Jadi, aku bingung dengan perasaanku sendiri. Kupikir kamu hanya bercanda layaknya teman-teman lain yang suka bergurau. Jujur saja, aku manusia yang mudah menyalah artikan sikap baik seseorang, makanya aku selalu mencoba membuat batasan agar tidak terbawa perasaan oleh berbagai macam candaan. Aku masih kurang mengerti, jadi kurasa kamu akan lelah dan menyerah juga, karena membuat jelas sesuatu di mata orang yang malas menebak sepertiku itu bukan main melelahkannya; aku mengerti. Tenang saja, jika isi kepalaku salah arti, kita masih bisa berjalan beriringan seperti biasa. Kabari jika kamu sudah menyerah membuatku memahami.
Menjadi manusia itu sulit, aku selalu mengeluhkannya. Apalagi jadi manusia yang wujudnya setengah kentang setengah kangkung sepertiku. Sulit sekali rasanya membuat batasan dan sadar diri.
Dan sekarang aku sadar nilaiku. Aku juga sadar semua kebercandaan yang ada di sekitar kita. Terima kasih, ya, sekarang aku mengerti bagaimana rasanya dipermainkan. Agaknya kamu tidak tahu banyak tentangku, wajar saja. Aku tidak suka dijadikan bahan bercandaan.
Jadi, aku memutuskan untuk kembali kepada batas awal yang kubuat. Kita hanya sekedar teman sejawat yang tidak punya korelasi apa-apa.