J-Lima belas

45.6K 4.1K 560
                                    

Follow dulu akun wp, karena sebagian part akan di private acak

Happy reading

Tandai typo kalau ada

=====

"Kok malah ke mall?" Bingung Leya saat mobil Jeff berbelok ke salah satu mall terbesar di ibu kota.

"Nanti malam ada acara makan malam, kau harus datang bersama saya. Kita akan memilih pakaian untuk nanti malam," ujar Jeff.

Leya terdiam, sejujurnya hari ini ia sangat lelah. Gadis itu ingin beristirahat, tetapi Jeff malah membawanya ke mall untuk persiapan acara makan malam. Dimana acara tersebut belum pernah Leya datangi, gadis itu tidak tahu akan bersikap seperti apa nanti.

"Kau hanya memilih warna, karena saya sudah memesan beberapa contoh pakaian yang sesuai ukuran tubuhmu," kata Jeff saat mereka sampai di basemen mall.

"Oke," suara Leya terdengar lemah, Jeff langsung menatap gadis itu.

"Apa kau sedang sakit?" Tangan Jeff menyentuh dahi Leya untuk memastikan.

"Hanya sedikit kelelahan," nafas Leya semakin memberat.

Gadis itu tidak memiliki daya tubuh yang kuat. Jadi kalau ia terlalu lelah, maka ia akan jatuh sakit. Seperti saat ini, tubuhnya mulai demam.

"Saya akan mengabari keluarga saya kalau kau tidak bisa datang ke acara nanti, kita kembali pulang."

Leya tidak mendengarnya dengan jelas, karena kesadaran gadis itu sudah berada diambang batasnya. Jeff langsung menoleh kesamping, saat mendengar benturan pada kaca.

"Leya? Calleya!" Jeff menepuk pipi Leya, namun gadis itu tak sadarkan diri.

"Astaga, kau benar-benar sangat menyusahkan. Begini saja sudah pingsan," Jeff kembali menjalankan mobilnya, ia akan pulang dan memanggil dokter untuk memeriksa keadaan Leya.

Sesekali Jeff melirik kearah Leya, takut kepala gadis itu terbentur. Kalau Leya tambah sakit, maka pekerjaannya semakin bertambah. Selama ada Leya yang menjadi asisten pribadinya, Jeff merasakan semua pekerjaannya menjadi mudah. Kehadiran Leya sedikit membantunya dalam masalah pekerjaan, meskipun makan gadis itu sangat banyak.

Perjalanan terasa lama, karena Jeff mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Leya terlihat semakin pucat, satu tangan Jeff mencoba menyentuh pipi gadis itu. Ternyata suhu tubuh Leya semakin panas, Jeff menambah kecepatan mobilnya. Tujuannya kali ini langsung ke rumah sakit, karena Leya harus segera ditangani.

Mobil hitam itu sampai di rumah sakit, Jeff bergegas keluar dari mobilnya. Ia menggendong Leya untuk dibawa ke dalam, menunggu perawat akan memakan waktu. Kakinya berjalan dengan cepat memasuki rumah sakit, kebetulan ada dokter yang biasa Jeff panggil.

"Ada apa dengan kekasihmu?" Tanya sang dokter.

"Sepertinya demam," jawab Jeff dengan menaruh Leya diatas brankar.

"Keluarlah, biar kami yang menanganinya!" Jeff melirik kearah Leya yang semakin pucat.

"Sembuhkan dia, jangan sampai dia terluka parah," pesan Jeff sebelum keluar dari ruangan tersebut.

Jeff || The Devil Second Lead (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang