04. Terjebak

461 58 2
                                    

"Berlutut."

"Huh?"

"Aku tidak suka mengulangi perkataan ku, Watanabe. Berlutut."

Srak!

Demi gadis pujaannya itu bebas, Haruto rela berlutut di hadapan orang yang tak di kenal. Danielle yang melihat itu hanya bisa menangis dengan mulut yang di sumpal kain oleh anak buah pria itu, jika dia berteriak meminta tolong ke orang lain itu sama saja mencari mati dengan orang itu.

Pun itu percuma saja, sekarang mereka berada hutan yang jauh dari permukiman warga.

"Lepaskan pistol itu dari tangan mu"

Tak menjawab, Haruto langsung melempar pistol dengan jenis Desert Eagle yang berada di genggamannya itu. Semua tindakan pemuda Watanabe itu tak lepas dari pandangan dia. Membuat pria itu menyunggingkan senyuman tipisnya.

Apa kau tahu kenapa bisa seperti ini? Akan aku ceritakan. Haruto mengikuti Danielle yang di bawa oleh sekumpulan pria karena Haruto tahu kalau Danielle akan di kirim ke Thailand hari ini juga, sialnya salah satu anak buah dari pria itu menyadari jika ada yang mengikuti mereka dan beberapa dari bodyguard itu segera menangkap Haruto untuk di pertanyakan apa tujuan dia mengikuti mereka.

"Apa mau mu, pria manis?" Tanya sang bos yang membuat Haruto menatap tajam ke dia.

"Lepaskan dia, apa kalian tidak kasihan dengan gadis yang tak ada salah di bawa ke tempat asing?"

Dia terkekeh mendengar perkataan Haruto, kemudian tersenyum tipis sambil menghidupkan rokok menggunakan pemantik di antara jari telunjuk dan tengah nya.

"Kita sama saja, Watanabe. Kau mencari kemudian menculik target apabila target itu di temukan, aku hanya membawa target yang sudah di tangkap dan di jual oleh orang lain."

Damn! Haruto di buat terbungkam olehnya.

"Kita langsung ke inti nya saja, jika kau ingin gadis ini bebas, kau harus menjadi budak ku"

Haruto hampir mengumpat saat mendengar ujaran dia.

"Aku tidak mau, apa tidak ada yang lain?"

"Tidak. Jika tidak ada jawaban dari mu maka nyawa gadis ini akan melayang"

Sial, Haruto bersumpah akan menandai dan mencari identitas pria itu untuk di masukan ke dalam list orang yang paling ia benci.

Melihat Haruto yang bimbang, pria itu mengambil pistol yang ada di dalam saku jas dan mengarahkan ke arah Danielle.

DOR!

"AWH" Pekik Danielle terduduk saat kaki kiri nya di tembak oleh pria itu.

"Danielle!" Haruto langsung berlari ke arah gadis itu, namun sayangnya di tahan oleh anak buah dari dia.

"Watanabe, kalau kau ingin gadis ini tetap hidup, maka setujui lah permintaan ku tadi"

"Fine! Aku mau jadi budak mu, tapi aku mohon lepaskan dia. Dia tak ada salah apa apa" Final Haruto menatap Danielle dengan perasaan bersalahnya. Harusnya dia tidak menuruti perintah Kevin waktu itu yang menyuruh ia untuk menculik Dani.

Kaki kiri Danielle terus mengeluarkan darah dengan deras, membuat Haruto semakin khawatir yang melihatnya.

Seolah mengetahui isi pikiran pemuda Watanabe itu, dia langsung menyuruh bodyguard untuk membawa Danielle ke pelayanan kesehatan terdekat agar bisa mendapatkan pertolongan pertama.

"Baik Tuan Justin." Dua bodyguard berjalan mendekati Danielle kemudian di angkat nya tubuh itu dan membawanya ke mobil Justin yang satu lagi.

"Dan kalian berdua, borgol dan bawa Haruto ke mobil ku." Perintah Justin yang langsung di laksanakan oleh anak buahnya.


































Hanya hening di antara mereka, Haruto yang sibuk memandangi pohon pohon di jendela mobil sedangkan Justin di sebelah sibuk dengan tab yang ada di tangannya.

"Tuan, pemudi itu sudah di beri pertolongan pertama dan sekarang dia sedang beristirahat." Kata salah satu anak buah yang duduk di kursi depan mobil, menoleh kebelakang.

Justin yang duduk di kursi belakang hanya berdeham, dan berkata "setelah pulih bawa dia ke tempat biasa."
Yang langsung di angguki oleh anak buahnya.

Menyadari jika sosok yang di sebelahnya ini hanya diam saja, Justin pun mengalihkan pandangannya ke Haruto dengan tatapan kosongnya ke luar jendela mobil.

Ia pun menaruh tab yang ada di tangannya, kemudian di elus nya pipi gembil itu yang langsung mendapat tatapan bingung dari mata bulat itu.

Semakin memperpendek jarak di antaranya, dan pinggang Haruto yang di rangkul sembari mengelus pinggang itu lembut.


"Kau sosok yang aku damba sedari dulu, dan sialnya kau pernah menghilang dari kehidupan ku. Sekarang tak akan ku biarkan kau pergi kemanapun."







---
TBC

Pendek dulu buat chapter ini, untuk kedepannya aku usahain buat lebih panjang lagi.

Sorry banget kalau penulisan aku kurang rapi, aku masih pemula dan sebisa mungkin aku perbaiki tulisan aku. Dan kalau ada yang janggal di chapter ini, tolong tegur aku biar aku revisi segera.

Terimakasih yang sudah mau membaca book ini, Hera menghilang dulu, dadah!

DustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang