Entah dunia yang memanglah sempit atau situasi yang selalu saja menjerat keduanya pada titik temu. Jungkook menghembuskan nafas entah keberapa kalinya. Udara dingin terudara dari mulutnya, bak asap rokok yang ia siulkan untuk menabrak ratusan udara di atas sana.
Terkadang. Jungkook tidak mengerti dengan kepribadian wanita yang dikenalnya dengan nama Zea itu. Wanita itu bahkan kini terdiam membisu. Tidaklah seperti dimana pertemuan pertama keduanya. Yang Jungkook perhatikan, Zea yang sekarang adalah seorang Zea yang sama sekali tidak memiliki semangat untuk hanya sekedar mengais udara untuk tetap hidup. Wanita itu terduduk layu sembari mengamati hamparan gedung-gedung menjulang tinggi di hadapannya.
Keduanya berada di atap rumah sakit. Sengaja, pria bermarga Jeon itu menariknya ke sana untuk sekedar mengajak Zea berbincang, sekaligus agar penyamaran pria itu sendiri tidaklah diketahui oleh fansnya. Kembali lagi soal Zea. Alih-alih mengajaknya berbincang. Situasi ini terlihat cukup canggung saat Jungkook sendiri sadar, kendati membaw Zea kemari adalah sebuah kesalahan. Benar kesalahan, sebab jangankan mengajaknya berbincang-bincang jika saat Jungkook memanggilnya saja, Zea justru terasa tuli.
"Kau mau apa membawaku kemari?"
Jungkook tidak salah dengar?
Zea membuka suaranya?
"Bagaimana kabarmu?" Tanya Jungkook yang entah mengapa membuat Zea tersenyum miris.
"Bukan itu pertanyaanku."
"Dan bukan itu juga pertanyaanku." Jawab Jungkook yang sengaja menirukan apa yang Zea katakan.
"Aku tidak punya tenaga untuk berdebat denganmu."
Jungkook menyilangkan tangannya. Lelaki itu tampak terdiam sejenak sembari mengamati Zea dengan padangan yang tidak disukai oleh wanita itu.
"Kau pasien disini? Kau sakit?" Tanya Jungkook yang mulai menyadari bahwa wanita yang berada dihadapannya kini tengah mengenakan pakaian rumah sakit.
"Seharusnya kau menyadari itu sejak tadi."
Jungkook terkekeh. Lihatlah Zea ini. Katanya tak memiliki tenaga. Tapi saat sakit saja, wanita itu bahkan bisa sejudes itu.
"Kau ini sedang sakit. Tapi masih punya tenaga untuk mengomel rupanya."
Zea merengut. Apa katanya tadi?
"Aku tidak mengomel." Elaknya tak terima dengan apa yang dibilang oleh Jungkook barusan.
"Dasar pembual."
"Apa katamu?!!"
Jungkook tertawa lepas. Entah mengapa saat ia menggoda Zea dan membuat wanita itu marah. Nyatanya Jungkook sendiri puas dengan apa yang dilakukannya. Ekspresi Zea yang menatapnya dengan raut garang yang bagi Jungkook sendiri itu lucu. Disisi lain Zea, si yang paling mudah tersulut oleh api yang Jungkook ciptakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
EGLANTINE
Fiksi PenggemarKata orang tentang perihal rumah. Presensi tersebut tak selalu berbentuk bangunan. Sebab presensi itu terbentuk bukan hanya dari sanak orang terdekat. Rumah yang dimiliki oleh Zea sebelum itu telah hancur. Namun, ada sosok asing yang justru menerob...