Baru dua jam setelah kepulangan mereka.
Seonghwa langsung berlari menaiki tangga, di mana yang lainnya berkumpul di atas setelah mandi, makan dan melakukan hal yang perlu mereka lakukan. Seonghwa melihat bagaimana San duduk cemas sambil menonton televisi—sepertinya San butuh bertemu anggota The Overload lain, untuk menghubungi seseorang. Wooyoung bersama Yeosang, mengobrol di meja pantry.
Tujuan Seonghwa adalah Jongho.
Tak melihatnya sejauh mata memandang, Seonghwa segera mencapai kamar Jongho, yang dihuninya bersama Yunho. Seonghwa mengetuk pintu setengah terbuka tersebut, lalu mendapati seruan dari dalam.
Seonghwa tak butuh basa-basi.
Yang Seonghwa butuhkan hanya satu; "Jongho, mau antar gue gak, keluar? Gue mau beli sesuatu."
Kebetulan Jongho tak melakukan apapun, selain menunggu pesan balasan dari Nagyung, karena ia ingin menemuinya. Jadi Jongho langsung memuat ponselnya ke dalam saku, kemudian berdiri dan meraih kunci motornya. "Ayo, ke mana, Kak?"
"Downtown." Seonghwa menjawab, melihat Jongho menghampirinya. Lalu mereka berdua berjalan, melewati Yeosang dan Wooyoung tepatnya, untuk menuju pintu utama. "Gak tau bentar, gak tau lama, Jongho. Lo punya janji, gak?"
Jongho tersenyum simpul, mendesahkan napas lalu menggelengkan kepalanya. "Gak, sampai gue tau kabar Nagyung."
Sekilas Seonghwa meliriknya. Ada sedikit kekehan keluar dari mulutnya. "Kayaknya berhubungan dengan keturunan Prananto sepahit ini, ya?"
.
.
.
Secara berulang, Hongjoong menyegarkan layar pada satu room chat-nya.
sayang.
kamu udah pulang kan?
aku di agensi, kayaknya sampai tengah malam.
tunggu, ya?
aku mau obrolin sesuatu.Tapi belum ada balasan, padahal, tanda bahwa pesannya sudah dibaca telah menyala.
Seonghwa telah membacanya...
Sayangnya saat Hongjoong berusaha menghubungi juga, tak ada yang diangkat. Rasanya, Seonghwa benar-benar marah. Hongjoong harus menjelaskannya.
Di dalam ruang meeting lantai 5 itu, mereka berlima menunggu. Dalam diam.
Yunho mengajak Mingi, yang duduk di sampingnya bicara. Selagi Younghoon di samping Hongjoong, juga sibuk dengan ponsel—tampaknya menghubungi Hyunjae. Sedangkan Juyeon di samping Younghoon nyaris terlelap.
Hingga kemudian, pintu terbuka dan seluruhnya segera berdiri, menyelipkan ponsel secara cepat dan memperlihatkan bahwa mereka siap.
Stella masuk lebih dahulu.
Sendirian.
Seluruhnya tersenyum pada Stella.
Kali ini giliran Younghoon yang melirik ke arah perut Stella. Telah memperkirakan, Hongjoong menginjak kakinya tak kentara. Sedangkan Mingi, tak melakukannya.
Stella sedikit terkekeh, kemudian mencapai kursinya, di tengah pada bagian meja terpendek, lalu tersenyum pada seluruhnya. "Selamat pagi."
"Pagi."
Stella mempersilahkan seluruhnya duduk, yang melakukannya setelah Stella di sana. "Untuk pembuka, saya hanya ingin memberitahu—mengenyampingkan kalian sudah mendengar dari tiga lainnya atau belum, tapi saya menjadi atasan baru kalian. Menggantikan Ardhanto sekaligus Bagaskara. Di sisi lain, saya senang melihat kalian sehat."
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1
FanfictionTHE FINAL OF THE TRILOGY. Starts : April 1st, 2023