. . .𝗔𝘂𝘁𝗵𝗼𝗿𝗣𝗼𝘃
Suara gemercik hujan membuat Biu malas untuk berangkat ke kampus, sebenarnya dia masih mengantuk bahkan dirinya sebenarnya mau menghindari pertemuannya dengan dosen yang bernama Hendrik hari ini. Alasannya karena tugasnya belum siap ia kerjakan, walaupun begitu Biu sudah menyiapkan diri untuk mendengar sumpah serapah yang akan di keluarkan oleh sang dosen.
“ Kenapa sayang? Semangat dong.”
“ Hujan ini buat Biu mengantuk.” Katanya dengan nada manja.
𝙋𝙞𝙩𝙥𝙞𝙩𝙩𝙩𝙩𝙩𝙩𝙩
“ Nah itu Nanon dan Love udah di depan.” Kata mama dan hendak berdiri dari duduknya.
“ Mama duduk saja, jangan banyak gerak. Biu sendiri saja ke depan, mama baik-baik ya dirumah. Ummuuah.....” Setelah mencium pipi kiri dan kanan sang mama biu langsung berlari kecil keluar rumah menghampiri kedua sahabatnya.
. .
" Huiii ” Jeffrey merentangkan tangannya setelah mematikan motor. ____Biasa di pagi hari orang-orang masih ramai di parkiran. Di sinilah Bible dan sahabatnya, masih diam duduk di atas motor sambil bercengkrama ria.
“ Telat kenapa sih tadi malam? Kita Nungguin dari sore sampai jam 9 malam.” Biasa pawat sepertinya kesal karena membuatnya menunggu. Ini adalah salah satu hal yang Pawat benci, menunda waktu, telat, dan tidak menepati janji. “ Jeffrey nyanyi terus sampai kamu datang dia baru berhenti.”
“ Kenapa marah? Kan suara kak Jeffrey bagus.” Milk menyahut.
“ Bagus sih, tapi lagunya itu saja di ulang-ulang sampai sakit ini telinga.”
“ Hahaha, kenapa engga ngomong tadi malam. Beraninya baru sekarang.” Pawat hanya ber desis kesal, bukannya dia takut hanya saja tadi malam pawat tidak mood untuk bicara. Diam mungkin lebih baik pikirnya.
“ Achhh”
“ Biu!!!!” panggil love dan nanon secara bersamaan.
Bible dapat mendengar suara Biu yang menjerit kesakitan, dan suara sahabatnya memanggilnya panik. Bahkan orang-orang berlarian ke arah asal suara itu. Begitu juga Jeffrey, milk, dan pawat. Bible pun tidak kalah gerak cepat, Bible berlari ke arah orang yang mulai berkerumun tepat di mana jalan menuju masuk ke wilayah parkir.
“ Biu…” Jeffrey membungkukkan badannya. “ Ini parah .” Jeffrey menatap Biu dan luka di kaki secara bergantian. “ Ke UKS saja atau ke klinik dekat sini?”
“ UKS saja kak. Biu menjawab dan sesekali memejamkan matanya karena merasa sakit.
“ Hei....... Mobil saya lecet, kalau berdiri itu jangan di tengah-tengah gimana sih? Dasar pria lemah, gitu saja mau nangis. Ganti rugi jangan mencari simpatik ke orang-orang. sudah jelas kamu yang salah.” Pria yang baru keluar dari mobil memasang suara keras. Jeffrey yang mendengar itu kepancing emosi. Jeffrey menegakkan tubuhnya lalu menatap pria yang baru saja bicara keras.
“ Maksudnya anda apa?”
Milk dan Pawat mencoba memperingati Jeffrey untuk menahan emosinya. Sementara Biu menahan sakit di kakinya yang sudah banyak mengeluarkan darah. Melihat itu Bible merasa sedikit pusing dan sesekali menelan ludahnya.