Xavier Alexander seorang mahasiswa di kampus ternama yaitu Kampus Garuda, menjadi mahasiswa yang jarang masuk kelas namun segudang prestasi itu sudah melekat dengan dirinya. Menjabat sebagai ketua anggkatan di fakultasnya membuat nama Xavier semakin dikenal. Tak hanya itu Xavier dengan paras yang dapat dikatakan sempurna banyak memikat hati para kaum hawa, setiap hari Xavier mendapatkan banyak hadiah serta surat dari penggemarnya. Xavier juga seorang wakil dari sebuah geng motor yaitu Geng Space.******
Senin pagi Xavier terlambat bangun tidur karna malam sebelumnya ia pergi berkeliling Kota Bandung untuk menghilangkan rasa jenuhnya. Xavier lalu bergegas bangun dan dengan cepat mengambil handuk yang sudah disiapkan oleh Mbok Iyem, asisten rumah tangga yang sangat setia bekerja untuk keluarga Marco, ayah dari Xavier. Tak membutuhkan waktu lama Xavier telah menyelesaikan mandinya dan sudah berdiri didepan cermin fullbody yang berada disudut ruangan kamarnya. Kamar dengan nuansa hitam dan abu dan dihiasi poster-poster dari band My Bloody Valentine, band rock kesukaan Xavier. Xavier bergegas turun menuju meja makan dan menyambar sepotong roti dan meneguk susu coklat hangat hingga setengah gelas tak lupa Xavier berpamitan dengan Mbok Iyem.
“Mbok, aku berangkat ke kampus dulu ya udah telat”, teriak Xavier sambil berlari. Mbok Iyem yang sudah biasa melihat Xavier hanya dapat menghela napas.
Xavier berlari menuju motor Yamaha R6 berwarna hitam yang terparkir manis digarasi, dengan cepat Xavier segara menaiki dan mengendarainya menuju kampus. Sesampainya diparkiran Xavier yang hendak memarkirkan motornya dibuat kesal oleh sebuah sepeda butut yang berada dilahan khususnya, dengan cepat Xavier menendang sepeda butut itu dan tersangkut di pohon perkarangan yang tak jauh dari tempat ia parkir. Dengan lihai Xavier memarkirkan motor kesayangannya dengan rapi, dan bergegas menuju ruang kelasnya yang kebetulan dihari itu Xavier matkul dengan dosen yang sangat killer. Kesialan Xavier tidak hanya itu, dosen yang sangat killer kali ini tidak berpihak padanya, Xavier terlambat 10 menit dan mengakibatkan dirinya harus menerima hukuman dengan membereskan tumpukkan buku yang berserakan di ruang perpustakan.
“Xavier cepat bereskan tumpukan buku yang ada di ruang perpustakaan, SEKARANGG” teriak dosen killer yaitu Bu Diana.
Xavier menghela napas dan segera pergi meninggalkan ruang kelas dan menuju ruang perpustakaan. Membuka pintu ruangan itu membuat Xavier terdiam, bagaimana bisa banyak buku yang berserakan seperti bukan sebuah ruang perpustakaan melainkan seperti gudang dan tak layak untuk dimasuki.
“Tempat apa ini, kotor dan berantakan sekali lebih cocok untuk tikus”, gerutu Xavier
Dan yang Xavier ketahui ruang perpustakaan ini sering kali dikunjungin oleh mahasiswa yang berada dikampusnya, namun kenapa bisa sehancur ini, Xavier yang frustasi mulai menggerutu dalam hatinya. Tak pakai lama Xavier segera mebereskannya dan tanpa sengaja ia melihat dipojok ruang perpustakaan ada seorang perempuan cantik yang sedang membaca buku dengan rasa penasaran Xavier segera menghampiri untuk memastikan apa itu manusia atau hantu. Xavier walaupun terlihat menyeramkan namun ia juga takut jika bertemu hantu. Dengan langkah lambat dan gugup Xavier akhirnya berdiri tempat disamping perempuan itu, dan memberanikan diri untuk menepuk bahu perempuan itu dan membuat perempuan itu terkejut.
“Lo siapa? Kenapa bikin kaget gua?”,tanya perempuan itu.
“Sorry, gua pikir lo hantu” jawab Xavier dengan tenang karna ternyata perempuan itu adalah manusia.
“APAAA GUA HANTU, MANA ADA HANTU SECANTIK INI”, teriak perempuan ini karna Xavier sudah berjalan menjauhinya.
Xavier segera pergi untuk melanjutkan hukumannya. Setelah 2jam berlalu akhirnya Xavier telah menyelesaikan hukumannya, ia segera ingin pergi menuju kantin untuk membeli beberapa makanan dan minuman. Namun tak sengaja Xavier mendengar suara barang jatuh disalah satu lorong buku, dengan langkah cepat Xavier segera menghampiri asal bunyi dari suara itu.
“Lo ngapain berantakin bukunya lagi?”,tanya Xavier dengan ketus kepada perempuan itu.
“Gua cuma mau ambil buku itu tapi ga sampai”,jawab perempuan itu dengan menujuk buku yang berada di bagian atas rak.
Tanpa pikir Panjang Xavier dengan cepat mengambil buku yang perempuan itu inginkan.
“Nih, beresin lagi kalo udah”, ucap Xavier tanpa menunggu jawaban dari perempuan itu.****
Xavier sudah berada dikantin fakultasnya dan sedang berbincang dengan teman-temannya. Bima, Evo, Daniel teman saat SMA nya dulu dan mereka juga bergabung dalam geng Space. Xavier dengan perut yang sudah bunyi karna menahan lapar, segera memerinthkan Bima untuk memesankan semangkuk mie ayam dan segelas es teh manis.
“Bim, pesenin gua mie ayam sama es teh”, perintah Xavier
“Kapan? Dimana? Mana uangnya?”, tanya Bima yang membuat cacing diperut Xavier naik pitam.
“BURUAN SEKARANGGG, PAKE DUIT LO”, teriak Xavier karna sudah kesal menahan lapar dan ditambah Bima dengan pertanyaan bodohnya itu.
Dengan cepat Bima segera menuju tempat penjual mie ayam dan memesan sesuai yang Xavier inginkan. Tak butuh waktu lama Bima sudah kembali berjalan dengan membawa nampan berisikan semangkuk mie ayam dan segelas es teh manis pesanan Xavier.
Xavier dapat dikatakan memiliki privilege di Kawasan kampus maupun di geng space, karna apa yang diperintahkan Xavier tidak ada yang dapat membantah oleh siapapun terkecuali Jevan, rival yang selalu ingin bersaing dengan Xavier. Namun Xavier tak pernah merasa untuk bersaing dengan temannya.