. . .𝗔𝘂𝘁𝗵𝗼𝗿𝗣𝗼𝘃
Dua orang tengah duduk berhadapan di ruang tengah. Bible duduk di sofa sambil memainkan ponselnya sementara pria paruh baya sedang duduk sambil mengaduk cairan Biru pekat di dalam gelas kaca kecil, ukuran gelasnya kurang lebih sekitar jari kelingking anak yang masih berumur 8 tahun.
“ Jika aku kuliah seperti Jeffrey, Milk, Dan Pawat gimana?”
“ Buat apa? Bukannya kamu jenius, pintar, dan kamu tahu segalanya.”
“ Bosan, aku hanya ingin mencoba hal baru dan suasana di tempat itu. ”
“ Hmm” Ramos menganggukkan kepalanya
beberapa kali. “ Nah minum” Suruh Ramos lalu memberikan cairan Biru pekat yang ia aduk tadi. Bible menerima lalu meminumnya sampai habis tanpa tersisa. “ Bukannya Jeffrey dan kedua adiknya kuliah di salah satu universitas di kota ini?”
" Iya. "
“ Terserah kamu, lakukan saja apa yang kamu mau. Asalkan kamu bisa menahan diri untuk tidak melukai siapapun. Tahan amarah mu jika seseorang mengganggumu. Dan satu lagi, kamu harus meminum ramuan setiap pagi sebelum berangkat.”
Bible mengangguk “ Aku akan berusaha untuk menahan diri.”
“ Harus.” Ramos menyandarkan punggungnya di kepala sofa dan membawa tangannya bersedekap di dada. “ Kapan kamu memulainya?”
" Belum tahu, nanti malam aku bicarakan ini dulu ke anak-anak” Ucap Bible lalu bangkit dari duduknya dan berjalan meninggalkan sang ayah yang hanya menggelengkan kepalanya pelan sambil tersenyum.
. .
Suara tawa terdengar di ruangan yang minim cahaya lampu. “ Jadi kakak memikirkan apa yang Kak Jeffrey katakan waktu 2 minggu yang lalu?” Tanya Milk sambil menahan tawanya. Karena saat itu Bible jelas-jelas menolak ajakan Jeffrey. Bible mengatakan dirinya pintar dan jenius dan untuk apa dia harus kuliah seperti Milk, Jeffrey, dan Pawat. Pada dasarnya mereka kuliah karena hanya ingin seperti manusia pada umumnya.
“ Kapan kamu daftar?” Tanya Jeffrey
" Besok "
" Hmm bagus, lebih cepat lebih baik.” Pawat menimpali.
Suara dering ponsel terdengar, Dan ternyata itu ponsel milik Pawat. Pawat tersenyum lalu mengambil ponselnya yang terletak di atas meja kemudian berjalan pergi seraya langsung menempelkan ponsel itu di telinga. “ Ya hallo”
“ Sepertinya Pawat benar-benar mendekati Nanon atau jangan-jangan mereka sudah
jadian?” Tebak Milk.
“ I don’t know” Jeffrey mengangkat tangan dan bahunya secara bersamaan. “ Besok ke kampusnya bareng kita saja, pakai motor. Gimana?” tanya Jeffrey ke Bible.
" Oke... "
..
Bible sudah mendaftarkan dirinya 2 hari yang lalu. Hari ini tepat di hari rabu Bible akan mulai kelasnya.
𝘗𝘪𝘱𝘪𝘵..
Suara klakson motor dari depan rumah Bible. “ Jeffrey dan kedua adiknya sudah ada di depan” Suara ayah Ramos begitu kecang menyuarakan kedatangan Tryramos. Selang beberapa lama kemudian Bible turun dari tangga dan menghampiri sang ayah yang tengah duduk di sofa ruang tengah. “ Nah di mimum!!!” Ucapnya sambil menyerahkan ramuan yang sudah ia aduk sedari tadi. Bible pun menerima lalu meminumnya. “ Tidak sarapan?”