghavin emang ngajar di kelas Una. Mamah tahu nggak?" Dan di balas gelengan kepala dari dokter Khadijah.

" Kak Ghavin itu termasuk dosen idola di kampus mah, banyak mahasiswi yang naksir sama kak Ghavin."

" Bahkan temen sekelas aku aja banyak yang naksir, tapi untung nya mereka nggak tau kalo Una kenal sama kak Ghavin "dokter Khadijah dan Nayra hanya mendengarkan cerita dari Aruna dengan seksama.

" Kalo mereka tau, mungkin Una akan di buat pusing sama fans nya kak Ghavin. takut nya mereka pada nanya pacar? Nomer? Makan favorit lah? " Jelas Aruna dengan terkekeh lantaran dirinya membayangkan bagaimana jika orang-orang kampus tahu jika dia dan Ghavin saling kenal.

Bahkan Aruna pernah mendengar pertanyaan-pertanyaan itu dari teman sekelasnya.

" Terus kalo kamu, suka nggak sama Ghavin?" Dokter Khadijah sengaja menggoda Aruna, dia ingin tahu bagaimana reaksi Aruna jika di tanya hal seperti itu.

Aruna mengerjapkan mata beberapa kali, lantaran kaget dengan pertanyaan dokter Khadijah yang menurut dirinya itu adalah suatu hal yang tak mungkin.

Karena Aruna sudah menganggap Ghavin layaknya kakak sendiri, seperti Aruna menganggap Hafiy.

" Ya nggak lah mah, Una kan udah anggap Kak Ghavin kaya kakak sendiri" jelas Aruna.

Kini mobil yang mereka tumpangi sampai di halaman rumah dokter Khadijah, mereka semua turun dengan menenteng belanjaan masing-masing.

Awalnya Aruna dan Nayra tidak niat berbelanja, tapi dokter Khadijah memaksa mereka untuk mengambil apapun yang mereka inginkan, tanpa memikirkan harga nya.

Dokter Abi sudah menunggu di ruang tamu sambil membaca buku, menunggu sang istri dan menantu.

" Assalamu'alaikum, papah mamah pulang" ucap dokter Khadijah sambil tersenyum melihat sang suami sudah menunggu dirinya.

" Waalaikumsalam " dokter Abi hanya bisa geleng-geleng kepala melihat sang istri datang dengan membawa belanjaan banyak.

Dokter Abi sebenarnya tidak mempermasalahkan belanjaan sang istri, hanya saja dia tidak suka jika sang istri keluar rumah lama-lama sedangkan dirinya di tinggal sendiri di rumah.

Nayra dan Aruna pun mendekat pada sang papah dan langsung mencium punggung tangan nya.

" Assalamu'alaikum, papah apa kabar? " Ucap Nayra

" Waalaikumsalam, Alhamdulillah papah baik nak" ujar dokter Abi sambil tersenyum.

" Bagaimana mana kabar kamu nak? "

THIS Is My Sister Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang